23 Januari 2025

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Bergelar Sarjana paling Banyak Menjadi Pengangguran di Provinsi Jambi

JAMBIDAILY EKONOMI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi (Selasa, 05/05/2020) melalui siaran persnya secara virtual membeberkan rilis terkait Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Februari 2020 dan disampaikan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk lulusan Universitas paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 8,51 persen.

Dalam keterangannya, Jumlah angkatan kerja di Jambi Februari 2020 sebanyak 1,820 ribu orang, bertambah 34,9 ribu orang dibanding Februari 2019. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 67,56 persen atau berkurang 0,08 poin.

Dalam setahun terakhir, secara absolut pengangguran bertambah sekitar 15,56 ribu orang, akan tetapi kenaikan pengangguran lebih rendah dibandingkan kenaikan jumlah penduduk yang bekerja sehingga angka TPT naik sebesar 0,79 persen poin menjadi  4,41 persen pada Februari 2020, dibandingkan dengan Februari 2019. TPT tertinggi terdapat pada penduduk dengan pendidikan tamatan Universitas, yaitu sebesar 8,51 persen.

“Penduduk bekerja sebanyak 1,74 juta orang, jika dilihat dari lapangan pekerjaan utama, lapangan usaha yang mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja terjadi di Industri pengolahan (0,19 persen poin), penyediaan akomodasi (0,49 persen poin), pertanian (0,07 persen poin) dan  Perdagangan (0,03 persen poin) dibanding Februari 2019. Sebanyak 980,14 ribu orang (56,33 persen) penduduk bekerja pada kegiatan informal. Selama setahun terakhir, pekerja informal turun sebesar 1,26 persen poin dibanding Februari 2019,” Jelas Terang Drs. Wahyudin, MM Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi.

Persentase tertinggi penduduk yang bekerja pada Februari 2020 adalah pekerja penuh (jam kerja minimal 35 jam per minggu) sebesar 62,04 persen. Penduduk  yang  bekerja  dengan  jam  kerja  1–7 jam memiliki persentase yang paling kecil, yaitu sebesar 2,20 persen. Sementara itu, pekerja tidak penuh terbagi menjadi dua, yaitu pekerja paruh waktu (30,35 persen) dan pekerja setengah penganggur (7,61 persen).

Angkatan Kerja dan Penduduk Bekerja dan Pengangguran   
Angkatan kerja mencerminkan jumlah penduduk yang secara aktual siap memberikan kontribusi terhadap produksi barang dan jasa di suatu wilayah/negara. Jumlah angkatan kerja di Jambi pada Februari 2020 sebanyak 1,820 ribu orang, bertambah sebanyak 34,916 ribu orang dibanding Februari 2019. Komponen pembentuk Angkatan Kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran. Penduduk yang bekerja pada Februari 2020 sebanyak 1,74 juta orang, bertambah sebanyak 19,355 ribu orang dibanding setahun yang lalu. Sementara itu, jumlah pengangguran sebanyak 80,237 ribu orang, mengalami kenaikan sekitar 15,56 ribu orang dibanding setahun yang lalu.

Berbeda dengan naiknya jumlah Angkatan Kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) justru mengalami penurunan. TPAK pada Februari 2020 tercatat sebesar 67,56 persen, turun 0,08 persen poin dibanding setahun yang lalu. Penurunan TPAK memberikan indikasi adanya penurunan potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply), salah satunya sebagai akibat perpindahan aktifitas dari angkatan kerja menjadi bukan angkatan kerja.

Berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan TPAK antara laki-laki dan perempuan. Pada Februari 2020, TPAK laki-laki sebesar 84,83 persen sementara TPAK perempuan hanya 49,54 persen. Namun demikian, dibanding kondisi setahun yang lalu TPAK laki-laki mengalami kenaikan 2,57 persen poin dan TPAK perempuan mengalami penurunan 2,83 persen poin.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. TPT pada Februari 2019 sebesar 3,62 persen naik menjadi 4,41 persen pada Februari 2020. Hal ini berarti dari 1000 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 44 orang penganggur.

Dilihat dari tempat tinggalnya, TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding TPT di perdesaan. Pada Februari 2020, TPT di perkotaan sebesar 5,87 persen, sedangkan TPT di perdesaan hanya 3,71 persen. Dibandingkan setahun yang lalu, kondisi tingkat pengangguran di perkotaan naik sebesar 2,02 persen poin sedangkan di perdesaan naik sebesar 0,19 persen poin.

“Dilihat dari tingkat pendidikan pada Februari 2020, TPT untuk lulusan Universitas paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 8,51 persen. Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang berlebih terutama pada tingkat pendidikan Universitas. TPT tertinggi berikutnya terdapat pada tamatan SMA Umum sebesar 7,17 persen. Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, dapat dilihat dari TPT SD ke bawah paling kecil diantara semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 1,26 persen. Dibandingkan kondisi setahun yang lalu, jenjang pendidikan yang mengalami peningkatan angka TPT yaitu jenjang Universitas, SMA Umum, SMK dan SMP sedangkan jenjang pendidikan SD dan Diploma mengalami penurunan,” Terang Drs. Wahyudin, MM Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi.

Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama 
Jumlah penduduk yang bekerja pada tiap sektor/lapangan usaha menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam penyerapan tenaga kerja. Struktur penduduk bekerja menurut lapangan usaha pada Februari 2020, penduduk Jambi paling banyak bekerja masih di lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yaitu sebanyak 807 ribu orang (46,4 persen), disusul Perdagangan Besar dan Eceran; Industri Pengolahan, Administrasi Pemerintah, dan Jasa Pendidikan masing-masing sebanyak 281 ribu orang (16,16 persen), 95 ribu orang (5,44 persen), dan masing-masing 93 ribu orang (5,34 persen) (Gambar 2 dan Lampiran 1).

Dilihat berdasar tren sektoral, hampir tidak ada lapangan pekerjaan yang konsisten naik atau turun kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja. Kontribusi penyerapan tenaga kerja bergerak fluktuatif antar tahunnya. Selama Februari 2019 – Februari 2020, lapangan usaha yang mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja terjadi pada Industri pengolahan (0,19 persen poin), Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (0,49 persen poin) dan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (0,07 persen poin). Sementara tenaga kerja pada lapangan usaha Jasa Pendidikan, Konstruksi, Pertambangan dan Penggalian, Transportasi dan Pergudangan meningkat masing-masing sebesar 0,49 persen poin, 0,53 persen, dan 0,14 persen poin dan 0.08 poin.

Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama 
Dari seluruh penduduk bekerja pada Februari 2020, status pekerjaan utama yang masih didominasi yang tenaga kerja sebagai buruh/Karyawan/Pegawai (38,8 persen) cenderung meningkat dibandingkan kondisi satu tahun terakhir. Diikuti status berusaha sendiri (21,95 persen), pekerja keluarga/tidak dibayar (12,91 persen) dan berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar (12,70 persen). Sementara penduduk yang bekerja dengan status pekerja bebas di non pertanian memiliki persentase yang paling kecil yaitu sebesar 2,61 persen.

Dalam setahun terakhir (Februari 2019 – Februari 2020), persentase penduduk bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai meningkat dari 37,52 persen menjadi 38,8 persen. Peningkatan juga terjadi pada status pekerja pekerja bebas di pertanian, yaitu sebesar 0,64 persen poin.

Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Pekerja formal mencakup status berusaha dengan dibantu buruh tetap/dibayar dan pekerja dengan status buruh/karyawan/pegawai, selebihnya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Februari 2020 sebanyak 759 ribu orang (43,67 persen) penduduk bekerja pada kegiatan formal dan sebanyak 980 ribu orang (56,33 persen) bekerja pada kegiatan informal. Persentase pekerja informal mengalami penurunan dibanding kondisi Februari 2019.

Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan  
Penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2020 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah yaitu SMP ke bawah sebanyak 1,007 ribu orang (57,93 persen) dan jika dilihat dari trennya cenderung terus turun. Sedangkan penduduk bekerja berpendidikan menengah (SMA sederajat) sebanyak 510,67 ribu orang (29,35 persen). Untuk pekerja berpendidikan tinggi kondisinya cenderung meningkat jika dibandingkan satu tahun yang lalu.

Dalam setahun terakhir, persentase penduduk bekerja berpendidikan rendah mengalami kenaikan dari 57,13 persen pada Februari 2019 menjadi 57,93 persen pada Februari 2020. Demikian juga persentase penduduk bekerja berpendidiian tinggi, mengalami kenaikan sebesar 0.5 persen poin, sedangkan persentase penduduk bekerja berpendidikan menengah mengelami penurunan sebesar 1.3 persen poin.

Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja 
Dilihat  dari  proporsi  penduduk  bekerja menurut jam kerja, persentase tertinggi pada Februari 2020 adalah pekerja penuh (jam kerja minimal 35 jam per minggu) sebesar 62,04 persen. Sementara penduduk yang bekerja dengan jam kerja 1–7 jam memiliki persentase yang paling kecil, yaitu sebesar 2,2 persen. Pekerja tidak penuh terbagi menjadi dua, yaitu pekerja paruh waktu (30,35 persen) dan pekerja setengah penganggur (7,61 persen). Dalam setahun terakhir, persentase setengah penganggur turun sebesar.

 

Untuk Grafik dan Table dapat dilihat di tautan ini: Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi  Februari 2020 
 

 

(Hendry Noesae)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

+ 6 = 14