20 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Google dan Apple Punya Sistem Baru, Bisa Deteksi Covid-19 Tanpa Unduh Aplikasi

2 min read

JAMBIDAILY KESEHATAN – Google dan Apple mengumumkan sistem baru yang akan memungkinkan otoritas kesehatan menggunakan ponsel cerdas untuk membantu pelacakan kontak tanpa harus mengunduh aplikasi.

Dikutip dari Reuters, Rabu, sistem baru yang dinamai Exposure Notifications Express itu akan memungkinkan otoritas kesehatan untuk mengirimkan file konfigurasi ke Apple dan Google.

Kedua perusahaan teknologi itu kemudian akan menggunakan file tersebut untuk mengatur sistem yang dapat dipilih oleh pemilik ponsel untuk menentukan apakah mereka berdekatan dengan seseorang yang dinyatakan positif COVID-19.

Untuk iPhone, versi baru dari sistem operasi iOS yang dirilis pada Selasa (1/9) akan memberi tahu pengguna apakah sistem pemberitahuan paparan tersedia dari otoritas kesehatan setempat, dan memungkinkan pengguna untuk mengaturnya tanpa mengunduh aplikasi baru.

Di perangkat Android, pengguna juga akan mendapatkan perintah dari sistem operasi ponsel, namun tetap harus mengunduh aplikasi yang dibuat secara otomatis.

Kedua perusahaan tersebut mengatakan sejumlah wilayah di Amerika Serikat, di antaranya Maryland, Nevada, Virginia dan Washington D.C., akan menjadi tempat pertama yang mendapatkan sistem baru tersebut.

Sistem baru tersebut juga bekerja bersama alat yang dirilis kedua perusahaan pada Mei lalu, yang memungkinkan otoritas kesehatan membuat aplikasi yang memungkinkan iPhone dan perangkat Android menggunakan sinyal Bluetooth untuk mendeteksi kedekatan dengan orang yang dinyatakan positif COVID-19.

Enam negara bagian AS dan sekitar 24 negara telah merilis aplikasi pemberitahuan paparan COVID-19 berdasarkan teknologi Apple-Google dalam beberapa pekan terakhir. Aplikasi tersebut kompatibel satu sama lain, memungkinkan pelacakan lintas batas.

Namun, efektivitas aplikasi pemberitahuan paparan dalam membantu memperlambat penyebaran virus corona tetap menjadi pertanyaan utama. Banyak negara tidak melacak data secara terperinci tentang penggunaan aplikasi demi kepentingan privasi pengguna.

 

(siberindo.co)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

37 − = 29