Panglima TNI: Pemimpin Yang Berkualitas Harus Mampu Beradaptasi Dalam Berbagai Kondisi
3 min readJAMBIDAILY CILANGKAP – Pendidikan pada level kepemimpinan diharapkan menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan berkarakter sebagai teladan, yang memiliki visi dan pandangan yang luas agar mampu beradaptasi dalam berbagai lingkungan dan kondisi dalam melaksanakan tugasnya. Kapan dan dimanapun pendidikan dilaksanakan bertujuan untuk menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter.
Demikian sambutan tertulis Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. yang dibacakan Kasum TNI Letjen TNI Joni Supriyanto dalam memberikan pembekalan akhir kepada peserta pendidikan Sespimti (Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi) Polri Dikreg ke-29 dan Sespimmen (Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah) Polri Dikreg (Pendidikan Reguler) ke-60 secara virtual, bertempat di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (13/10/2020).
Tema yang diusung dalam Pendidikan di Sespimti dan Sespimmen Polri tahun ini yaitu “Meningkatkan kemampuan manajerial dan kepemimpinan tingkat tinggi dan menengah yang profesional, berintegritas dan unggul, guna menjamin keamanan dan ketertiban dalam rangka mendukung pembangunan nasional”.
Panglima TNI mengatakan, ‘A leaders lead by example not by force.’ sesuai dengan prinsip kepemimpinan yang disampaikan Sun Tzu ribuan tahun yang lalu masih sangat relevan sampai saat ini. Begitu juga bahwa selalu ada risiko ketika seorang pimpinan mengambil inisiatif untuk menghadapi ketidakpastian seperti medan perang, yang disebut Clausewitz sebagai ‘the fog of war’.
“Inilah yang membedakan seorang pemimpin dengan pengikut. Anak buah berkewajiban mengikuti perintah, tapi pemimpin berkewajiban mengambil risiko, mengambil keputusan dan memberikan perintah yang tepat pada waktu yang tepat, walaupun dihadapkan dengan ketidakpastian,” ujarnya.
Panglima menegaskan bahwa dalam organisasi militer kewenangan komando menjadi dasar kepatuhan yang bersifat mutlak. Tapi yang tidak boleh dilupakan bahwa otoritas yang dimiliki pemimpin membawa tanggung jawab yang besar. Otoritas untuk mengambil keputusan dan memberikan perintah, yang memiliki risiko hilangnya nyawa bagi anak buah, disertai tanggung jawab bahwa apabila ada suatu kesalahan, maka pemimpin harus bertanggungjawab.
Kepada siswa Sespimti dan Sespimmen agar selalu siapkan diri untuk menjadi pemimpin yang kompeten untuk menerima tanggung jawab sebagai konsekuensi dari kewenangan yang diberikan, karena kepemimpinan adalah keseimbangan antara kewenangan dan tanggung jawab. “Pemimpin tidak berarti apa-apa tanpa ada anggota yang dipimpinnya. Kedekatan yang dimaksud bukan semata-mata secara fisik, tapi juga berarti keyakinan dua arah antara pemimpin dan yang dipimpin,” kata Panglima TNI.
Disamping itu, ada hal yang sangat mendasar yang perlu diaplikasikan di lapangan berupa keteladanan, inisiatif, tanggung jawab, dan kompetensi yang dimiliki seorang Perwira akan menimbulkan keyakinan pada bawahan bahwa mereka dipimpin untuk menuju kemenangan. Sebaliknya, Komandan yang betul-betul memahami bawahannya memiliki keyakinan bahwa mereka sudah dipersiapkan dengan sebaik mungkin dan akan memberikan yang terbaik di medan tugas.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa tidak ada pemimpin yang lahir begitu saja, ‘leaders are made not born’. Pemimpin strategis yang tidak menyiapkan dirinya dengan baik, akan menjadi sumber permasalahan untuk organisasi. “Siapkan diri kalian lahir dan bathin untuk menjadi pemimpin yang baik dengan mengenali diri sendiri secara jujur untuk menemukan kekurangan, dan kelebihan serta memanfaatkan setiap waktu dan kesempatan untuk selalu berlatih dan belajar,” jelasnya.
Di akhir pembekalannya, Panglima TNI kembali mengingatkan pentingnya sinergi TNI-Polri sebagai kunci dalam menjaga ketertiban dan keamanan nasional. Dalam amanat Undang-Undang sudah jelas, apa tugas pokok TNI dan Polri. Ada kata “melindungi” dalam rumusan tugas pokok TNI-Polri, melindungi segenap bangsa, melindungi dan mengayomi masyarakat. Itulah irisan tugas kita, yang harus kita laksanakan bersama.
“Tidak ada lagi dikotomi TNI-Polri, tidak ada lagi grey area, yang ada adalah wilayah sinergi antara TNI-Polri bersama komponen bangsa lainnya. Bila TNI-Polri bersatu dan bersinergi dari atas sampai bawah, Saya yakin masyarakat akan tenang, dan bagi yang berniat jahat akan berpikir seribu kali untuk membuat kekacauan,” pungkasnya. (Puspen TNI)