25 Desember 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Dukungan dari Keluarga dan Kerabat Ialah Obat Terampuh Lawan Covid-19

3 min read

Proses Swab wartawan di Jambi/Ist/Jambidaily.com

JAMBIDAILY PENDIDIKAN – Hingga kini obat penangkal covid-19 masih dalam proses uji klinis sebelum benar-benar dikatakan ampuh dan diberikan bagi pasien yang telah dinyatakan terpapar, namun dukungan moril dan doa menjadi obat terbaik bagi penyintas.

Di kota Jambi, sempat terdata 4 orang wartawan turut terkonfirmasi positif covid-19. Dan mereka tidak pernah mengetahui dari mana dan dari siapa kontak yang menyebabkan mereka mendapati hasil uji usap (swab) positif.

Pasien bernama Clifa beberapa waktu yang lalu setelah denyatakan sehat menyampaikan rasa syukurnya. Alhamdulillah sampai (rumah-red). Terima kasih yang tak terhingga dengan kawan-kawan semua yang sudah mau direpotkan sama clifa. Clifa dak bisa balas secara materil di dunia, namun clifa Mendoakan kepada kawan semua agar selalu diberikan kesehatan, panjang umur dan rezeki yang mengalir dari Allah SWT,” Ucapnya.

Selain Clifa, Juanda turut berbagi cerita pengalamannya sebagai penyintas covid-19 dan berada di rumah isolasi-Gedung Bapelkes di Kawasan Pijoan Kabupaten Muaro Jambi.

“Kami tidak mengetahui dapatnya dari mana, kami juga dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Tidak ada gejala, tidak ada perubahan apapun,” Ujar Juanda (Sabtu, 17/10/2020).

Clifa dan Juanda, dua wartawan yang turut merasakan berada di rumah isolasi, gedung yang dipersiapkan satuan gugus tugas percepatan penanganan covid-19 provinsi Jambi. Dia menjadi penyintas covid-19 yang kini telah kembali berkumpul bersama keluarga.

“Selama disana kami melaksanakan semua anjuran dari para dokter, melakukan aktivitas serta pola hidup sehat. Seperti senam pagi, berjemur, tidur teratur juga kami selalu dihibur lewat suara-suara musik agar tetap kami tetap berada dalam kondisi ceria dan bahagia disana,” Cerita Juanda.

Lalu asupan makanan bergizi serta suplemen peningkat stamina dipersiapkan selama di rumah isolasi sehingga terjaga “Saya dan dua teman lainnya yang satu tempat isolasi tergolong Orang Tanpa Gejala (OTG), kami saling menyemangati, kami saling memberi dukungan agar segera mendapati hasil swab negatif dan kembali kepada keluarga,” Uajrnya.

Dia tak menampik, ada tekanan secara psikologis ketika dinyatakan positif covid-19. Bukan perkara mudah, disamping harus bertarung dengan rasa takut dapat berimbas pada keluarga, juga adanya jarak yang akan tercipta dengan lingkungan.

“Tekanan psikologis sangat pasti setelah dinyatakan positif, saya berpikir keluarga akankah juga terpapar, saya berpikir istri dan anak di rumah. Belum lagi pikiran saya kalut, bagaimana jika keluarga saya mendapat perlakuan miring dari lingkungan. Takut saya mereka malah dikucilkan, dijauhi sekitar karena saya positif covid-19 dan sedang menjalani isolasi. Termasuk pikiran apakah ketika pulang rekan-rekan akan menjauhi saya,?” Tuturnya.

Tekanan demi tekanan itu mereka hadapi, mereka sempat merasakan apsrah atas kondisi tersebut. Tetapi dukungan moril menjadi penopang terbesar mereka bangkit, mereka ingin segera sembuh dan pulang.

“Tapi satu hal yang luar biasa, dukungan dari keluarga termasuk kerabat adalah obat yang paling ampuh, itulah obat terhebat. Rasa cemas mereda, rekan-rekan terutama satu profesi memberikun dukungan moril bahkan materi. Mendapati pesan-pesan singkat, telpon termasuk video call dari rekan melipatgandakan semangat saya, saya jadi merasa hidup berkali-kali, saya merasakan gairah yang hebat untuk segera sehat, untuk segera berjumpa keluarga dan rekan-rekan,” Tambahnya.

“Jika bicara takut, seharusnya saya yang khawatir bertemu rekan-rekan saya takut tertular kembali. Tapi menurut saya yang terpenting kita saling menjaga, jangan berpikir miring terhadap mereka yang telah menjadi penyintas covid-19. Kita harus bersama menghadapinya, dan untuk siapa saja yang saat ini sedang menjalani isolasi, yakinlah bahwa anda akan sehat. Bagi keluarganya ataupun kerabatnya, ingat dukungan moril itu bisa menjadi obat terampuh,” harapnya berpesan.

(Hendry Noesae)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

40 + = 47