SKK Migas Sumbagsel Produktif di Masa Pandemi, Menuju ‘Second Golden Era 1 Juta BOPD’
6 min readJAMBIDAILY EKONOMI – Di masa pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Perwakilan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagesel) tetap produktif dan terus beradaptasi demi tercapainya Menuju ‘Second Golden Era 1 Juta BOPD’ tahun 2030.
Salah satunya dengan tidak menunda agenda rutin tahunan Forum Operasi sebagai wadah sharing knowledge bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) namun juga memberikan informasi yang luas kepada masyarakat umum, menggelar Forum Operasi bertajuk ‘SKK Migas Sumbagsel Sosialisasikan Kegiatan Industri Hulu Migas di Era Kenormalan Baru Bagaimana Adaptasi dan Tantangannya’ secara virual (Selasa, 27/10/2020).
“Banyaknya tantangan yang dihadapi industri hulu Migas dalam memenuhi target angka produksi pada masa ini, selain masalah pandemi covid-19, ada hal lain yang menjadi tantangan industri hulu migas yaitu natural decline rate produksi, turunnya permintaan (demand), turunnya harga minyak serta isu terkait tenaga kerja yang perlu mendapat perhatian baik bagi pelaku industri hulu Migas ataupun para pemangku kepentingan, dan yang tidak kalah penting adalah faktor keamanan dalam keberlangsungan kegiatan usaha hulu Migas. Namun demikian ditengah tantangan tersebut kami, SKK Migas–KKKS akan terus beradaptasi dalam melakukan kegiatan eksplorasi dan juga eksploitasi, baik itu dengan kegiatan survei seismik, pemboran, kerja ulang dan perawatan sumur demi memenuhi komitmen dalam mencapai target angka produksi yang telah ditetapkan,” Beber Adiyanto Agus Handoyo, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel.
Adiyanto menuturkan 200 Peserta lebih dari berbagai latar belakang mulai dari pekerja SKK Migas, KKKS, Jajaran Kepolisian di Wilayah Sumsel dan Jambi, Media hingga Mahasiswa dari berbagai Universitas di Sumsel serta Jambi juga hadir dalam forum ini.
“Industri ini mencoba untuk beradaptasi dan tetap terus berjalan serta berkelanjutan di tengah kelaziman baru akibat pandemi Covid-19 dan mencoba mengantisipasi berbagai kendala yang muncul ke depannya sebagai upaya untuk mencapai target second golden era 1 juta BOPD di tahun 2030,” Tambah Adiyanto.
Disisi lain Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Arizon Suardin dalam paparan materinya menerangkan bahwa selama adanya pandemi tidak dapat dipungkiri memang industri hulu migas sangat merasakan dampaknya. Namun tidak menutup langkah bagi SKK Migas dan KKKS untuk tetap melakukan berbagai kegiatan.
“Hal ini dibuktikan dengan berjalannya beberapa kegiatan besar yang dilakukan KKKS salah satunya ialah Survei seismik 2D terpanjang se-Asia Pasifik oleh SKK Migas bersama KKKS PHE Jambi Merang. Ini merupakan bentuk komitmen yang membanggakan sekalipun ditengah pandemi namun survei seismik yang mencakup 35 cekungan ini dapat diselesaikan kurang dari satu tahun pengerjaan,” ujar Jaffee.
Menurutnya dalam kegiatan hulu migas, SKK Migas dan KKKS berupaya meningkatkan produksi migas dengan cara selalu bertransformasi secara perlahan terkhusus dalam upaya mencapai target di tahun 2030 mendatang. Ibarat dianalogikan penggambaran transformasi ini sama halnya bagaimana seekor ulat akhirnya dapat menjadi kupu-kupu yang Indah.
“Begitulah proses, dari study g&g, survei yang dilakukan, proses pengeboran sumur hingga hasil produksi yang didapatkan nantinya diharapkan mampu mencapai apa yang menjadi target didepan mata. Perlahan, namun proses transformasi itu berlangsung dan berjalan dengan pasti,” imbuhnya.
Lalu, ia menambahkan bahwa dalam peningkatan produksi migas ini juga ada empat strategi utama yang dijalankan SKK Migas yakni Maintaining Existing, transformasi Reserve to Production, Enhanced Oil Recovery (EOR) dan Eksplorasi yang massive.
Forum ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pelaku industri hulu Migas, pemangku kepentingan dan akademisi serta semua peserta forum terkait bagaimana kegiatan yang berjalan di dunia Hulu Migas, juga dituntut untuk beradaptasi dengan pandemi covid-19 sehingga dapat mencapai target yang sudah ditetapkan Pemerintah Road to 1 M BOPD by 2030.
Contohnya Seleraya Merangin Dua, sebagai salah satu KKKS yang menjaga komitmen untuk terus melakukan aktivitas hulu migas, terus produktif demi menjaga ketahanan energi nasional.
“Dalam melaksanakan survei seismik 3D & 2D di masa new normal yang penuh tantangan, Seleraya Merangin Dua akan sangat menjaga komitmen dalam melaksanakan pekerjaan eksplorasi di tengah masa pandemi ini dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat sebagai bentuk usaha pencegahan penyebaran covid-19. Seperti yang kita ketahui bersama pekerjaan survei seismik ini membutuhkan banyak personil bahkan bisa mencapai ratusan orang. Seleraya Merangin Dua dalam pelaksaan pekerjaannya aktif berkoordinasi dengan Satgas Covid-19, Pemda setempat dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan seismik dan aktif mensosialisasikan protokol covid-19 selama kegiatan,” Jelas Denny Sukmaputra, HSE Superintendent KKKS Seleraya Merangin Dua.
Dia dalam pemaparannya mengatakan, hal itu bertujuan agar tidak muncul cluster baru dari aktivitas yang dilakukan. Dengan harapan tetap berjalan dengan baik, mendapat data dengan kualitas yang bagus, keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja tetap terjaga dengan baik pula.
Disisi pengamanan, Kapolda Sumatera Selatan diwakili Direktur Pamobvit Polda Sumsel, Kombes. Pol. Mirzal Alwi S.Ik berbicara mengenai ‘Strategi Pengamanan Objek Vital Nasional (Obvitnas) Pada Masa Pandemi’ ada beberapa permasalahan yang dihadapi selama masa pandemi seperti belum adanya Standar Operasional (SOP) terpadu, belum optimalnya koordinasi dan komunikasi antara pengelola obvitnas dengan Polri, pemutusan hubungan kerja dan banyak faktor lainnya
“Kami rasa ditengah banyaknya tantangan yang kita hadapi saat ini, langkah strategis yang perlu diterapkan adalah meningkatkan kerja sama dan koordinasi yang baik antar stakeholder mulai dari Polri, ormas, perusahaan, pemerintah daerah dan juga perlu ditingkatkannya lagi terkait security awareness” ujar Mirzal.
Ia juga menyampaikan bahwa meningkatnya gangguan keamanan di wilayah objek vital nasional ini, terutama untuk kasus pencurian migas, dipicu oleh beberapa hal antara lain adanya hubungan yang terjalin kurang selaras antar berbagai pihak sehingga perlu adanya usaha kembali dari semua lini untuk menyelaraskan hal ini sehingga pemahaman terkait pentingnya menjaga objek vital nasional ini dapat dipahami bersama.
Sosialisasi ini, tindakan nyata yang sejalan dengan Kebijakan Sistem Manajemen Mutu SKK Migas:
- Manajemen SKK Migas berkomitmen untuk memberikan kepemimpinan yang berkualitas dan kredibel dengan mengedepankan tanggung jawab dan profesionalisme sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- SKK Migas mengutamakan peningkatan terhadap mutu pengendalian secara berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- SKK Migas menerapkan pengelolaan risiko di setiap proses untuk menjamin pencapaian komitmen dan sasaran organisasi.
- SKK Migas berkomitmen untuk menerapkan, memelihara, mendokumentasikan, dan melaksanakan kajian dan peningkatan yang berkelanjutan dari SMM pada semua tingkatan organisasi untuk mencapai keunggulan mutu.
- SKK Migas berkomitmen untuk menjamin kemampuan, kecakapan, dan profesionalisme pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya dengan menyediakan pelatihan, kerja praktek, dan pendidikan yang sesuai.
- SKK Migas beranggapan bahwa Pegawai adalah salah satu kekayaan penting. Kerja sama dan inisiatif sangat diharapkan dan dianjurkan. Evaluasi dari masing-masing pegawai harus didasarkan pada nilai kepatutan dan professional judgement yang bebas dari konflik kepentingan.
(Hendry Noesae)