Bumi Sakti Alam Kerinci, “Sang Bidadari” Negeri Jambi
3 min readJAMBIDAILY WISATA-Hamparan kebun teh Kayu Aro seluas 2500 ha dan terletak di ketinggian 1600 meter dpl menghijau berlatar belakang gunung tertinggi di Sumatera, Gunung Kerinci, itulah mungkin salah salah satu lekuk indah menggambarkan Kabupaten Kerinci sebagai “Sang Bidadari” Negeri Jambi.
Siapapun akan terpanah, betapa negeri yang dikenal Bumi Sakti Alam Kerinci itu Bak Bidadari yang menyimpan segala pesona, menanti sentuhan sang “Raja”, sang Raja yang mengerti akan keindahan, kasih sayang dan menjaga sang Bidadari.
Ah…Bidadari Negeri Jambi….Kau membawa kenangan indah saat beberapa kali langkah jambiaily.com sempat menelusuri lekuk indahmu disebalik sinar mentari sore akan tenggelam dan bersembunyi dibalik gunung tertinggi di Sumatera 3.805 m (12.48 ft).
Kurasakan “Gairah” gembiramu, saat melihat jejak kaki menarikan tarian massal Rentak Kudo yang menghentak jiwa, yang selalu kau hadirkan pada setiap perhelatan budaya dari daerah hamparan rawang sejak 1970 hingga saat ini terus terpelihara.
Tak berlebihan ketika salah satu sahabat penulis, Edy Syahputra SH, yang berkesempatan mengunjungi tanah bidadari itu, memuji dan mengklaim “Jambi itu Kerinci.”
“Kerinci itu bidadari yang cantik dan penuh pesona untuk selalu “disentuh”,ungkap pria paru baya yang malang melintang didunia kepariwisataan nasional itu, mengungkapkan kekagumanya pada salah satu wilayah Kabupaten dalam Provinsi Jambi dengan luasan wilayah 3.355,27 km2 itu.
Kupercaya, akan banyak “Edi-edi” lain dari nusantara dan mancanegara yang mendengar ketenaran, keindahan dan pesonamu, ingin menatapmu (mengunjungi-red). Banyak cerita tentangmu dan keinginan untuk mengetahui siapa dikau “Hai Bidadari Dari Negeri Jambi”.
Dari penelusuran jambidaily.com, sebagaimana dikutif dari laman id.wikipedia.org, menyebutkan, Berdasarkan Catatan China menyebut ada sebuah negeri yang bernama Koying yang berdiri di Abad 2 SM terletak disebuah dataran tinggi dan memiliki Gunung api.
Beberapa Ahli berpendapat bahwa Koying identik dengan dataran tinggi Kerinci. Abad 14 M, Kerajaan Dharmasraya mulai menetapkan undang-undang kepada para Kepala suku atau luhah disetiap dusun di Selunjur bhumi Kurinci, Kepala suku tersebut disebut sebagai Depati sebagaimana yang tercantum dalam kitab Undang-undang Tanjung Tanah.
Seiring waktu dan peradaban akhirnya keindahanmu berada dalam pelukan Provinsi Jambi sebagai salah satu Kabupaten, Kabupaten Kerinci, ditetapkan sebagai Kabupaten sejak awal berdirinya Provinsi Jambi dengan pusat pemerintahan di Sungai Penuh.
Sejak berlakunya UU No 25 Tahun 2008 tentang Pemekaran Kabupaten Kerinci, wilayah Kabupaten Kerinci berkurang karena terdapat Kota Administratif Sungai Penuh. Wilayah Sungai Penuh yang dahulunya adalah pusat Ibu Kota Kabupaten Kerinci saat ini telah menjadi daerah administratif yang otonom.
Sementara pada tahun 2011, pusat pemerintahan berpindah ke Siulak. Saat ini pusat Pemerintahan Kabupaten Kerinci sedang dalam tahap pembangunan. Kabupaten Kerinci saat terjadi pemekaran terdiri dari 12 kecamatan, namun saat ini wilayah Kabupaten Kerinci terdiri dari 17 Kecamatan, 5 kecamatan adalah hasil pemekaran kecamatan. Sedangkan desa di Kabupaten Kerinci berjumlah 288 desa dan terdapat 2 Kelurahan, dengan luas 3.355,27 km² dengan jumlah penduduk (+) 280.000 jiwa. (kerincikab.go.id).
Tak cukup kata untuk mengatakan, betapa indahnya Kerinci dengan pesona alamnya, kekayaan budaya dan kelezatan menikmati nasi beras kerinci ditemani ikan danau yang manis dipinggiran hamparan sawah yang menghijau dan keceriaan burung bangau.
Satu hal yang pasti, bumi hijau ini titipan anak cucu kita yang harus kita jaga kita lestarikan, agar sang bidadari terus memancarkan kecantikannya sebagai anugerah Sang Maha Pencipta….(*)
Penulis: Hery FR / Berbagai sumber