5 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Menembus Hujan dan Petir di Tengah Malam, Mengurusi Jenazah Covid-19

6 min read

Foto: Dok.Humas Kota Jambi/Jambidaily.com

JAMBIDAILY KESEHATAN – Tidak banyak yang melihat, tidak pula banyak yang mengetahui bagaimana tenaga medis berjibaku menghadapi secara langsung pasien yang terpapar dan bagaimana beratnya perjuangan petugas pemakaman untuk jenazah covid-19, khususnya di kota Jambi.

Mereka disebut garda terdepan, namun mereka juga merupakan benteng pertahanan terakhir menghadapi masyarakat. Baik yang telah terkonfirmasi positif terpapar maupun yang belum, tak jarang mereka pada akhirnya harus menjadi korban dari wabah pandemi covid-19.

Namun faktanya masyarakat masih saja terlihat ada yang mengabaikan anjuran pemerintah dalam penerapan protokol kesehatan yaitu 3M: Mencuci tangan, Memakai masker dan Menjaga jarak.

“Pemerintah melakukan 3T, testing, tracking tracing, dan treatment. Sementara kita sebagai warga masyarakat melakukan 3M, yakni, mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Intinya jika terus displin menjalankan protokol kesehatan, akan menekan penyebaran dan kasus terkonfirmasi pun akan semakin menurun,” Ungkap, Abu Bakar, Juru bicara satuan tugas percepatan penanganan covid-19 kota Jambi (Senin, 02/11/2020).

“Saya selaku satuan tugas, tak henti-hentinya kepada warga kota Jambi khususnya. Marilah kita bersama dalam upaya memutus penyebaran covid-19. Kita patuh protokol kesehatan demi segera berakhirnya coivid-19,” Pungkasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Jambi, Ida Yuliati mengingatkan bahwa protokol kesehatan sudah semestinya dijalani secara benar dan tepat, tidak dilaksanakan hanya melepas kewajiban saja.

“Penggunaan masker bisa menurunkan resiko penyebaran penyakit, termasuk infeksi virus Corona. Masker bedah atau surgical mask merupakan masker sekali pakai yang umum digunakan. Masker ini mudah ditemukan, harganya terjangkau dan nyaman dipakai, sehingga banyak orang yang menggunakan masker ini saat beraktivitas sehari-hari,” Ungkapnya.

“Cucilah tangan secara teratur, terutama sebelum dan setelah makan, sebelum menyusui anak setelah menggunakan toilet, menyentuh hewan, membuang sampah, serta setelah batuk atau bersin. Cucilah tangan dengan menggunakan air mengalir dan memakai sabun, setidaknya selama 20 detik. Pastikan seluruh bagian tangan tercuci hingga bersih, termasuk punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari, dan kuku. Setelah itu, keringkan tangan menggunakan tisu, handuk bersih/ mesin pengering tangan. Jika sulit untuk menemukan air dan sabun, bisa membersihkan tangan dengan handsanitizer,” Bebernya menambahkan.

Covid-19 tidak pandang bulu, tidak pilih-pilih korbannya, dari profesi atau golongan manapun. Wartawan, anggota dewan perwakilan rakyat, TNI Polri, pejabat bahkan Wali kota Jambi turut merasakan menjadi pasien covid-19, pedagang, pekerja swasta, mahasiswa, pelajar, dewasa hingga bayi juga bisa terpapar.

Satuan tugas percepatan penanganan covid-19 kota Jambi, melalui Humas setda kota Jambi terus memberikan edukasi-edukasi kepada masyarakat. Lewat saluran media massa juga media sosial tak henti-hentinya mengingatkan, seperti facebook dan instagram.

“Walaupun kami dihina dan dicaci tapi tidak sedikitpun mengurangi rasa cinta dan sayang kami terhadap masyarakat,” Begitu tulisan yang tertera dalam video berdurasi 1 menit 53 detik di posting 20 Oktober 2020.

Lalu video di akun Instagram humas kota Jambi tersebut, diikuti dengan keterangan:

Selamat pagi wargo Tanah Pilih Pusako Batuah, Kota Jambi tercinta

Selamat memulai aktivitas hari ini. Semoga kita senantiasa diberi perlindungan, kesehatan dan kesuksesan dalam hidup kita

Video ini sebagai pengingat, bahwa Covid-19 itu nyata diantara kita saat ini. Video ini juga semoga memberi inspirasi, bahwa kita semua sedang berjuang diposisi kita masing-masing. Sebagian mereka yang bekerja dalam keheningan, mengurus dan memakamkan pasien Covid-19, sebagian turun patroli siang dan malam memastikan protokol kesehatan berjalan ditengah masyarakat, sebagian turun kepasar dan lokasi publik lainnya.

Dan kita semua, warga masyarakat, saat ini kita semua adalah PEJUANG.

Pejuang yang sedang berjuang tidak hanya untuk menyelamatkan diri kita sendiri, namun juga keluarga tercinta, sahabat, maupun semua orang yang tidak kita kenal sekalipun.

Mari kita segera akhiri pandemi wabah Covid-19 ini. Bersama kita bisa akhiri dengan disiplin dan peduli.

Disiplin menerapkan protokol kesehatan (Pakai masker, cuci tangan, hindari kerumuman).

Peduli untuk selamatkan orang lain dengan sikap disiplin kita.

Video lainnya di posting kemarin (Minggu, 01/11/2020) diperlihatkan perjuangan petugas pemakaman jenazah covid-19 yang menembus malam dan ditengah hujan, terdengar pula suara gemuruh dan petir.

KORBAN COVID-19 TERUS BERJATUHAN

MARI JAGA KELUARGA KITA DAN JANGAN PERNAH REMEHKAN COVID-19 DENGAN TIDAK MEMAKAI MASKER

MASYARAKAT YANG TIDAK MEMAKAI MASKER DIKENAKAN DANKSI DENDA SEBESAR Rp. 50.000 (LIMA PULUH RIBU RUPIAH) DAN PELAKU USAHA DIKENAKAN DENDA PROGRESIF (MULAI 5 JUTA RUPIAH) HINGGA PENCABUTAN IJIN USAHA.

Tidak hentinya kami mengajak segenap lapisan masyarakat untuk bersatu, disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dimasa pandemi wabah Covid-19. Disiplin menjaga protokol kesehatan sangat penting untuk menyelamatkan diri sendiri, keluarga dan orang lain disekitar kita.

Kedisiplinan dan kepedulian bersama adalah kunci sukses bagi kita semua untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

Jangan lupa untuk selalu patuhi 3M+ protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19:
1. Selalu memakai masker
2. Menjaga jarak dan kontak fisik antar orang (physical distancing)
3. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.⁣
4. Apabila ada anggota keluarga yang baru datang dari luar daerah, agar tetap melaksanakan protokol isolasi mandiri dan atau melapor ke RT dan Puskesmas terdekat untuk pemantauan selama 14 hari.

Semoga Allah SWT, Tuhan yang maha kuasa, senantiasa melindungi kita semua…⁣

AYO PAKAI MASKER UNTUK DIRIKU, DIRIMU DAN KITA SEMUA

Bersatu, kita bisa putus mata rantai penularan COVID-19.⁣

Tidak semua warganet merespon positif, komentar miring dan meragukan adanya covid-19 sebagaimana dilihat jambidaily.com (Senin, 02/11/2020) “Cuma orang bodoh yang bisa kamu bodohi,” Komentar salah satu warganet.

Bahkan meragukan proses pemakaman “saya dari awal tidak setuju penguburan korban covid-19 dibungkus plastik karena tidak sesuai ajaran agama Islam,” komentar warganet.

“Protokol pemulasaraan jenazah Covid-19 berpedoman pada ketentuan medis dan khusus umat Muslim berpedoman pada Keputusan MUI. Jadi tenang saja, protokol penyelenggaraan jenazah bagi umat muslim sudah melalui ijtihad jumhur ulama. Jenazah umat muslim pasien Covid-19, tetap dipakaikan kain kafan,” jawab Humas kota Jambi.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa terkait pengurusan jenazah muslim pasien Covid-19. Pengurusan jenazah meliputi cara memandikan, mengkafani, mensalati, dan menguburkan. “Umat Islam yang wafat karena wabah Covid-19 dalam pandangan syara’ termasuk kategori syahid akhirat dan hak-hak jenazahnya wajib dipenuhi, yaitu dimandikan, dikafani, disalati, dan dikuburkan, yang pelaksanaannya wajib menjaga keselamatan petugas dengan mematuhi ketentuan-ketentuan protokol medis,” demikian bunyi pengaturan jenazah terinfeksi Covid-19 dalam Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020.

Dikutip dari kompas.com (Minggu, 04/10/2020), data terbaru hingga 3 Oktober 2020 Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengungkap total kasus dokter yang meninggal dunia akibat infeksi covid-19 menjadi 130 orang.

Rinciannya 67 orang dokter umum dengan 4 guru besar, 61 dokter spesialis dan 4 diantaranya guru besar, dan 2 orang residen. Lalu tenaga kesehatan dari profesi perawat terdapat 92 orang.

Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr Ari Kusuma, SpOG(K) menyampaikan bahwa kejadian ini sangat memprihatinkan. Kendati pemerintah dan banyak pihak gencar mengkampanyekan pentingnya protokol kesehatan, tapi jumlah kematian tenaga kesehatan terutama dokter semakin bertambah pesat.

Angka kematian yang cepat ini, kata dia, membuktikan bahwa masyarakat tidak hanya abai terhadap pelaksanaan protokol kesehatan namun juga tidak peduli pada keselamatan tenaga kesehatan.

“Kehilangan para tenaga kesehatan merupakan kerugian besar bagi sebuah bangsa terutama dalam mempertahankan dan pengembangan aspek kesehatan,” kata Ari dalam keterangan tertulisnya.

(Hendry Noesae)

 

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

28 − = 24