28 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Binatang Ini Teror Nyata Pasukan Elite Kostrad di Papua

2 min read

JAMBIDAILY MADIUN – Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah memberangkatkan pasukan elite Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Batalyon Infanteri Para Raider 501/Bajra Yudha menuju sektor selatan Papua.

Yonif Para Raider 501/BY dikerahkan TNI ke Papua, untuk menjalani operasi sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Papua Nugini, menggantikan pasukan Batalyon Infanteri Raider 400/Banteng Raiders, Komando Daerah Militer (Kodam) IV/Diponegoro.

Wilayah yang bakal dimasuki pasukan Yonif Para Raider 501/BY, bukan daerah yang nyaman. Mereka akan memperkuat keamanan di Kabupaten Intan Jaya. Salah satu wilayah yang dalam beberapa bulan terakhir disoroti karena daerah paling berbahaya. Sudah banyak warga sipil dan prajurit TNI yang gugur di daerah ini akibat kebrutalan kelompok separatis bersenjata OPM Papua.

Selain harus fokus menetralisir keamanan dari ulah kelompok separatis OPM Papua, ternyata pasukan Yonif Para Raider 501/BY juga dihadapkan pada bahaya lain yang mengancam keselamatan. Ancaman ini bukan datang dari manusia, tapi dari binatang.

Ancaman bahaya itu diungkapkan Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI, Mayor Jenderal TNI Tiopan Aritonang saat memimpin upacara keberangkatan Yonif Para Raider 501/BY menuju Papua di Landasan Udara TNI Angkatan Udara, Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.

Dilansir Jambidaily Suara TNI, Jumat 5 Februari 2021 dari siaran resmi Pusat Penerangan TNI, menurut Mayjen TNI Tiopan, ancaman bahaya yang ada di Intan Jaya ialah wabah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina.

“Lakukan kegiatan yang dapat memelihara kemampuan tempur dan jasmani, mengingat daerah operasi merupakan daerah epidemi malaria, maka segera lakukan evakuasi ke rumah sakit apabila terdapat anggota yang terkena malaria untuk mencegah kejadian yang lebih fatal,” kata Mayjen TNI Tiopan.

Apa yang dikatakan Mayjen TNI Tiopan itu dipastikan bukan hisapan jempol belaka, tapi teror yang nyata. Pada Desember 2019, seorang prajurit TNI berinisial Serda RM meninggal dunia di Intan Jaya.

Dia meninggal dunia ketika berpatroli di sekitar hutan di Distrik Ugimba. Disebutkan ketika itu almarhum meninggal akibat malaria tropicana usai digigit nyamuk Anopheles betina.

Perlu diketahui, penyakit ganas ini disebabkan oleh parasit bernama Plamodium. Parasit ini menginfeksi manusia melalui gigitannya. Di beberapa studi disebutkan, faktor cuaca merupakan penentu penting mewabahnya malaria, dan dipastikan terjadi di musim hujan seperti sekarang ini.

Karena itulah, pasukan Yonif Para Raider 501/BY harus benar-benar berhati-hati. Salah satu penangkal serangan nyamuk malaria di Papua adalah pemakaian kelambu. (**/)

Sumber : Puspen TNI

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8 + 2 =