Bukan Udang di Balik Batu Tapi Kondom di Atas Lemari, 10 Pasang Terjaring di Kota Jambi
5 min readJAMBIDAILY PERISTIWA – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Jambi menemukan kondom (alat kontrasepsi) di atas lemari dalam kamar penghuni salah satu Indekos kawasan Telanaipura-kota Jambi, Kamis (18/02/2021) malam.
Operasi yustisi tersebut dimulai pukul 22.00 wib terbagi dalam dua tim; tim 1 menyusuri tempat kost dan hiburan malam kawasan Telanaipura dan Nusa Indah, lalu tim 2 menyusuri kawasan Jelutung dan Pasar kota Jambi.
“Kita jaring 10 pasang di beberapa tempat kost, ada juga kita temukan kondom diatas lemari, ada perempuan dan memang laki-lakinya tidak ada di tempat tetapi setelah itu datang laki-lakinya kita bawa dan kita amankan. Namun pada saat kegiatan kita memang tidak menemukan perzinahan tapi ada kondom dan nanti kita kembangkan. Apakah itu pasangan yang bukan resmi atau bagaimananya nanti kita kembangkan,” Ujar Mustari, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Jambi, seusai kegiatan.
“Operasi yustisi malam ini digelar untuk menegakkan Perda No.4 Tahun 2017 tentang Narkoba, Perda No.2 Tahun 2014 tentang prostitusi dan asusila,” Tambahnya.
Pantauan jambidaily.com, penghuni sempat berkelit kalau dia hanya sendirian saja. Namun petugas mencurigai ketika ditemukan pakaian, dompet laki-laki lengkap dengan identitas “Dia bukan cowok (pacar-red) kami pak, bukan siapa-siapa. Hanya teman yang mampir dan berkunjung sebelum pulang ke rumahnya,” Tutur Polos salah satu penghuni perempuan.
Di balik kepolosannya, petugas tak percaya begitu saja, seisi kamar diperiksa. Terbukti didapati kondom diatas lemari yang belum dipakai. Tentu menjadi pertanyaan, kalau pepatah ‘Ada Udang dibalik Batu’ mungkin Ini Tepatnya Ada Kondom di Atas Lemari.
Berselang waktu laki-laki muda muncul karena diketahui petugas sedang berdiri di area teras Indekos. Dugaan pun bermunculan, maka mereka digelandang untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sementara Indekos yang lainnya ditemukan pasangan yang tidak bisa menunjukkan bukti resmi menikah walaupun ada identitas diri, juga digelandang petugas ke kantor Satpol PP Kota Jambi.
“Untuk salah satu rumah kost, sudah mendapat peringatan pertama terkait perizinan. Dan laporan dari masyarakat di tempat tersebut adanya pertemuan antara laki-laki dan perempuan, sehingga kita tadi langsung menuju ke lokasi. Memang ditemukan beberapa pasang yang kita amankan di Satpol PP kota Jambi,” Tutupnya.
Dalam operasi ini, satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Jambi bekerjasama dengan BNN, Detasemen Polisi Militer (Denpom), Kepolisian Resor Kota (Polresta) Jambi, Penegak kedisplinan dan ketertiban di lingkungan Polri (Provos), Dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag), Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) serta Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Sebagai pengetahuan, dikutip dari berbagai sumber operasi Yustisi ialah suatu upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh para penegak hukum dengan menggunakan sistem peradilan di tempat.
Sementara itu, Taukah Anda Sejarah Kondom,?
Merangkum tulisan Febriansyah di laman tirto.id berjudul Sejarah Kondom, dari Kandung Kemih Kambing Hingga Lateks Durex, (28/12/2018). Sebagai alat kontrasepsi, kondom juga berperan penting untuk mencegah penularan sejumlah penyakit. Namun begitu di sejumlah negara, kondom masih terstigma negatif, yang tak jarang dilabeli sebagai alat seks bebas atau simbol praktik prostitusi. Padahal lebih luas dari itu, penggunaan kondom sangat efektif mencegah penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) serta Infeksi Menular Seksual (IMS) lainnya.
Sejak seratus tahun yang lalu kondom telah muncul. Tampilan pertama kondom diketahui ada sekitar 11.000 SM.
Kondom perempuan atau kondom internal pertama kali muncul sekitar 3.000 SM. Benda itu muncul dalam teks-teks seperti Homer’s The Iliad.
Pada sekitaran 1.000 SM di Mesir kuno, bangsa Romawi, orang Cina dan orang Jepang membungkus dengan kulit binatang atau menggunakan sarung linen untuk melindungi penis mereka dari serangga dan penyakit tropis lainnya.
Tahun 1400-an kondom Glans adalah kondom pertama yang digunakan oleh orang Cina dan Jepang. Kondom Glans hanya menutupi kepala penis.
Kondom semakin serius diproduksi sejak penyakit sifilis menyerang manusia pada tahun 1500-an.
Setelah Fallopius menerbitkan penemuannya, pemakaian kondom pada tahun 1600-an banyak diminati. Namun, kontroversi penggunaan kondom mulai terjadi di kalangan masyarakat ilmiah dan aktivis keagamaan.
Pada awal 1800-an, anggota Parlemen di Inggris mencoba untuk melarang kondom karena mereka percaya bahwa mereka tidak menawarkan perlindungan yang cukup terhadap sifilis, dan bahwa mereka mendorong seks yang tidak aman dan tidak bertanggung jawab. Meskipun orang-orang mendiskreditkan penggunaan kondom, pasar kondom berkembang pesat karena penggunanya adalah kelas pekerja.
Sampai saat ini dalam sejarah, semua kondom terbuat dari linen atau kulit binatang. Pada tahun 1839, Charles Goodyear menciptakan vulkanisasi karet, tetapi kondom karet pertama tidak diproduksi sampai 1855. Hanya beberapa tahun kemudian, sebagian besar perusahaan karet juga memproduksi kondom. Kondom ini dapat digunakan kembali, yang berarti kondom jauh lebih terjangkau.
Kondom dari bahan lateks kemudian ditemukan pada 1920-an. Lateks menjadi kondom yang dibentuk menjadi bentuk penis. Perusahaan Karet Young memproduksi kondom lateks pertama. Kondom-kondom ini diproduksi secara massal dan jauh lebih murah daripada kondom linen karena sedikitnya tenaga kerja yang dibutuhkan.
Tahun 1900-an adalah periode waktu utama untuk kemajuan kondom perempuan. Kondom perempuan ditemukan bertahun-tahun setelah kondom laki-laki. Gagasan untuk kondom perempuan pertama kali muncul pada tahun 1937. Tahun itu, sebuah contoh bagaimana kondom perempuan mungkin muncul. Pada 1984, seorang dokter Denmark bernama Lasse Hessel berkembang prototipe untuk kondom perempuan pertama
Pada tahun 2000-an hingga saat ini, setelah Durex membuat situs web perusahaan kondom pertama, kondom menjadi istilah umum di rumah. Pendidikan seksual kemudian mengimbau kondom merupakan alat yang paling aman.
Pada tahun 2005, YMCA menghubungi donor internasional dan klinik kesehatan untuk meminta mereka membeli 180 juta kondom. Kondom perempuan tetap menjadi satu-satunya alat untuk pencegahan HIV yang dapat diinisiasi dan dikendalikan oleh perempuan.
Pada bulan Maret 2013, Yayasan Bill dan Melinda Gates mengeluarkan tantangan kepada publik untuk mengembangkan kondom yang aman dan efektif sambil tetap menjaga kesenangan bagi pengguna.
(Hendry Noesae)