Gandeng UGM, KBI Dukung UMKM dan Kembangkan Kawasan Agrowisata di Selopamioro
5 min readJAMBIDAILY WISATA – PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Persero, menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta mengembangkan kawasan agrowisata di Bukit Dermo, Selopamioro, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
Peran itu dilakukan KBI untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat, melalui program tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) namun dikembangkan dengan pendekatan Creating Shared Value (CSV) atau Menciptakan Nilai Bersama.
Maka (Rabu, 17/03/2021) PT KBI serahkan bantuan pada kelompok sadar wisata Nawungan berupa mesin pengolahan hasil pertanian, yaitu mesin pengiris tempe, mesin pengupas kedelai, mesin spinner, mesin pengering, mesin penepung dan juga mesin iris pisang dan timbangan, juga Thermogun sebagai pencegahan covid-19.
Bantuan peralatan pengolahan pangan diserahkan Direktur Utama (Dirut) KBI; Fajar Wibhiyadi kepada masing-masing pelaku usaha yang disaksikan Lurah Selopamioro; Sugeng, Ketua Departemen Teknik dan Biosistem FTP UGM; Prof Dr Ir Lilik Sutiarso, perwakilan Kapenawon Imogiri, Haryadi, dan Ketua Kelompok Sadar Wisata Pokdarwis Nawungan, Dayat.
“Kegiatan tangung jawab sosial dan lingkungan merupakan bagian besar dari kegiatan korporasi KBI yang mengedepankan aspek 3 P, yaitu People, Profit dan Planet. People dalam arti pengembangan SDM akan terus dilakukan untuk menjadikan SDM yang berkopetensi, Profit tentu saja menjadikan KBI sebagai korporasi yang memiliki kinerja keuangan yang baik. Sedangkan Planet, bahwa dalam kegiatan bisnisnya, KBI tetap peduli kepada lingkungan yang diwujudkan dalam program-program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL),” Terang Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero)
“Terkait kegiatan dengan konsep CSV, saat ini terdapat 2 (dua) program yang telah dijalankan KBI, yaitu Program Integrated Farming System di Selopamioro Yogyakarta, serta Program Kemitraan di Sistem Resi Gudang. Untuk Program Kemitraan di Sistem Resi Gudang, sampai dengan saat ini telah dilaksanakan di 3 (tiga) wilayah, yaitu di Takalar dan Bantaeng Sulawesi Selatan untuk komoditas Rumput Laut, Lampung untuk komoditas Beras, serta Blitar dan Tuban Jawa Timur untuk komoditas Gabah dan Beras,” Tambahnya.
Prof Dr Ir Lilik Sutiarso Selaku ketua Departemen Teknik dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian UGM, mengatakan setelah pemberian ataupun pendampingan yang mereka lakukan ke UMKM yang ada di Selopamioro, pihaknya ingin kedepan masyarakat lebih peduli pada penanganan atau pengolahan pangan sehat.
“Jadi ini salah satu target kami untuk memberdayakan masyarakat atau UMKM di Selopamioro. Mungkin kami juga sampaikan informasi bahwa Bukit Darmo ini akan menjadi program premium Kabupaten Bantul. Kami diminta untuk mendesain, mengisi kontennya. Harapan kami bahwa ini akan menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Bantul. Ini tak lepas dukungan PT KBI membina Pokdarwis Nawungan. Imbasnya, perekonomian masyarakat meningkat. Terlebih di masa pandemi covid-19 yang mengganggu semua segi kehidupan. Tentunya rasa terima kasih kami mewakili UGM kepada PT KBI Persero dengan kerja sama ini, sebetulnya sudah berlangsung sejak 2018,” jelasnya.
Selain itu menariknya, Dosen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gajah Mada (UGM), Joko Nugroho Wahyu Kariyadi, kepada wartawan menuturkan produk-produk masyarakat Selopamioro dikelola oleh Kelompok Wanita Tani.
Lokasi seluas 35 Hektar itu nantinya akan diisi berbagai macam tanaman buah-buahan, sesuai konsep yang dikembangkan Agrowisata. Sehingga pendekatan Creating Shared Value terwujud dan nyata penerapannya, yaitu UMKM pengolahan pangan, pertanian, dan destinasi wisata seiring berjalan di kawasan tersebut.
Dalam penjelasannya Fajar Wibhiyadi, menguraikan bahwa Program Integrated Farming System di Selopamioro Yogyakarta ini dilakukan KBI bekerjasama dengan Departemen Teknik Pertanian & Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian UGM.
Program ini merupakan Pengembangan usaha peternakan berbasis ramah lingkungan dan sumber energy terbarukan, yang merupakan Integrasi agribisnis peternakan dengan pengembangan pangan lokal dan potensi wisata daerah. Dengan program ini, diharapkan mampu Meningkatkan kemampuan peternak dalam pengelolaan usaha agribisnis peternakan.
“Program Kemitraan di Sistem Resi Gudang yang dilakukan KBI ini, salah satunya yaitu pinjaman dengan pola Jaminan Resi Gudang. Sistem pembiayaan perdagangan sangat diperlukan bagi dunia usaha untuk menjamin kelancaran usahanya terutama bagi usaha kecil dan menengah, termasuk petani yang umumnya menghadapi masalah pembiayaan karena keterbatasan akses dan jaminan kredit,” Urainya.
Pada kesempatan ini, juga dilakukan penanaman secara simboli bibit buah durian duri hitam oleh KBI, Departemen Teknik dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Dekan, Pihak Kecamatan dan Kelurahan.
Kedepan pengunjung bisa menikmati langsung buah durian dan lainnya yang baru di petik dari pohon saat panen.
Disisi lain, di lokasi tersebut telah didirikan Kafe mini Gubuk Dermo yang siap melayani pengunjung.
Gubuk Dermo binaan PT. Kliring Berjangka Indonesia (KBI) dan Universitas Gajah Mada (UGM) yang dibuka sejak 19 September 2020 tersaji minuman kopi beragam varian dan makanan khas yang bisa dijadikan oleh-oleh.
Dari kota Jogja untuk mencapai lokasi ini berjarak tempuh 1 jam menggunakan kendaraan pribadi, atau jika berencana ke pantai Gunungkidul tentu akan melewati Bukit Dermo.
“Warung kopi Gubuk Dermo berkonsepkan alam yang sangat cocok untuk nongkrong bersama keluarga kerabat, teman dan sahabat. Gubuk Dermo merupakan magnet baru untuk warga sekitar dan pendatang bersantai,” Beber Mustika Hidayat, Ketua Kelompok Sadar Wisata Nawungan kepada awak media.
Mustika menyebut Gubuk Dermo menyediakan beragam jenis kopi seperti Temanggung robusta, arabica, gayo aceh dan kopi lampung. Menu makanan dan kopi disini juga selalu fresh dan baru. Dan yang pastinya harga sangat terjangkau.
“Sejak diberikan bantuan dari KBI dan UGM untuk mendirikan warung kopi Gubuk Dermo pengunjung berkembang pesat, bahkan omset perbulan mencapai Rp 25 juta. Berkat bantuan ini, kita bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat disini (Selopamioro-red). Semua karyawan total 5 orang yang awalnya nganggur sekarang telah mendapatkan lapangan pekerjaan,” Pungkasnya.
(Hendry Noesae)
Berita Terkait:
KBI Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat dengan Konsep Creating Shared Value