23 Desember 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Timur Tengah Membara: Israel Memuntahkan Rudalnya; Palestina Mementahkan Dengan Do’anya

11 min read

(Senjata Vs Do’a)

Oleh: Adrians Chaththab

I

Mengekspos Israel dan Palestina hari ini, tidak tepat melihatnya  hanya  dari sudut “ perang” yang memupunyai “syarat  dan rukun” juga; bukan sekedar menerabas, menggorok leher, menghancurkan bangunan, memporak-porandakan pemukiman penduduk; apalagi membantai manusia yang tak berdosa.

Akan lebih pas dan tepat kalau persiteruan kedua negara itu dikatakan sebagai pembunuhan massal terencana atau gnosida trrstruktur yang dilakukan tentara Israel terhadap rakyat Palestina. Hal itu tidak bisa dibantah, justeru pembombardiran Israel menewaskan rakyat yang wanita danak-anak yang dominan. Alasan itu tidak muluk-muluk. “ Perang” dengan senjata yang tidak berimbang, ditambah lagi bahwa yang tewas adalah rakyat awam, wanita dan anak- anak yang dalam etika perang harus dihindari dan tak boleh terjadi. Artinya, Israel sedikitpun tidak mengindahkannya; malah tentara dengan rudal canggihnya semakin garang dan tidak berperikemunusiaan serta tidak ada rasa hiba menghajar wanita dan anak-anak; begitu juga bangunan yang tidak jelas apa salah dan dosanya. Yang penting, rudal keluar dari sarangnya, ketika pelatuk ditekan “sang penyamun padang pasir” itu berlagak jagoan sejati yang tanpa tandingan. Melihat kecongkakan ini, Tuhan pasti tahu karena Dia tak pernah ngantuk apalagi tidur; apa di langi dan di bumi di bawah genggamanya. Dia Maha Perkasa dan Bijaksana. ( QS,  2   :  255     ).  Kebijakan yang tersebut terakhir yang sedang ditunggu semua pihak. Untuk menjawabya tidak sulit, kalau Tuhan sudah memainkan kartuNya“ berkehendak”. ( QS,  16  : 40; 19: 35; 36:82; 40: 68 )

Apa pasalnya kok Israel bersilantas angan terhadap negara yang bukan tandingannya;  lagi di mana Perserikatan Bangsa Bangsa yang katanya penekan bangsa yang angkuh dan nakal di dunia ini dan menarik kedua tangan yang bersiteru untuk bersalaman. Apa alasan rasional kedua negara untuk tidak berdamai; apa akan ada perdamaian yang punya ruh antara keduanya, adalah menarik untuk dikaji sebagai tertera pada uraian berikut ini

 

II

Anak keturunan Israel yang disebut Bani Israel mempunyai kelebihan dan kekurangan  yang dikaruniakan Allah ( Qs, 2: 104 ).  Bani Israel adalah bangsa yang paling briliyan sejagat   yang sekaligus moralnya agak “dungu”; di samping arogansinya menonjol. Menunjuk puncak hidungnya, bukanlah tanpa bukti dan fakta. Mereka seketurunan membantai saudara mereka sendiri. Untuk  diketahui Bani Israel adalah keturunan Ishaq; sementara Muhammad SAW adalah turunan Ismail. Baik Nabi Ishaq maupun Nabi Ismail adalah anak Nabi Ibrahim. Jadi, Ishaq dan Ismail dua saudara sebapak dengan beda ibu. Ibu Nabi Ishaq ialah Siti Sarah; sedangkan ibu Nabi Ismail adalah Siti Hajr. Selanjutnya Ishak menurunkan Musa AS yang diutus Allah untuk membina keturunan Bani Israel. Di lain pihak, Isma’il menurunkan Muhammad dengan misi awal membina Bani Qurasy/ keturunan Arab. Melalui garis nasab sebagaimana tersebut di atas, maka keturunan Nabi Ibrahim menganut agama Islam ( baca: حنيفا مسلما   ). Dengan  demikian dapat dikatakan bahwa Bani Israel disebut Muslim Yahudi dan keturunan Arab adalah muslim Arab yang tauhidnya sama- sama mengesakan Tuhan yakni Allah. Dulu, di zaman Nabi Muhammad masih hidup, orang Arab itu ada yang menganut agama Islam yang dibawa oleh Muhammad, ada beragama Yahudi ( a.l Bani Quraidzah dan Bani Kainuqa’) yang hidup di bawah pemerintahan Muhammad berdampingan dan damai. Hal itu tentulah disebabkan  kepemimpinan Nabi Muhammad yang terkenal adil dan sejuk. Jadi keadilan dan persamaan perlakuanlah yang membuat Yahudi tunduk di bawah pemerintahan Islam. Saking membela hak-hak Yahudi Nabi SAW. pernah berkata bahws siapa yang menganiaya Yahudi, mari berurusan dengan  saya. Namun demikian; Yahudi yang berdarah zionisme itu sulit diatur dan selalu suka menebar fitnah yang membuat kacau dalam masyarakat, sehingga Nabi perlu perjanjian yang mengatur intern umat Islam dan tata hubungan bermasyarakat dan bernegara, dikenallah ketika itu dengan ukhuwwah basyariyyah secara ektern dan ukhuwwah islamiyyah secara intern yang dituangkan dalam satu perjanjian yang disebut Piagam Madinah ( ميثاق المدبنة /Constitution of Madina).

Dilihat dari sudut sosiologis dan antropologis dapat dikatakan bahwa Ishak dan keturunan berikutnya mulai dari Ya’kub sampai dengan Musa merupakan anak pinak Israel ( Bani Israel ) yang menganut agama Yahudi. Sementara Isma’il dengan keturunanya telah pula melahirkan seorang Nabi yakni Muhammad yang membawa Islam. Dengan demikian Yahudi dan Islam sama-sama agama monotheisme. Artinya, agama tersebut sama-sama mengesakan Tuhan yakni Allah.

Dengan mencermati silsilah  dan hubungan   kekerabatan  sebagaimana tersebit di atas, maka  dapat disarikan bahwa: 1) dari segi etnis, bangsa Arab dan  Bani Israel berasal dari satu nenek yakni Ibrahim atau ras Semit.; 2) dari segi kekerabatan bahwa Ishak dan Isma’il bersaudara atau kakak  beradik; 3( dari segi keyakinan atau agama, baik  Yahudi maupun Islam adalah sama-sama agama samawi/ hanif yang monotheismenya masih murni; bebeda dengan Nasrani yang monotheismenya “dipertanyakan”; 4) bila kenyataan  di atas disepakati, maka Musa AS. dan Muhammad SAW., adalah keduanya dati rumpun.yang satu; justeru, Yahudi Bani Israil dan bangsa Arab dari clan dan tribe yang bila dirunut sampat ke Ibrahim yang popular dengan sebutan  Aba al-Anbiya’, maka keduanya ibarat saudara tua dan saudara muda.

Bila dilihat dari asal-usul kedua bangsa  tersebut, tidak pantas rasanya bahwa saudara tua membantai saudara mudanya tanpa ampun. Apa gerangan dengan gens Israel; darah apa yang mengalir di tubuhnya; otak apa yang bersarang di tempurung kepalanya dan hati apa yang tetrsimpan di dadanya, lebih  menarik lagi untuk dikaji.

Agaknya, kalau soal kelebihan Bani Israil diakui oleh Allah bahwa mereka diberi otak yang briliyan  (inni faddholtukum ‘ala al – ‘alamin, QS. 2:122). Kebriliyan orang Yahudi dapat dibuktikan dengan tidak terhitungnya teknokrat yang berkebangsaan Israil di dunia ini; tidak sedikit ekonom kaliber dunia yang berasal dari Yahudi; banyak sekali saintis dan pakar komunikasi/telekomunikasi yang handal berkebangsaan Israel; tidak terhitung politikus ulung yang berasal dari negafa Zionis itu. Dengan temuan-temuan dan kepakaran mereka, dunia dapat dikatakan berhutang budi kepadanya. Tapi pada waktu yang sama, tidak serta merta praktik kejeniusannya menghiasi Israel. Tidak berlebihan dikatakan bahwa aplikasi dan implementasi kotor pemikiran serta tingkah lakunya membuat cacat dan menciderai nama baik bangsanya sendiri. Sederetan caci-maki dialamatkan kepada mereka karena tingkah laku pongah, sombong dan congkak yang dipertontonkan mereka kepada umat Islam, terutama bangsa Palestina.

Walaupun sudah lahir Piagam Medinah sebagai konstitusi tertulis tertua yang mengatur hak dan kewajiban sesama anak bangsa, yang oleh umat Yahudi sering dilanggar. Jadi,  menurut catatan sejarah,  Yahudi ini terkenal licik sejak dulu kala. Bukan Yahudi namanya, kalau tidak nipu, ingkar janji, munafik dan tidak jujur. Sampai sekarang sudah menjadi ejekan bagi seseorang yang berprilaku sebagaimana telah disebutkan. Misalnya: “ kau ini yahudi betullah”. Pendek cerita bahwa watak Yahudi itu seperti diutarakan Allah dalam Alqur’an sebagai etnis penerima bsnyak nikmat; sekaligus penebar laknat

Pada peperangan  Qadisiyah dalam rangka merebut Bait al-Maqdis dari tangan Romawi, kemudian kunci pintu kota Bait al-Maqdis diserahkan Kaisar Romawi ke tangan Umar Ibn Khaththab, maka resmilah wilayah itu bahagian dari  kekuasaan Islam. Kemudian komunitas Yahudi Bani Israel  meninggalkan Yerusalem menuju beberapa negarà selama beratus tahun. Maka hiduplah ras Arab di sana dengan pemerintahan yang sah selama beratus tahun pula. Sesuai demgan hukum internasional bahwa kepemilikannya atas tanah Palestina bagi Yahudi  Bani Israel gugur demi hukum.Tapi anehnya pada 1947, warga Israel ingin kembali ke tanah Palestina yang sudah ditinggalkannya beraratus-ratus tahun yang lalu yang didukung dan dibela Inggeris dan Amerika Serikat. Inilah pangkal mula bencana kemanusiaan itu mulai menyeruak kepermukaan. Bayangkan tanah yang sudah menjadi hak milik warga Arab Palestina diserobot denhan dalih akal-akalan yangn tidak masuk  akal berdasarksn hukum internasional.

 

III

 

Kealfaan Yahudi Israel:

Disamping keutamaan Yahudi sebagaimana tersebut di atas, kaum Zionis ini mengantongi sekeranjang kelemahan, kekurangan dan kealfaan. Ungkapan tersebut terakhir yang menyebabkan Allah selalu memberi contoh dalam segala aspek kehidupan agar jangan seperti Bani Yahudi atau Bani Israil yang terlaknat di dunia ini. Faktor-faktor yang membuat dunia bahkan Allah sendiri mengutuk mereka adalah bahwa:    1) Israel adalah etnis yang tersombong (rasisme) di alam ini;  2) bangsa yang paling arogan di muka bumi;  3) kaum yang paling munafik di jagad raya ini (baca QS. 2:75 ; 76); 4) umat yang sangat fasuq, fasiq di kolong langit ini; 5) cucu Ibrahim yang paling pembangkang di seluruh dunia (baca: QS. 2:87;109;102;92;85;83;84;75;76; dst).

Dengan segudang kejelekkan itu, maka tidak mustahil nabi-nabi yang diutus kepada mereka gagal dalam misinya memberi tunjuk ajar (seperti: Ya’kub, Yusuf, Musa, Harun, Zulkifli, Daud, Sulaeman, Zakariyah, Yahya, dst); bahkan ada diantara nabi-nabi itu, jangankan diikuti malah sebaliknya yang terjadi yakni dibunuh.

Karena ulah kepongahan sebagaimana diuraikan di atas, mereka terusir dari tanah airnya sendiri selama berpuluh-puluh abad. Pindah dari satu daerah ke lain. Terusir dari satu negara ke negara lain. Itulah sebabnya, mereka menyembunyikan ke-Yahudian mereka karena takut dibunuh seperti yang dilakukan oleh Nazi Jerman.

Dalam pada itu, nasib baik bagi mereka adalah pada abad ke-19. Mereka berkoalasi dengan Inggris dan Amerika dalam perang Dunia pertama dan kedua. Tidak dapat disangkal, otak briliyan dan tipu muslihat yang dipunyai Yahudi telah menjadikan sekutu Inggris dan Amerika menjadi pemenang perang. Agaknya sebagai balas jasa inilah, Inggris dan Amerika mendukung habis-habisan perjuangan Israel kembali ke Palestina dan mendirikan negara Israel merdeka pada abad ke-20; tepatnya 1947. Sementara itu, tanah palestina telah dihuni beribu-ribu tahun oleh bangsa Arab karena ditinggalkan selama berabad-abad oleh bangsa Yahudi

Dengan berdirinya negara Israel peta dunia Islam Timur Tengah ikut berubah, antara lain:  1) adanya negara Zionis di tengah-tengah negara muslim;  2) akibatnya “taji”  umat Islam mulai tumpul karena Israel selalu dilindungi oleh Inggris dan Amerika;  3) Amerika dan Yahudi saling memanfaatkan untuk kepentingan ekonomi dan politik di Timur Tengah;  4) Israel berhutang kepada Amerika; sebaliknya Amerika juga demikian. Saking kentalnya hubungan simbosis mutualitis kedua negara itu, dewasa ini sulit sekali membedakan antara Israel dan Amerika (setali tiga uang). Sampai-sampai pengaruhnya ke PPB yang seharusnya netral, badan dunia tersebut telah menjadi bulan-bulanan Amerika dan Israel pada praktiknya.

IV

Akankah Israel dan Palestina Berdamai ?

Mencermati kenyataan tersebut di atas, apakah akan lahir perdamaian di Timur tengah yang punya ruh, khususnya antara Israel dan Palestina?.

Untuk menjawab pertanyaan itu, ada persoalan pokok yang akan dikaji ulang:  1) keberadaan Palestina;  2) keberadaan Israel;  3) keberadaan Amerika;  4) doktrin Yahudi; 5) kondisi intern masing-masing negara hari ini

Keberadaan bangsa Arab-Palestina menurut historical right dan historical fact  telah beribu tahun menghuni bumi Palestina semenjak wilayah itu ditinggalkan Israel. Tepatnya abad ke-7 M setelah Palestina dibebaskan oleh pasukan Umar Bin Khattab. Justru itu,  kepemilikan bangsa Arab terhadap tanah air dan tanah tumpah darah orang Palestina sudah sangat kuat. Oleh sebab itu, mereka tak mungkin keluar dari wilayah itu. Sementara, Palestina bisa aman kalau salah satu etnis apakah bangsa Israel atau Arab-Palestina keluar meninggalkan wilayahnya. Hidup berdampingan kenyataannya tidak mungkin.

Disisi lain eksistensi Israel di Palestina juga mempertahankan historical right mereka adalah penduduk asli Palestina yang membonceng dengan Inggris dan Amerika untuk “ pulang kampung” pada 1947, setelah mereka meninggalkan Palestina selama 35 abad. PBB dengan tekanan pihak Amerika harus menerima Israel merdeka dengan wilayahnya Palestina. Amanya Israel, kalau rakyat Palestina keluar dari wilayah itu karena mereka merasa Palestina adalah hak paten mereka.

Kedua persoalan di atas sama rumitnya dan tak mungkin dilakukan dengan memilih salah satunya. Apakah orang Palestina yang keluar ataukah orang Israel? Bagaikan memasukan gajah ke lubang jarum.

Kedua persoalan di atas sama rumitnya dan tak mungkin dilakukan dengan memilih salah satunya. Apakah orang Palestina yang keluar ataukah orang Israel?

Kalau begitu, agaknya Amerika lah yang perlu menarik diri untuk tidak campur tangan tentang persoalan Israel-Palestina. Sejarah membuktikan setelah PD I dan PD II persekoncoan antara Israel dan Amerika bagaikan aur dan tebing, ternyata tidak mungkin dipisahkan. Kalaulah Amerika tidak ambil bagian dalam perseturuan itu, ada kemungkinan Israel dan Palestina dapat di carikan jalan perdamaiannya. Tapi yang perlu diingat, kehadiran Amerika di Timur Tengah dengan dalih membantu Israel, tidak semata kepentingan politik an sich. Akan tetapi, kepentingan ekonomi Amerika sama kuatnya dengan persoalan politik. Sepanjang Amerika mengendalikan politik, minyak di Timur Tengah sebagai sumber kehidupan rakyat Amerika dapat dikendalikan oleh Yahudi dan Amerika. Oleh sebab itu, menarik kehadiran Amerika di sana agaknya mustahil juga. Sebagai bukti tambahan bahwa revolusi no.1860 tanggal 08 Januari 2009 DK PBB dianggap angin lalu saja oleh Amerika Serikat dan Israel; sekali pun dalam voting suara agar gencatan senjata dipatuhi oleh Israel dengan 14 negara setuju dan satu negara yang abstain yakni Amerika. Artinya, suara satu negara dapat mengalahkan 14 suara dunia.

Disamping ketiga persoalan pokok di atas tidak bisa di selesaikan, ditambah pula kemustahilannya semakin pekat disebabkan Yahudi mempunyai dua doktrin yang telah diiklankan oleh Tuhan dalam al-Qur’an (QS. 2:87 dan QS.2:120):  1) pendominasian agama, buadaya dan cara berpilir Yahudi (wa lan tardho ‘anka al-yahudu wa la al-nashoro hatta tattabi’a millatahum, Yahudi tidak akan pernah mengakuimu hai Muhammad sebelum kamu mengikuti milahnya (baca: agama, budaya, karakter Yahudi));  2) pembohongan dan pembantaian (fariqon kazabtum wa fariqon taqtulun; ada yang dibohongi/ditipu mereka dan ada yang dibunuh). Dua doktrin inilah yang oleh Henny Ford disebtukan dalam bukunya The International jew: dominasi atau hancurkan. Bagi Israel pendominasian agar orang muslim bersedia mengikuti agama, budaya dan cara berpikir mereka adalah suatu kemestian. Bila hal itu tidak kunjung berhasil, maka penghancuran dan pembantaian adalah doktrin kedua yang tidak bisa ditawar lagi. Apa yang disebut terakhir telah menjadi kenyataan sekali pun dunia heboh mengutuknya. Apalah arti kutuk manusia; sedangkan kutuk Tuhan saja tidak pernah didengar oleh bangsa Yahudi. Tambah rumit lagi penyelesaian damai Palestina vs Israel ini adalah baik Palestina maupun Israel bahwa kondisi dalam negeri masing-masing hanya rukun dan menyatu pada tataran permukaan saja. Kondisi sebenarnya, ada paksi yang menonjolkan diri sekaligus tidak mengakui yang lainnya. Artinya, sesama mereka saja tidak kompak ; apalagi dengan yang lain.

V

Berdasarkan kepada uraian 5 persoalan tersebut, maka terjawablah sudah bahwa perdamaian Palestina dengan Israel sangat sulit diwujudnyatakan selama 5 persoalan pokok di atas tidak dapat diatasi dengan berkeadilan. Hanya akan ada “perdamaian semu dan tak bernyawa”.

Allahu a’lam bi as-shawab.

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− 3 = 3