Ikhtiar Mengembalikan Kejayaan Jernang di Jambi
4 min readJAMBIDAILY PENDIDIKAN – Natai, anak dari Temenggung Buyung, salah satu tetua adat Orang Rimba di Tebo, Jambi, bersemangat menyiapkan biji Jernang yang akan dijadikan bibit. Pemuda 20 tahun ini juga menyiapkan bibit Jernang dari hasil cangkok untuk ditanam di lahan milik keluarganya.
“Ini adalah ilmu yang baru kami dapatkan setelah berkunjung dan belajar dari teman-teman yang sukses bertanam Jernang di Taman Nasional Bukit Dua Belas,” kata Natai.
Tidak hanya menyiapkan bibit, Natai dan beberapa pemuda orang rimba kini juga mengetahui cara merawat tanaman Jernang. “Harapan saya dapat segera menanam Jernang, karena kalau ilmu kami ini tidak diterapkan maka akan hilang,” tegas Natai.
Jernang (latin: Dhaemorhop draco) adalah tanaman merambat yang memiliki peran sangat besar bagi masyarakat adat Orang Rimba. Jernang yang tumbuh di dalam hutan sempat menjadi primadona bagi seluruh Orang Rimba (OR) di Sumatera. Namun ketersediaan Jernang di alam dari tahun ke tahun semakin berkurang. Ketika sedang mahal harga Jernang bisa mencapai 7 – 9 Juta/Kg di level pengepul lokal. Untuk saat ini harga Jernang 3 Juta/Kg, pandemi Covid 19 mempengaruhi harga Jernang karena permintaan pasar menurun.
Guna melestarikan Jernang, Natai dan orang tuanya telah menanam seratus batang. Upaya ini juga diikuti oleh sekitar enam keluarga orang rimba lainnya. Hingga saat ini area pertanaman Jernang mencapai enam hektar yang berlokasi di Wildlife Conservation Area (WCA) yang berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.
WCA Manager, Kurniawan menerangkan saat ini telah ada tujuh kepala keluarga OR yang didampingi dalam upaya melestarikan dan budidaya Jernang. Kunjungan belajar yang difasilitasi oleh PT Lestari Asri Jaya (LAJ) tempat Kurniawan bekerja memiliki empat tujuan utama. Pertama mengajarkan teknik pembuatan bibit Jernang dengan cara mencangkok dan mencabut tunas muda yang tumbuh di sekitar batang tua Jernang. Kedua tentang pemilihan biji yang baik untuk dijadikan bibit. Ketiga tentang perawatan tanaman Jernang. Keempat upaya mengajak Orang Rimba menanam Jernang, serta penambahan motivasi untuk pengembangan Jernang lebih luas lagi.
“Kami banyak melibatkan anak-anak muda dari masyarakat adat OR dalam pelestarian dan budidaya Jernang ini. Mereka diharapkan akan menjadi kader, memotivasi dan menularkan ilmu yang sudah dimiliki kepada orang rimba di kelompoknya masing-masing,” kata Kurniawan.
WCA adalah kawasan yang didedikasikan oleh perusahaan karet alam berkelanjutan PT Royal Lestari Utama (RLU), melalui anak usaha PT LAJ, sebagai area konservasi yang berada di selatan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Di dalam area WCA ini lah Natai dan komunitas OR tinggal dan melestarikan Jernang. Selain ada hutan yang perlu dijaga, di area seluas ±9.700 ha ini juga terdapat berbagai satwa yang dilindungi seperti Gajah dan Harimau Sumatera.
Direktur Corporate Affairs dan Sustainability RLU Yasmine Sagita menerangkan perusahaan mendorong OR untuk membudidayakan Jernang. Anak usaha RLU, PT LAJ, melakukan pendampingan, pemberian fasilitas budidaya dan transfer teknologi. Diharapkan komunitas OR tidak hanya dapat belajar tentang bagaimana bertanam Jernang tetapi juga mengetahui cara mengatasi kendala, misalnya pengendalian hama dan penyakit, teknik pemanenan hingga penjualan buah Jernang. “Baru-baru ini kami memfasilitasi Orang Rimba untuk kunjungan belajar kepada warga telah sukses membudidayakan Jernang di Taman Nasional Bukit Dua Belas,” terang Yasmine.
Setahun yang lalu PT LAJ juga memberikan pelatihan tentang Jernang kepada Orang Rimba. Dari pelatihan ini Orang Rimba menjadi tahu bagaimana cara membuat biji Jernang menjadi cepat berkecambah. Dari biasanya selama enam bulan, sekarang cukup 20 – 22 hari saja. Kendala yang dihadapi oleh Orang Rimba di WCA dalam budidaya Jernang adalah minimnya pengetahuan tentang perawatan. Dari kunjungan belajar ini Orang Rimba mendapatkan pengetahuan tentang perawatan tanaman Jernang. Seperti pentingnya ada ruang cahaya dan tidak harus intensif dibersihkan. Selain itu, cara membuat bibit Jernang juga didapatkan, yaitu dengan mengambil bibit dari tunas baru.
PT LAJ juga telah memberikan 300 batang Jernang siap tanam yang ditanam di dua lokasi Temenggung Orang Rimba. Sebanyak 11 Kg buah Jernang telah dibibitkan di Pembibitan Tanaman Kehidupan Orang Rimba. Bibit ini nantinya akan ditanam di lahan OR di WCA.
Tidak hanya melestarikan dan membudidayakan Jernang, guna meningkatkan sumber penghasilan kelompok OR, perusahaan juga melakukan pengembangan kebun dan pembibitan Agroforestry untuk OR dan pendampingan kepada kelompok wanita untuk membuat kerajinan tangan.
PT LAJ baru-baru ini juga membangun dan mengoperasikan Balai Pusat Pelayanan Orang Rimba (OR). Balai Pusat Pelayanan OR yang berlokasi di area Kelompok Temenggung Hasan ini dibangun atas inisiatif OR sendiri. Nantinya balai serupa juga akan dibangun di area kelompok orang rimba lainnya, yaitu Kelompok Temenggung Buyung dan Bujang Kabut.
Dengan beroperasinya balai ini kelompok OR akan mendapatkan berbagai manfaat pelayanan terhadap hak-hak dasar secara lebih mudah dan terorganisir. Keberadaan Balai Pusat Pelayanan membuat kegiatan pendidikan anak-anak OR menjadi lebih intensif dibandingkan sebelumnya. Balai Pusat Pelayanan juga menjadi tempat transit dan beristirahat bagi OR ketika sedang keluar dari hutan seperti untuk berbelanja dan keperluan lainnya. (***)