21 Desember 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

BNPT-FKPT Jambi Gelar Ngopi Coi, Ahmad Nurwakhid: Mari Isi Medsos dengan Narasi Mencerahkan

2 min read

JAMBIDAILY PENDIDIKAN – BNPT bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jambi menyelenggarakan kegiatan Talkshow Ngopi Coi dengan Tema

”Saring Baru Posting” yang digelar secara offline dan online pada Jumat 13 Agustus 2021.

Dalam acara ini hadir sebagai narasumber Heri Novealdi S.H., M.H., Trainer GNI, Cek Fakta dan Dosen UIN STS Jambi dan Sha Ine Febriyanti (Aktris).

Ketua FKPT Provinsi Jambi Prof Ahmad Syukri mengatakan saat ini penggunaan media sosial semakin ramai. Namun tidak semua informasi yang diperoleh dari media sosial ini terverifikasi kebenarannya.

“Ada satu problem di dunia maya kita terus melihat dan membaca beberapa postingan narasi yang nuansa radikal oleh karena itu melalui kegiatan nantinya peserta bisa lebih arif dalam menggunakan media sosial tidak membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya baik terkait informasi keagamaan, politik ekonomi dan lainnya,” jelasnya.

Ia mengatakan jika kita adalah bangsa heterogen. “Jangan sampai informasi dan narasi yang kita buat bisa memecah bangsa kita,” lanjut guru besar UIN STS Jambi.

Sementara itu, Direktur Pencegahan BNPT Ahmad Nurwakhid, mengatakan acara ini merupakan bagian dari usaha kita untuk melakukan langkah pencegahan terhadap tindakan radikalisme yang bisa mengarah pada terorisme.

“Hasil penelitian BNPT lebih dari 70 psrsen, konten keagmaan berisi narasi intoleran. Kita berharap dengan kegiatan ini kita bisa mengisi mencerahkan dengan narasi positif, membangun, mencerahkan, mendamaikan,” katanya.

Ia mengatakan radikalisme dan terorisme adalah musuh bersama. “Sehingga tidak ada kata lain radikalisme musuh kita bersama, musuh agama musuh negara karena tindakan radikalisme bertentangan dengan prinsip agama rahmatan lilalamin. Ini kalau dibiarkan akan bepotensi menimbulkan konflik negara seperti di negara konflik sebelum konflik diwarnai radikalisme. Jangan sampai terjadi di Indonesia,” katanya.

Makanya, persoalan intoleransi, radikalisme dan terorisme bukan hanya tugas keamanan tapi seluruh elemen masyarakat.(*/)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− 1 = 5