Menembus Badai Pandemi Dalam Kesunyian Rel dan Tangguhnya Gerbong
9 min readJAMBIDAILY JURNAL – Pagi sejuk dan udara masih terasa sangat segar, bersama siraman sinar matahari bergegas berjalan kaki diantara kendaraan, terlihat masih lumayan lengang. Tapi sebagai ciri dan khasnya di ibukota, lengang bukan sebenarnya sepi karena suara mesin kendaraan menderu, tin…tin…tinnn teriakan klakson menghiasi pendengaran.
Tak terkesan asing bagi mereka yang sudah berdomisili atau acap kali disana, akan berasa polusi dan pencemaran suara adalah sesuatu gangguan berarti, bagi pendatang pertama kali. Bersama satu orang rekan terus mempercepat langkah kaki menuju stasiun duren Kalibata, stasiun Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter Line atau Kereta Rel Listrik (KRL) di Kecamatan Pancoran, Kota Jakarta Selatan.
Kesempatan yang tak ingin dilewatkan, meskipun diburu waktu tetap saja mencuri-curi pandang, melirik gedung berwarna putih, dengan gagahnya menatap langit biru, yaitu Apartemen Kalibata City.
Dengan penuh percara diri menuju loket pembelian tiket harian berjaminan, tiket elektronik berupa kepingan tipis layaknya kartu identitas diri atau kartu anjungan tunai mandiri. Setelah melakukan pengisian atau deposit, maka kartu dapat digunakan, dengan cara ditempelkan pada alat yang telah tersedia saat memasuki ruang tunggu juga nanti setelah sampai ditujuan ketika meninggalkan stasiun.
Ini adalah kali pertama, namun cara untuk menjadi penumpang di KRL sebelumnya sudah mendapat edukasi dari teman-teman dimana saya bersama rekan menginap di bilangan Kalibata, sehingga tak terlalu sulit. Di stasiun tidak pula membuat warga non Jakarta dan pertama kali ke stasiun KRL kebingungan, banyak keterangan serta petunjuk bagi calon penumpang.
Sesampainya di dalam KRL, tidak terlihat lagi ruang kosong. Penuh berdekatan sangat dekat, kecemasan pertama disamping kanan penumpangnya berwajah garang, samping kiri berbadan sangat besar, dibelakang tak dapat diketahui secara pasti karena belum terlihat kesulitan memutar badan, lalu didepan ada perempuan.
Jangankan orang, di posisi tersebut tikus pun tak bisa lewat. Begitu penuh, berkerumun dan buang jauh-jauh keinginan untuk dapat duduk, terpenting yang perlu dikejar dapat berpegangan agar saat KRL mengerem tidak sampai membebani penumpang lainnya akibat kita.
Perjuangan tersebut, sudah diawali dari saat akan memasuki KRL, jika lambat dan kalah cepat dari yang lain maka kita tidak bisa lagi memasuki KRL, maka harus menunggu gerbong berikut. Akibatnya sudah dipastikan kalau berada di waktu-waktu kritis, terlambat ke tempat kerja.
Menggunakan KRL bersama rekan dalam rangkaian kegiatan pelatihan Auditor pariwisata Indonesia selama enam hari yang berlangsung di Sparks Hotel. Maka menaiki KRL dari stasiun duren Kalibata menuju Mangga Besar, Stasiun Mangga Besar merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Jalan Karang Anyar, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Setiap hari dilaksanakan sesuai jam kerja, pukul: 08.00 wib hingga pukul 17.00 wib. Ternyata perjalanan kembali ke stasiun Duren Kalibata mengalami kepadatan yang sama, padatnya penumpang yang bekerja pada jam-jam sibuk pergi dan pulang.
Selama lima hari dengan rekan sesama dari pulau Sumatera tepatnya kota Jambi, kami sempat salah jurusan karena kurang teliti membaca petunjuk, mengamati arah jalur dan memperhatikan setiap stasiun yang menjadi titik pemberhentian. Mungkin terlalu fokus terhadap penumpang kiri, kanan, depan, belakang, seperti kata teman agar tas di letak bagian depan, dompet di kantong depan dan ekstra hati-hati terhadap pelaku kejahatan dengan penampilan yang jauh dari ciri penjahat.
Akhirnya bisa menikmati kursi KRL, tanpa berdiri dengan satu tangan berpegangan dan lorongnya kosong ketika hari keenam. Hari terakhir pelatihan sehingga jadwal usai lebih cepat, tergapailah keinginan untuk dapat duduk santai sembari menggunakan telepon pintar, meskipun belum untuk perjalanan kereta api jarak jauh.
Begitu pengalaman pada tahun 2015, menjadi penumpang KRL selama enam hari. Membayangkan saat itu jika dibandingkan dengan adanya pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sejak Maret 2020 di Indonesia, rasanya sangat tak mungkin. Bagaimana tidak,? untuk menghindari terpapar dari Covid-19 harus menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Tetapi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) anak perusahaan dari PT KAI melakukan strategi jitu, sesuai Visi: Mewujudkan jasa angkutan kereta komuter sebagai pilihan utama dan terbaik. Misi: Menyelenggarakan jasa angkutan kereta komuter yang mengutamakan, keselamatan, pelayanan, kenyamanan dan ketepatan waktu serta berwawasan lingkungan.
Maksud dan Tujuan perusahaan yaitu untuk melakukan usaha di bidang transportasi pada umumnya, khususnya dibidang perkeretaapian dengan menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat yang meliputi usaha pengangkutan orang dengan kereta api dan usaha non angkutan penumpang dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Adaptif, Solutif, Kolaboratif Untuk Indonesia
Masa pandemi covid-19 dengan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), PT KAI menerapkan syarat-syarat bagi penumpang sesuai SE Kemenhub No 58 Th 2021 dan SE Satgas Penanganan Covid-19 No 17 Th 2021. Persyaratan lengkap perjalanan menggunakan KA Jarak Jauh:
- Menunjukkan kartu vaksin minimal vaksinasi Covid-19 dosis pertama. Bagi pelanggan dengan kondisi kesehatan khusus atau penyakit komorbid yang menyebabkan tidak dapat menerima vaksin, wajib melampirkan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah yang menyatakan bahwa yang bersangkutan belum dan/atau tidak dapat mengikuti vaksinasi Covid-19.
- Menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR maksimal 2×24 jam atau Rapid Test Antigen maksimal 1×24 jam sebelum jadwal keberangkatan.
- Pelanggan usia di bawah 12 tahun untuk sementara waktu tidak diperkenankan melakukan perjalanan.
Syarat perjalanan menggunakan KA Lokal:
- Hanya berlaku bagi pekerja di Sektor Esensial dan Sektor Kritikal yang dibuktikan dengan STRP atau Surat Keterangan lainnya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat atau Surat Tugas dari pimpinan perusahaan.
- Pelanggan tidak diwajibkan untuk menunjukkan kartu vaksin dan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR atau Rapid Test Antigen. Namun akan dilakukan pemeriksaan Rapid Test Antigen secara acak kepada para pelanggan di stasiun.
Namun adaptasi itu diimbangi dengan jalan keluar serta solusi dari PT KAI bagi penumpang contohnya: KAI Hadirkan Pemeriksaan GeNose C19 hadir di 55 Stasiun Jawa-Sumatera.
“Kami terus menghadirkan peningkatan pelayanan bagi masyarakat yang bepergian dengan menggunakan transportasi kereta api sesuai dengan protokol kesehatan dan aturan yang ditetapkan pemerintah,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus, sebagaimana siaran pers (Kamis, 29/04/2021) yang dikutip jambidaily.com.
Selain memberikan layanan prima kepada penumpang dan mematuhi peraturan yang ditetapkan pemerintah dalam upaya menekan penyebaran covid-19, PT KAI Berikan Bantuan Senilai 328 Juta Rupiah berupa paket sembako untuk Porter Stasiun. Adapun nilainya sebesar Rp250.000 per paket untuk 1.313 porter di berbagai stasiun kereta api. Adapun setiap paket terdiri dari beras, gula, minyak goreng, mie instan, sarden, dan sirup.
Pembagaian paket sembako dilakukan serentak di 12 wilayah kerja KAI yaitu Daop 1 Jakarta, Daop 2 Bandung, Daop 3 Cirebon, Daop 4 Semarang, Daop 5 Purwokerto, Daop 6 Yogyakarta, Daop 7 Madiun, Daop 8 Surabaya, Daop 9 Jember, Divre I Sumatera Utara, Divre III Palembang, dan Divre IV Tanjung Karang.
Walaupun menembus kesunyian rel, dalam rangka mendukung pemerintah. Pada periode 6-17 Mei 2021, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengoperasikan Kereta Api Jarak Jauh hanya bagi pelaku perjalanan mendesak untuk kepentingan non mudik sesuai Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 dan Surat Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor HK.701/1/10/DJKA/2021 pada 30 April 2021.
“KAI menjalankan Kereta Api Jarak Jauh pada periode tersebut bukan untuk melayani masyarakat yang ingin mudik Lebaran. Kami mematuhi aturan dan kebijakan dari pemerintah bahwa mudik tetap dilarang,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus.
Dengan begitu, secara hitungan ekonomi PT KAI mengalami penurunan penghasilan karena imbas dari peniadaan perjalanan jauh dalam rangka mudik. Tetapi membatasi jumlah maksimal pelanggan di dalam kereta yaitu 70% rute jarak jauh, 50% rute lokal, serta 32% KRL tidak menjadikan PT KAI melonggarkan layanan terbaik sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengimplementasikan Core Values AKHLAK, yaitu
Amanah: Memegang teguh kepecayaan yang diberikan.
Kompeten: Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
Harmonis: Saling peduli dan menghargai perbedaan.
Loyal: Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Adaptif: Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan.
Kolaboratif: Membangun kerjasama yang sinergis.
Menembus badai pandemi dalam kesunyian rel dan tangguhnya gerbong, dibuktikan dengan tersedianya vaksin gratis di 24 stasiun kereta api. Tercatat hingga 15 Agustus, sebanyak 36.226 orang yang telah mengikuti vaksinasi gratis di Stasiun.
Bantuan berupa alat pelindung diri (APD) dan ambulans demi membantu penanganan Covid-19 pun diberikan KAI kepada beberapa Pemda. Terbaru, KAI menggratiskan angkutan oksigen milik Kementerian Kesehatan sebanyak 80 ton melalui kereta api dengan rute Stasiun Tanjung Priok Jakarta menuju Stasiun Kalimas pada 5 Agustus 2021, setelah sebelumnya KAI juga menggratiskan pengiriman 122 ton oksigen dari Stasiun Kalimas, Surabaya menuju Stasiun Sungai Lagoa, Jakarta pada 16 Juli lalu. Anak perusahaan KAI, KAI Logistik, juga ikut memberikan layanan pengiriman gratis untuk angkutan oksigen ataupun tabung oksigen dan diskon khusus untuk pengiriman obat-obatan, APD, dan alat medis lain dengan menggunakan kereta api selama Juli 2021.
“Sejumlah adaptasi, inovasi, dan kontribusi terus KAI lakukan demi memberikan rasa aman dan nyaman, baik bagi pelanggan maupun masyarakat di masa pandemi Covid-19. Adaptasi, inovasi, dan kolaborasi menjadi kunci penting untuk KAI agar tetap bertumbuh di dalam situasi krisis ini” kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, melalui keterangan tertulis (Senin, 19/08/2021).
Bukan tanpa dasar, sebab di luar bisnis angkutan penumpang, KAI meyakini bisnis angkutan barang adalah salah satu kunci menjaga performa bisnis selama pandemi Covid-19. KAI terus bekerja keras dalam meningkatkan performa Angkutan Barang.
Mengakhiri semester I tahun 2021, kinerja angkutan barang KAI terus menunjukkan tren positif. Pada Januari s.d Juli 2021 KAI melayani angkutan barang sebanyak 28,2 juta ton, naik 8,9% dibanding dengan periode yang sama 2020 lalu dimana KAI mengangkut 25,9 juta ton barang.
Cekatan merespon peristiwa pandemi oleh KAI bukan hanya setelah memasuki tahun 2021 saja, pada periode awal pandemi tahun lalu, salah satunya KAI telah membagikan 10.000 voucher tiket kereta api jarak jauh secara cuma-cuma kepada guru dan tenaga kesehatan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan.
Suara ayam berkokok semakin keras, keras dan keras yang berasal dari nada Alarm di telepon seluler, waktu telah menunjukan pagi hari, sejuk, udara segar, langit biru sangat indah.
Bersama siraman sinar matahari bergegas untuk bersiap melaksanakan aktivitas kerja, dengan kendaraan bermotor menembus jalanan kota Jambi. Jarum jam menunjukan pukul: 09.00 wib terlihat masih lumayan lengang. Lengang yang sebenarnya tak terlalu sepi, lalu lintas lancar, tak terdengar tin…tin…tinnn teriakan klakson menghiasi pendengaran sebagaimana ciri dan khasnya di ibukota.
Begitupun juga warga kota Jambi tentunya belum bisa merasakan moda transportasi darat berlintaskan Rel, seperti di Jakarta dan sekitarnya, atau tetangga terdekat yaitu Kota Palembang provinsi Sumatera Selatan. Kereta Api mengajarkan siapapun untuk beradaptasi yang bermakna terus belajar, mengingatkan arti sebuah perjuangan, arti membangun, arti cinta kepada penumpangnya dan kepada bangsa dan negara.
Ditulis Oleh: Hendry Nursal