22 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Tak Sekadar Patuh, Masyarakat Harus Sadar Protokol Kesehatan

4 min read

JAMBIDAILY JAKARTA – Guna  melanjutkan tren positif penanganan COVID-19 di  Indonesia, pemerintah mengajak masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Kedisiplinan dan kesadaran ini jadi satu faktor penentu menahan laju penularan wabah.

Hal  ini  ditegaskan Ketua  Bidang  Perubahan Perilaku Satuan Tugas COVID-19 Dr. Sonny Harry B Harmadi dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN bertajuk ‘Dialog Semangat Selasa’, Selasa (31/08/2021) di Media Center KPCPEN Kominfo Jakarta.

Kendati demikian, kata Sonny, semua pihak harus meneruskan ikhtiar dan menjaga tren positif ini agar bisa terus ditingkatkan. Angka positivity rate, misalnya, sekarang sudah cukup rendah yakni 12,3%, tetapi masih harus diturunkan hingga di bawah 5%.

Disiplin Prokes oleh masyarakat dikatakannya sangatlah penting. Belajar dari negara-negara lain, seringkali terdapat lonjakan kasus ketika penerapannya dilonggarkan.

“Sementara, mutasi virus baru muncul ketika terjadi lonjakan kasus. Varian baru virus ini berpotensi mengganggu efektifitas vaksin. Karena itu, kita harus berupaya agar lonjakan kasus tidak terjadi, dengan cara mempertahankan protokol kesehatan,” katanya.

Sejalan  dengan  itu,  Presiden  Joko  Widodo sendiri telah mengumumkan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali, Senin (30/8/2021). Kebijakan ini akan berlaku selama sepekan sejak 31 Agustus 2021 hingga 6 September 2021.

Secara umum, penanganan pandemi COVID-19 telah menunjukkan perkembangan yang baik. Salah satunya tentu berkat kerja sama pemerintah dan masyarakat dalam penerapan beberapa penyesuaian. Meski diperpanjang namun dilakukan beberapa penyesuaian agar kegiatan sosial masyarakat bisa berjalan. Maka itu penerapan Prokes secara disiplin pada semua sektor, menjadi perhatian pemerintah. Tak ketinggalan, kolaborasi untuk memperkuat upaya testing, tracing, treatment (3T) serta tentunya percepatan vaksinasi.

Berbagai negara di dunia, melalui otoritas berwenang maupun ahli-ahli di bidangnya berpendapat jika  virus COVID-19   ini   akan  hidup  berdampingan  dengan  manusia  dan  tidak  akan  hilang sepenuhnya hingga masuk ke fase endemik.

Untuk itu, kata  Sonny, kewaspadaan tetap dibutuhkan, khususnya  penggunaan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak   harus menjadi kebiasaan baru. Hal ini akan menyeimbangkan upaya perlindungan kesehatan dengan pembukaan kegiatan masyarakat.

“Kita  berharap, masyarakat tidak sekadar patuh, melainkan sadar bahwa protokol kesehatan itu perlu. Saat ini tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya protokol kesehatan mencapai 60%,” tegasnya.

Perubahan perilaku masyarakat sangat signifikan dalam pengendalian pandemi. Untuk memonitor perubahan perilaku masyarakat, Satgas COVID-19 merangkul lebih dari 115 ribu Duta Perubahan Perilaku di  seluruh Indonesia. Bersama  TNI dan Polri, para Duta Perubahan Perilaku melakukan evaluasi dan melaporkan kondisi di lapangan kepada Satgas COVID-19.

Salah satu Duta Perubahan Perilaku adalah dr. Grace Hananta, C.Ht yang juga menjabat sebagai Campaign Director  Gerakan Pakai  Masker (GPM). Gerakan ini bertujuan membantu pemerintah dalam memotivasi  masyarakat, untuk selalu memakai masker dan menyempurnakannya dengan protokol kesehatan lainnya, seperti mencuci tangan dan menjaga jarak.

Dalam upaya edukasi menggunakan masker ini, dr. Grace juga menekankan pentingnya melakukan ajakan dengan cara yang nyaman dan menyenangkan, khususnya kepada generasi muda.

“Kita harus tunjukkan seberapa hebat kita bisa terus sadar mengenakan masker. Inti ajakan dari GPM  adalah pokoknya  pakai  masker  dulu.  Masker  apapun  jenisnya.  Kita  harus  sadar,  bahwa sekarang mengenakan masker itu seperti halnya kita mengenakan baju,” ujar dr. Grace.

Sementara itu, pelaku seni, Jeremy Teti menambahkan bahwa saat ini masker berkembang menjadi salah satu item fashion. “Jadi tidak perlu merasa penampilan kita berkurang, karena mengenakan masker. Masker  justru bisa meningkatkan fashion. Dengan masker, kita punya penampilan yang sehat, penampilan yang prokes,” katanya.

Jeremy juga mengingatkan pentingnya mengenakan masker secara benar, khususnya bagi orang dengan  mobilitas tinggi.  Selain  masker,  lanjutnya,  membersihkan  diri  juga  mutlak  dilakukan sebelum memasuki rumah untuk perlindungan keluarga.

“Public  figure  punya  tanggung  jawab  moral  menjadi  role  model  (tokoh  panutan) orang-orang sekitarnya. Kita harus mencontohkan protokol kesehatan yang benar. Selain itu, memotivasi dan meyakinkan masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin,” ujar Jeremy.

Pada kesempatan tersebut, ketiga narasumber mengimbau masyarakat untuk tidak terjebak dalam euforia pasca penurunan level PPKM di Jawa Bali. Perbaikan situasi COVID-19 tidak boleh membuat kita lengah, melainkan harus tetap disikapi dengan hati-hati dan penuh kewaspadaan. (*/HN)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 + 6 =