15 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

‘Ku-TuK’ Teater Potlot-Palembang

2 min read

JAMBI WONDERFUL – The Related of Power Praktik membaca perjalanan rempah dan narasi kekuasaan melalui pengetahuan teks prasasti, piagam, dan peraturan, dari masa penaklukkan Sriwijaya hingga hari ini. Falsafah “ekosentris” Prasasti Talang Tuwo-lah, mampu menjaga alam dari kerakusan penguasa Sriwijaya.

Nilai-nilai peradaban seperti apa hendak dimaknai, ketika narasi rempah kembali dihidupkan?

Dipergelarkan tanggal: 19 November Pukul: 19.30 wib
di Gedung Teater Arena, Taman Budaya Jambi

Ku-TuK
Karya: Conie Sema
Sutradara: Conie Sema

Presentasi:
Reflan Elleven, Fathia Mahira, Dandi Rianto, Sonia Juniarti, Restu Rian Handani, Ahmad Zamroni

PENATA MUSIK: Jeje Dije
PENATA VISUAL: Yudi Semai
DOKUMENTASI FOTO: Nopri lsmi
PENATA GRAFIS: Ferdian Semai
RISET DAN DISKUSI: T Wijaya
MANAJER PRODUKSI: Dian Maulina
PRODUKSI: Teater Potlot ke-43, 2021

Ku-TuK dari “Kutuk”, adalah praktik membaca perjalanan narasi kekuasaan dari masa ke masa melalui pengetahuan teks prasasti, babat, mitos, piagam, hingga peraturan pemerintahan terkait relasi kuasa. Di masa Kedatuan Sriwijaya narasi kekuasaan terbaca pada enam “prasasti kutuk” di wilayah penaklukkannya.

Kata “kutuk”, menjadi wacana ancaman “kesusahan” dan “bencana” bagi mereka yang tidak patuh atau membangkang perintah raja. Namun, falsafah “ekosentris” mampu menjaga alarn dari kerakusan para penguasa Sriwijaya.

Di masa Kesultanan Palembang yang bermitra bisnis dengan Eropa [VOC, lnggris dan Belanda], narasi ancaman tersebut terus dilanjutkan dalam sejumlah piagam. Isinya merupakan praktik tata niaga [monopoli] perdagangan rempah.

Hingga hari ini, narasi tersebut melekat dalam memori para penguasa. Falsafah “ekosentris” digeser ” antroposentris” yang digerakkan kapitalisme. Alam melayani manusia. Foucault bilang, kekuasaan menghasilkan pengetahuan dan pengetahuan dibentuk oleh kekuasaan. Lalu, bagaimana narasi dan pengetahuan rempah yang dihidupkan kembali hari ini?

ku-tuk adalah presentasi dari sebuah puisi sebagai pintu masuk membaca memori perjalanan rempah, menjadi peristiwa seni atau pertunjukan.

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

70 + = 72