16 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Nasib Teknisi Bertahan Hidup Ditengah Pandemi

2 min read

JAMBIDAILY EKONOMI-Meski Kota Jambi saat ini memasuki PPKM Level 1, namun belum memberikan peningkatan penghasilan bagi Zulmi yang sehari-hari bekerja sebagai seorang teknisi Elektronik.

“Kita bersyukur, kasus Covid-19 di Kota Jambi terus menurun.  Namun hingga saat ini penghasilan sebagai teknisi belum mengalami peningkatan,”tutur Zulmi (34) disela-sela dirinya memperbaiki mesin cuci milik warga dikawasan Pakuan Baru Kota Jambi, Minggu (21/11/2021).

Disebutkannya, sebelum pandemi dirinya banyak mendapat order dari para pelanggan untuk memperbaiki peralatan elektronik.  Bahkan Dia sempat mengembangkan penghasilannya untuk jual beli peralatan elektronik bekas.

“Waktu itu, rata-rata kami mengantongi penghasilan bersih Rp.3000.000 per bulan dari jasa service dan sedikit penghasilan tambahan dari jual beli  elektronik bekas,”jelas lajang yang akrab disapa Zul ini.

Namun ketika Pandemi sejak dua tahun lalu, Dia mengalami penurunan penghasilan baik dari jasa service maupun dari jual beli alat elektornik bekas.

Bahkan menurutnya saat dilaksanakan PPKM Level IV, Dia nyaris tidak mendapatkan penghasilan karena tidak ada order sama sekali.

“Beruntung dari penghasilan saya selama ini, setelah membantu saudara tempat saya tinggal, sisanya saya tabung.  Hampir setahun bertahan hidup dari sisa tabungan yang ada,”ujarnya.

Hanya saja, seiring penurunan PPKM Level 1 di Kota Jambi, Dia mulai kembali mendapat order memperbaiki peralatan elektronik para pelanggannya.

“Alhamdulillah sejak PPKM level 1, ada order dan Dia mendapat penghasilan Rp. 1500.000 s.d 2.000.0000. Semoga Covid segera berlalu dan penghasilan kembali normal,”harapnya.

Senada, Muhajir (34), menceritakan, sebelum pandemi dirinya hanya menerima order perbaikan elektornik dari pelanggannya yang diantar kerumah orangtuanya di kawasan kenali asam bawah Kota Jambi.

Meski hanya bersipat menunggu dirumah, saat itu order dari pelanggan sangat banyak hingga Dia dapat membantu orangtuanya memenuhi kebutuhan keluarga.  Tidak itu saja, Dia dapat membantu temannya sesama tehnisi dengan berbagi pekerjaan dan rizqi.

Namun setelah terjadi pandemi, dirinya terpaksa merubah pelayanan dengan cara jemput bola kerumah pelanggan.

Bahkan menurutnya, Dia sesama teknisi saling berbagi pekerjaan agar dapat bertahan hidup. Seperti saat ini mereka berbagi pekerjaan memperbaiki mesin cuci pelanggan yang seharusnya dapat dilakukan sendiri-sendiri.

“Dari penghasilan rata-rata dirumah saja Rp.4.500.000 menjadi Rp.1.000.000 sampai Rp.1250.000 per bulannya. Itupun harus dengan cara jemput bola kerumah pelanggan,”tutur lajang yang harus menghidupkan kedua orangtuanya ini.

Dia berharap kondisi pandemi makin normal dan usahannya sebagai teknisi dapat kembali mendapatkan penghasilan yang baik untuk keluarga.

“Semoga pandemi segera normal dan ekonomi kembali menggeliat,”harapnya.

 

Penulis : Hery FR

 

 

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− 4 = 6