Al Haris Terima Gelar Adat Depati Mudo Terawang Lidah Payung Negeri
3 min readJAMBIDAILY KERINCI – Gubernur Jambi, Dr.H.Al Haris,S.Sos.,M.H, mengucapkan terima kasih atas penganugerahan gelar adat dari tokoh masyarakat Sitinjau Laut, khususnya masyarakat Desa Penawar. “Semoga dengan gelar adat ini, lebih memperkuat silahturahmi dan emosional saya dengan masyarakat Desa Penawar,” ujar Al Haris. Hal tersebut disampaikan Al Haris pada acara Kenduri SKO, bertempat di Desa Penawar Kecamatan Sitinjau Laut Kabupaten Kerinci, Minggu (16/01/2022). Al Haris mendapatkan gelar adat “Depati Mudo Terawang Lidang Payung Negeri” berdasarkan keputusan bersama tokoh masyarakat.
Al Haris mengatakan, Kenduri SKO merupakan kenduri adat masyarakat yang telah ada sejak zaman nenek moyang terdahulu. Untuk itu, kegiatan ini jangan hanya sekedar ceremonial saja, tetapi harus terus berkelanjutan karena Kenduri SKO ini kekayaan adat budaya Kerinci, serta tokoh masyarakat harus menetapkan dengan keputusan adat.
Al Haris menyarankan, masyarakat Desa Penawar mengadakan acara Kenduri SKO dalam kurun waktu 3 sampai 5 tahun sekali, karena jika mengadakan kegiatan ini dalam kurun waktu 30 tahun sekali, kedepannya akan terlupakan dan tergerus oleh zaman. “Kita semua disatukan oleh adat, maka hendaknya kita harus melestarikan adat budaya yang ada, jangan sampai hilang ditelan oleh zaman,” kata Al Haris.
Al Haris mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Jambi saat ini memberikan perhatian khusus terkait adat budaya yang ada, sekarang banyak sekali masyarakat Jambi yang sudah mengabaikan hukum hukum adat. Kedepan, Pemerintah Provinsi Jambi akan mengkaji ulang permasalahan hukum adat ini, sehingga hukum adat menjadi lebih tajam dan menjadi pedoman dalam kehidupan sehari hari.
“Saya mengharapkan agar setiap pemangku kepentingan turut berperan melakukan upaya untuk menjaga dan melestarikan adat budaya, khususnya Kenduri Sko dari kepunahan serta mempertahankan nilai-nilai kekayaan kearifan lokal daerah dan menanamkannya kepada generasi muda,” ungkap Al Haris.
“Upaya pengenalan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu budaya dan tradisi bisa dilakukan melalui pendekatan edukasi dalam pembelajaran berbasis kearifan lokal. Nilai-nilai kearifan lokal ini berperan dan berfungsi sangat penting untuk memberikan keteduhan pada kehidupkan sehari-hari yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan di Provinsi Jambi agar menjadi lebih baik lagi kedepannya,” lanjut Al Haris.
Tokok Masyarakat Desa Penawar, Syafrizal Kadir melaporkan acara Kenduri SKO mengundang lebih kurang 3.000 orang dengan rincian sebagai berikut: Undangan Bapak Gubernur Jambi dan Ketua Lembaga Adat berjumlah 40 Orang, Depati IV 8 Helai Kain sebanyak 100 orang, anak jantan dan anak betino dari 50 Tumbu Lempur sebanyak 50 orang, anak jantan dan anak betino dari Pulau Sangkar sebanyak 60 orang, anak jantan dan anak betino dari luar Penawar sebanyak 80 orang, anak jantan dan anak betino perantauan sebanyak 200 orang serta anak jantan dan anak betino 4 Desa Penawar sebanyak 2.000 orang.
“Kenduri SKO ini merupakan wahana untuk menyatakan rasa syukur kepada Allah Subhanhu Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan nikmatnya kepada seluruh lapisan masyarakat berupa hasil pertanian yang melimpah, pembangunan, kesehatan dan lain-lain. Kita implementasikan ini semua dengan mengadakan acara sedekah makan bersama dan memanjatkan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” kata Syafrizal. (Waaly/edit: Richi, foto: Agus dan Hori, video: Erit dan Patra, drone: Aditya)