17 September 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

T  O  I  L  E  T

14 min read

Ilustrasi toilet. Sumber foto: unsplash.com/Giorgio Trovato.

Karya Hendry Nursal

 

Pemeran:

Rizki: Laki-laki Penjaga Toilet

Apri: Perempuan Pembersih Toilet

Sepasang Kekasih: Jaka dan Jeni

Setan I dan II

Wanita I dan II

Warga I dan II

Pria I dan II

Tokoh Lain: Lelaki, Pengamen, Pengemis dan Warga Pengguna Toilet

 

 

 

FADE IN

PAGI CERAH DISUATU TAMAN TERDAPAT SEBUAH TOILET SERTA KURSI KHAS TAMAN. DISAMPING ITU TERLIHAT PENJAGA YANG SEDANG MENGAMATI KONDISI DISEKITARNYA DAN LALU LALANG PENGGUNA TOILET YANG SECARA BERGANTIAN MENGGUNAKAN FASILITAS UMUM TERSEBUT.

DIDEPAN PENJAGA ADA KOTAK KECIL BERTULISKAN BIAYA PENGGUNAAN TOILET UNTUK JASA KEBERSIHAN DAN PENJAGA “KENCING 1000, BAB 3000, BAB++ 5000, GANTI BAJU 2000, MANDI 6000”

Setan I : Lihat lelaki itu, mari kita goda

Setan II : Menggoda untuk apa, dia terlihat kuat imannya

Setan I : Kita pengaruhi supaya dia mengintip pengguna Toilet, berikutnya kita buat dia tergiur ikut masuk ke dalam toilet saat ada pengguna perempuan. Pada akhirnya dia lakukan Rudapaksa (tertawa)

Setan II : (ikut tertawa) Cepat itu ada perempuan masuk Toilet

Setan I : (bergegas ke sebelah Rizki)

 

SETAN MENDEKATI RIZKI DAN BERUSAHA MENGGODANYA AGAR MENGINTIP PEREMPUAN YANG MEMASUKI TOILET

Setan I : kamu bengong saja, cuma melihat orang-orang keluar masuk Toilet

Setan II : Iya bayaran kamu tidak seberapa, rugi kalau hanya dapat bayaran. Kamu juga harusnya dapat melihat bentuk, kemolekan, keindahan tubuh para perempuan yang memasuki Toilet

Rizki : (menoleh ke arah Toilet)

Setan I : Cepat, dia sedang membuka celananya. Itu di dalam Ibu muda, masih sangat aduhai

Setan II : Nanti keburu selesai

Setan I : Ada lubang kecil dibagian belakang

Rizki : (melihat kondisi sekitaran)

Setan I : Tenang saja, tidak ada yang mengetahui kalau kau sedang mengintip

Rizki : (berdiri, melihat situasi dan saat akan melangkah)

Setan I : Jangan diam saja

Setan II : Dia masih di dalam, cepat

Rizki : (kembali duduk, sambil mengetuk-ngetuk kepalanya)

Setan II : Kenapa duduk kembali, cepat

 

PENGGUNA TOILET KELUAR, DIA MEMBAYAR JASA KEBERSIHAN DAN BERLALU PERGI

Setan II : Sok alim, sok beriman, sok tak tergoda kamu melihat perempuan barusan. Pakai baju saja menggiurkan apalagi kalau dilepas!

Setan I : (kepada Setan II) tenang, nanti pasti ada lagi. Itu ada lagi perempuan menuju kesini.

Wanita I : (membawa tas terlihat berisi pakaian) Apakah sedang kosong?

Rizki : (hanya mengangguk)

Setan I : Perempuan barusan perawan, jangan sampai lewat lagi. Dia mau mengganti pakaian. Cepat kesempatan terbaik ini

Rizki : (kembali menoleh ke arah Toilet)

Setan I : Cepat!

Setan II : (melihat perempuan yang sedang mengganti pakaian)

Setan I : Kamu sedang apa, kita ini menggoda dia agar berbuat dosa. Mengapa kamu malah diam disitu?

Setan II : Waw putihnya, mulus (menelan air ludah) masih perawan, masih merah

Setan I : Apanya yang merah?

Setan II : (diam saja, terus melihat ke dalam Toilet)

Setan I : Coba aku lihat, apa benar kamu bilang? (menyaksikan perempuan sedang mengganti pakaian, diapun terdiam dan terpesona)

Setan II : Bagaimana?

Setan I : Bidadari Surga

Setan II : Kita harusnya menggoda dia (menunjuk ke arah Rizki)

Setan I : Sulit, kita saja menikmati keindahan dan lukisan dunia ini

 

PEREMPUAN KELUAR DARI TOILET DENGAN PAKAIAN BERBEDA DARI SEBELUMNYA

Wanita I : Terima kasih ya

Rizki : (hanya tersenyum)

Setan I : (kepada Setan II) kita bikin saja dia tertidur, biar dia lalai dengan pekerjaannya dan merugi karena bakal banyak pengguna Toilet yang tidak membayar (meniup mata Rizki)

Setan II :(tertawa terbahak-bahak melihat Rizki tertidur pulas dan berlalu pergi)

 

SEMBARI BERTARUNG DENGAN GODAAN DAN PIKIRANNYA, PENJAGA MERASAKAN BOSAN LALU MENGANTUK, HANYA MENGAMATI SETIAP ORANG YANG LEWAT PADA AKHIRNYA TERTIDUR

Renung ku dalam buai malam

Tak Seindah dunia yang terlalu fana untuk di hisap

Relung ku yang terayun senja

Menunggu datangnya kamboja bertaburan dalam lelap ku diantara waktu

 

Itu ratap ku

ketika menanti kekosongan tiada jarak tak bertuan

 

Apri : (hanya melirik Rizki yang sedang tertidur lalu masuk ke toilet dan terlihat membawa berbagai peralatan kebersihan) Tidur dia, bukannya menjaga dengan baik (Sambil menyikat lantai) siapa yang jahil ini? Menulis nomor telepon di dinding! Ada lagi “Aku mencintai mu sepenuh hati, aku merindukan mu” Apa-apaan ini. Kalau rindu disampaikan ke orangnya bukan ditulis ke dinding Toilet. Mungkin rindu dengan kecoak kali ya?

(melihat Rizki) Kalau tidur bagaimana melihat siapa saja yang menggunakan Toilet, lewat semua nanti. Keluar langsung pergi saja tanpa membayar!

Rizki : Jangan coba-coba menggoda aku (dengan mata tetap terpejam)

Apri : Aku untuk apa menggoda kamu, seperti tidak ada kerjaan saja harus menggoda kamu

Rizki : Aku tidak akan tergoda dengan melihat bentuk, kemolekan dan keindahan tubuh mu.

Apri : Apa! Kau pikir aku bakal melepas pakaian di depan mata mu?

Rizki : Aku tidak akan mengintip

Apri : (bingung) matanya terpejam tapi berbicara, waduh ini mimpi di siang bolong

Rizki : Jangan menggoda aku untuk mengintip seorang perawan yang sedang mengganti pakaian. Pergi, pergi kau setan!

Apri : (terkejut dan ketakutan)

Rizki : (terbangun dari tidurnya) Kamu kenapa memperhatikan saya seperti itu?

Apri : Kamu kenapa teriak-teriak

Rizki : Maaf aku tertidur, aku mengigau?

Apri : Igauan mu itu, menimbulkan pertanyaan (menirukan Rizki) Jangan menggoda aku untuk mengintip seorang perawan yang sedang mengganti pakaian. Pergi, pergi kau setan!

Rizki : (terkejut) maaf, mungkin itu kebawa mimpi jadinya. Tadi ada perempuan cantik, dan otak kotor ku berbisik untuk mengintip.

Apri : Terus kamu lakukan

Rizki : Tidaklah, itu dosa

Apri : (menghela nafas) Syukurlah kamu menjaga Toilet dengan memegang Amanah dan kepercayaan

Rizki : iya iya.…..kamu teruskan saja tugas mu

Apri : (kembali membersihkan Toilet)

 

PENGGUNA TOILET BERDATANGAN, TERLIHAT MENGANTRI. SEMENTARA APRI MASIH MEMBERSIHKAN

Rizki : Cepat Apri, ada tiga orang mengantri

Apri : (bergegas keluar dari toilet) Silahkan. (berbicara kepada Rizki) saya mencari beberapa pembersih ya, ini udah mau habis

Rizki : Baik, jangan terlalu lama. Biar Toilet terus dalam kondisi bersih

Apri : kalau aku belum kembali, tolong diperhatikan kebersihannya

Rizki : ya baiklah 

 

APRI PERGI MENINGGALKAN RIZKI, PENGGUNA SECARA BERGANTIAN KELUAR MASUK TOILET. ANTRIAN JUGA TERUS BERTAMBAH, TERLIHAT PENGEMIS, PENJUAL KORAN, PEMUDA DAN PEDAGANG KECIL.

SETAN MULAI MENJALANKAN AKSINYA MENGGODA PARA PENGGUNA TOILET

Setan I : Mari kita menggoda mereka yang sedang antri ke Toilet!

Setan II : Tidak menarik, apa yang mau kita lakukan, apa yang akan kita pengaruhi pada mereka

Setan I : Apa saja yang bisa menyebabkan mereka terjerumus pada perbuatan dosa

Setan II : Iya aku paham, tapi apa? Mereka cuma pengemis, penjual koran, pedagang kecil.

Setan I : Lihat pemuda itu, dia sepertinya sedang asik bermain menggunakan perangkat canggih

Setan II : Namanya telepon pintar, kamu saja tidak mengetahui teknologi

Setan I : Gunanya apa bagi kita?

Setan II : Sebagai setan juga harus cerdas, jadi bisa mempengaruhi manusia yang pintar

Setan I : Kamu malah menceramahi aku! Aku mau menggoda dia

Pemuda : (asik bermain di perangkat gawainya)

Setan I : terus, terus lawan. Kejar cepat kejar!

Pemuda : (kegirangan karena memenangkan permainan)

Setan II : Katanya mau menggoda, kenapa malah ikut-ikutan menyemangati dia bermain

Setan I : Kelihatannya menarik

Setan II : Gunanya apa bagi kita?

Setan I : Tadi aku yang berkata dan bertanya itu

Setan II : katanya mau menggoda, kok malah ikut………….

Setan I : Sudahlah

Pemuda : (masuk ke dalam Toilet tetapi lupa mengunci pintu)

Setan I : (menuju toilet) lihat dia tidak lagi bemain tapi dia sedang menonton

Setan II : Sinetron? Atau

Setan I : Lihat sendiri saja

 

SETAN TERTAWA, KEGIRANGAN DAN MERASA BERHASIL MENJERUMUSKAN PEMUDA ITU BERBUAT DOSA. KARENA LAMA, RIZKI MENYAPU SEKITARAN TOILET

Wanita I : (terburu-buru akan masuk Toilet)

Pemuda : Hei….(langsung menyelesaikan dan mengenakan celana) kamu sembarang saja, saya sedang di dalam kenapa langsung masuk!

Wanita I : Maaf saya sudah tidak tahan lagi

Pemuda : Makanya bertanya dengan penjaga (melihat ke arah Rizki) kamu bukannya menjaga dengan baik, malah disana

Rizki : Maaf sedang menyapu, saya lihat tidak ada antrian

Pemuda : Dia main masuk saja

Rizki : Berarti kuncinya rusak ya? (langsung melihat pintu) ternyata tidak rusak

Wanita I : Saat saya dorong pintu, tidak terkunci

Rizki : Kamu juga salah, kenapa pintu tidak dikunci?

Pemuda : Mungkin saya lupa

Wanita I : Kamu marah-marah, padahal kamu yang salah

Pemuda : Ehhhh…kamu

Wanita I : Berisik, aku udah tidak tahan lagi (menuju Toilet)

 

PEMUDA LANGSUNG PERGI, SETAN BERGEGAS MENGGODA RIZKI

Setan I : Perempuan cantik itu, jangan lewatkan lagi kesempatan

Rizki : (bergumam) Aku lanjut nyapu saja, dari pada berpikiran kotor

Setan I : Bukan berpikir kotor, tapi ini kesempatan

Setan II : (sambil melihat perempuan di Toilet) Ada tahi lalatnya

Setan I : Dimana?

Setan II : banyak tanya, udah goda saja dia sampai berhasil

Setan I : Cepatlah

Setan II : Yahh……dianya udah selesai (meninggalkan toilet dan rizki)

 

bisikan lirih dicawan hati mencekam;
ibarat meteor menghujani bumi,
ibarat magma membasahi pijakan derap tapak

aku harus terus mendekap teguh;
walau ditengah kebisuan sang hari,
walau meratap ditengah teriakan sang waktu

 

PEREMPUAN TERSEBUT KELUAR, LANTAS ADA SESEORANG LELAKI TERBURU-BURU MASUK TOILET. TERLIHAT MEMBAWA SESUATU YANG DISEMBUNYIKAN DALAM BAJU

RIZKI HANYA TERDIAM MELIHAT, TAK LAMA KEMUDIAN KEMBALI KELUAR DAN LANGSUNG PERGI

Rizki : Dia pikir aku patung disini, langsung pergi saja. Tidak baca tulisan, sudah jelas-jelas disini tertera. Tidak sopan, tidak ada etika, tidak menghargai orang lain, dasar pelit!

Apri : Kenapa kamu,?

Rizki : Barusan ada laki-laki, masuk lalu keluar tanpa membayar

Apri : Biarlah, kita udah biasa berjumpa yang seperti itu (menuju Toilet) Rizki! (berteriak)

Rizki : Ada apa, apa yang terjadi?

Apri : (menunjuk lantai) lihat, ada ceceran darah?

Rizki : Aku tidak mengetahui

Apri : Apa ada yang berbuat kejahatan tadi disini?

Rizki : Tidak ada, kalau ada yang dilukai mustahil tidak berteriak. Tidak ada yang menjadi korban kejahatan?

Apri : Lantas ini darah apa?

Rizki : (diam sambil berpikir) Aku ingat, yang tadi laki-laki barusan. Dia seperti membawa sesuatu yang dimasukkan kedalam bajunya. Bisa jadi itu adalah pisau yang terkena darah, mungkin dia melakukan kejahatan dengan cara melukai orang lain. Jahat!

Apri : Hussssssttt jangan sembarangan menuduh, berbahaya kalau ada yang mendengar. Padahal kita tidak mengetahui secara pasti

Rizki : Jadi bagaimana, kalau kita bersihkan. Terus ada polisi datang kesini mencari bukti, ceceran itu bisa jadi bukti

Apri : Iya kamu juga jadi saksi, mau kamu? Sementara kamu tidak melihat dengan pasti. Terus ini Toilet akan ada tulisan garis polisi, artinya kita tidak mendapat penghasilan selama proses penyelidikan.

Rizki : Aku bingung. Bisa juga dia malah korban dari kejahatan?

Apri : Ya sudah, aku bersihkan kamu teruskan menyapu. Lagian kita tidak mengetahui apapun

Rizki : (meneruskan menyapu)

Wanita II : (berlari masuk toilet langsung menyekap Apri dan menutup pintu)

Rizki : (saat akan mengejar ke Toilet)

 

DUA ORANG PRIA MENDEKATI RIZKI DAN BERTANYA

Pria I : Apa engkau melihat perempuan yang sedang berlari melewati

Rizki : Tidak ada

Pria I : jangan berbohong kamu!

Rizki : Saya hanya menyapu dari tadi, tidak melihat ada perempuan yang lewat

Pria II : (menggedor pintu Toilet)

Apri : (mengeluarkan kepalanya) Ada apa? Saya sedang buang air besar, mengganggu saja! (menutup pintu)

Pria II : (melihat kearah Pria I dan memberikan isyarat untuk pergi)

Rizki : (setelah menghilang) keluar, pria itu sudah pergi

Wanita II : Apa benar dia sudah pergi (mengeluarkan sedikit kepalanya)

Rizki : iya…..

Wanita II : (keluar Toilet disusul Apri) Terima kasih atas bantuannya, karena kalian aku selamat dari korban kejahatan (kepada Apri) maaf tadi terpaksa aku menutup mulut mu dengan sedikit keras

Apri : Aku memahami situasinya, segeralah pulang dan berhati-hati

Wanita II : Terima kasih (pergi)

Rizki : Enak ya?

Apri : Apanya?

Rizki : Di dalam sana berduaan dengan perempuan cantik

Apri : Jangan berpikir kotor kamu, lagian sesama perempuan

Rizki : iya, iya, Aku cuma bertanya (kembali menyapu)

Apri : (diam saja, meneruskan pekerjaannya)

 

DATANG SEPASANG KEKASIH YANG DUDUK DI KURSI TAK JAUH DARI TOILET, BERISTIRAHAT SETELAH MENGELILINGI TAMAN

Berilah cerita nafas ku

Aku takkan berbalik Mencari jalan yang terluka

 

Berilah kisah nadi ku

Aku merasakan rindu Membunuh hati ku yang mengering

 

Aku takut menyeka cerita dan kisah

Saat seruling tangis mu Menyiratkan irama kepedihan

 

Jaka : kita duduk dulu disini Jeni, lelah juga berkeliling

Jeni : boleh Jaka, mari kita duduk (setelah duduk) bagaimana taman disini?

Jaka : Lumayan untuk mengisi waktu akhir pekan, intinya saya bisa bersama kamu seharian (bersikap mesra dan romantis)

 

MELIHAT ADA JAKA DAN JENI YANG DUDUK DI KURSI TAK JAUH DARI TOILET, SETAN TIDAK MELEWATKAN KESEMPATAN UNTUK MENGGODA

Setan I : (kepada Setan II) Ada target baru

Setan II : Nah ini target bagus, mereka sepertinya sedang dimabuk asmara

Setan I : (bergegas mendekati dan mengamati pembicaraan Jaka dan Jeni)

Jeni : Kamu bisa saja

Jaka : Kenapa? kamu tidak suka?

Jeni : Aku sangat suka, karena selebihnya waktu kita habis di tempat kerja

Jaka : Kalau ada Romeo and Juliet dalam kisah William Shakespeare. Maka ada Jaka dan Jeni dalam kisah (berpikir) kisah siapa ya?

Jeni : jadi kisah siapa?

Jaka : Kisah kita (tertawa)

Jeni : (tertawa) walaupun kita baru berpacaran, aku merasa bagai bertahun-tahun

Jaka : Kita merasakan kenyamanan, kita merasa senang saat bersama dan dunia serasa milik berdua

Setan I : Mumpung lagi sepi, pergi bawa Jeni ke belakang Toilet

Setan II : Jangan sia-siakan kesempatan, itu penjaga dan pembersih Toilet sedang tidak memperhatikan kalian

Jaka : (melihat-lihat sekitaran)

Jeni : Ada apa Jaka?

Jaka : Ooooo…tidak apa (menatap Jeni)

Setan I : Teruskan, teruskan, teruskan

Jeni : (membalas pandangan jaka, dengan senyum dan tersipu malu)

Setan I : Dia juga menginginkan apa yang kamu pikirkan, teruskan

Jaka : (mendekatkan wajahnya ke Jeni)

Setan I : Lebih dekat lagi, lagi, lagi

Setan II : (kepada Jeni) pejamkan mata mu

Setan I : (kepada Jaka) lihat dia benar-benar menginginkannya

 

KETIKA WAJAH JAKA SUDAH SANGAT DEKAT DENGAN WAJAH JENI DAN AKAN MEMBERI CIUMAN, CUACA BERUBAH SEKETIKA TERDENGAR SUARA GEMURUH, PETIR, KILATAN, TIUPAN ANGIN

Apri : (Keluar dari Toilet) Rizki hari mau hujan, aku pulang dulu

Rizki : Iya hati-hati (meletakkan sapu dan mengambil payung, lalu duduk di kursi penjaga Toilet)

Jaka : (melihat-lihat ke langit) akan turun hujan, kita harus berteduh

Jeni : iya cepat, tapi dimana?

Setan I : (tertawa)

Setan II : (tertawa) inilah saatnya

Setan I : ke Toilet saja

Jaka : Itu ke Toilet

Jeni : Iya

 

HUJAN TURUN, SETAN MENGIKUTI JAKA DAN JENI MENUJU TOILET

Jaka : Permisi pak, saya numpang berteduh disitu (menunjuk ke Toilet)

Rizki : Kalian kalau berteduh boleh saja, tapi pintunya dibuka ya? Karena kalian laki-laki dan perempuan

Jaka : Iya, kami buka pintunya

Rizki : Silahkan, sebentar! (menunjuk Jeni) Saya merasa pernah melihat kamu

Jeni : Bapak salah lihat, saya baru pertama kali ke tempat ini (menuju Toilet)

Setan I : Kamu tiup mata penjaga itu, biar tertidur

Setan II : (mendekati Rizki yang sedang menggunakan payung, karena terasa sejuk, Riski tertidur)

Setan I : Kamu peluk, dia kedinginan

Jeni : (memeluk dari belakang jaka yang sedang berdiri di depan pintu Toilet)

Setan I : Penjaga udah tertidur, tutup pintunya

Jaka : (melihat penjaga tertidur, diapun menutup pintu Toilet)

Setan II : (melihat dari atas Toilet sambil tertawa)

Rizki : (terbangun karena hujan mereda) mana mereka berdua? Pintu Toilet terkunci (menggedor pintu) kalian berdua ada di dalam ya? Kalian berbuat dosa (berteriak) ada yang berbuat mesum disini, ada yang berzina disini!!

 

MENDENGAR SUARA TERIAKAN, WARGA BERDATANGAN DAN BERTANYA PERIHAL APA KEPADA RIZKI

Warga I : Ada apa?

Rizki : Ada yang berbuat mesum di dalam

Warga I : Keluar kalian, kalau tidak kami dobrak paksa

Warga II : Keluar!!! (diikuti teriakan warga lainnya yang ramai)

Apri : Apa yang terjadi Rizki?

Rizki : Sepasang kekasih berbuat mesuk di dalam

Apri : Kamu kemana? Kamu meninggalkan Toilet?

Rizki : Tidak, tadi katanya mereka mau berteduh saat turun hujan. Aku izinkan dengan syarat pintu terbuka, lalu aku tertidur. Nah saat terbangun mereka telah menutup pintu

Apri : Bangsat mereka! (memasuki kerumunan warga dan turut menggedor pintu) Kalian keluar!

 

TERIAKAN WARGA SEMAKIN RAMAI DAN SITUASI MULAI TAK TERKENDALI

Pria I : Tenang, tenang bapak-bapak, ibu-ibu sekalian. Kami berdua dari kepolisian, apa yang terjadi?

Warga I : Ada yang berbuat mesum di dalam

Pria I : Jangan main hakim sendiri, jangan anarkis karena bisa menyebabkan bapak ibu terjerat hukum

Rizki : Saya merasa pernah melihat Anda?

Pria I : Iya kami yang tadi kesini, menanyakan terkait seorang perempuan

Pria II : Semua mundur, silahkan ke pinggir

Pria I : (mendekati pintu Toilet) buka pintunya! Kalau tidak, kami akan bertindak lebih tegas

 

PINTU DIBUKA TAMPAK JENI KELUAR SAMBIL MENGANGKAT TANGAN, SEMENTARA ITU JAKA TERTELUNGKUP DENGAN KAKI TANGAN TERIKAT, MULUT DISUMPAL

Rizki : Wah………ganass sekali permainan mereka

Apri : Husssttt

Pria I : (sambil memegang tangan Jeni) Dia sudah lama menjadi target operasi kami, dia pelaku perampokan dibeberapa wilayah dengan cara menggoda lelaki bahkan tidak segan-segan melukai korbannya menggunakan senjata tajam.

Pria II : (membuka ikatan Jaka)

Rizki : (melihat Apri dan mengingat)

Warga II : Cantik-cantik tapi penjahat

 

WARGA MENDEKAT, WARGA TERLIHAT MULAI BERINGAS

Pria I : Ingat jangan main hakim sendiri, kembali ke rumah masing-masing. Jangan lagi berkerumun, semua bubar!

 

TANPA PEDULI DENGAN PERINGATAN POLISI, WARGA TETAP MENDEKAT DAN AMUKAN MASSA TAK TERHINDARKAN NAMUN POLISI BERHASIL MENGAMANKAN JENI LALU MENINGGALKAN WARGA

Pria I : Ini sudah tidak terkendali, Kita segera ke kantor bawa dia, melaporkan kepada komandan dan kembali lagi memantau situasi

Pria II : Siap (meninggalkan tempat peristiwa)

 

WARGA TERUS MELUAPKAN KEMARAHANNYA DAN TIDAK MENYADARI KALAU JENI TELAH DIBAWA PERGI OLEH POLISI

Rizki : Sakit !!!

Apri : menjauh, kalian salah orang

Rizki : Bukan saya!!

Apri : Bubar, kalian bisa membuat teman ku terbunuh!

 

MENDENGAR TERIAKAN ITU WARGA MENJAUH DAN TERKEJUT MELIHAT MUKA RIZKI TELAH DIPENUHI LEBAM

Ludahan ku unggap hanyalah serentetan peluru-peluru pacu

kelembutan datang dari hitam yang tidak pernah mengenal putih

kelembutan hadir dari batu yang tidak menyerah di tikam tetesan air, kelembutan terlahir dari sang insan yang terbuang

Rizki : (menahan sakit dan berteriak) Apa salah ku!!! Aku (akan) Mati; Diantara dua pancang nisan Mengais segenggam tanah kubur

Setan I : (tertawa bersama Setan II)

 

SETAN TERUS TERTAWA DIIRINGI SUARA GEMURUH, KILATAN DAN SATU DENTUMAN PETIR YANG KERAS

 

BLACK OUT

TAMAT

 

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 + 2 =