T O I L E T
14 min readKarya Hendry Nursal
Pemeran:
Rizki: Laki-laki Penjaga Toilet
Apri: Perempuan Pembersih Toilet
Sepasang Kekasih: Jaka dan Jeni
Setan I dan II
Wanita I dan II
Warga I dan II
Pria I dan II
Tokoh Lain: Lelaki, Pengamen, Pengemis dan Warga Pengguna Toilet
FADE IN
PAGI CERAH DISUATU TAMAN TERDAPAT SEBUAH TOILET SERTA KURSI KHAS TAMAN. DISAMPING ITU TERLIHAT PENJAGA YANG SEDANG MENGAMATI KONDISI DISEKITARNYA DAN LALU LALANG PENGGUNA TOILET YANG SECARA BERGANTIAN MENGGUNAKAN FASILITAS UMUM TERSEBUT.
DIDEPAN PENJAGA ADA KOTAK KECIL BERTULISKAN BIAYA PENGGUNAAN TOILET UNTUK JASA KEBERSIHAN DAN PENJAGA “KENCING 1000, BAB 3000, BAB++ 5000, GANTI BAJU 2000, MANDI 6000”
Setan I : Lihat lelaki itu, mari kita goda
Setan II : Menggoda untuk apa, dia terlihat kuat imannya
Setan I : Kita pengaruhi supaya dia mengintip pengguna Toilet, berikutnya kita buat dia tergiur ikut masuk ke dalam toilet saat ada pengguna perempuan. Pada akhirnya dia lakukan Rudapaksa (tertawa)
Setan II : (ikut tertawa) Cepat itu ada perempuan masuk Toilet
Setan I : (bergegas ke sebelah Rizki)
SETAN MENDEKATI RIZKI DAN BERUSAHA MENGGODANYA AGAR MENGINTIP PEREMPUAN YANG MEMASUKI TOILET
Setan I : kamu bengong saja, cuma melihat orang-orang keluar masuk Toilet
Setan II : Iya bayaran kamu tidak seberapa, rugi kalau hanya dapat bayaran. Kamu juga harusnya dapat melihat bentuk, kemolekan, keindahan tubuh para perempuan yang memasuki Toilet
Rizki : (menoleh ke arah Toilet)
Setan I : Cepat, dia sedang membuka celananya. Itu di dalam Ibu muda, masih sangat aduhai
Setan II : Nanti keburu selesai
Setan I : Ada lubang kecil dibagian belakang
Rizki : (melihat kondisi sekitaran)
Setan I : Tenang saja, tidak ada yang mengetahui kalau kau sedang mengintip
Rizki : (berdiri, melihat situasi dan saat akan melangkah)
Setan I : Jangan diam saja
Setan II : Dia masih di dalam, cepat
Rizki : (kembali duduk, sambil mengetuk-ngetuk kepalanya)
Setan II : Kenapa duduk kembali, cepat
PENGGUNA TOILET KELUAR, DIA MEMBAYAR JASA KEBERSIHAN DAN BERLALU PERGI
Setan II : Sok alim, sok beriman, sok tak tergoda kamu melihat perempuan barusan. Pakai baju saja menggiurkan apalagi kalau dilepas!
Setan I : (kepada Setan II) tenang, nanti pasti ada lagi. Itu ada lagi perempuan menuju kesini.
Wanita I : (membawa tas terlihat berisi pakaian) Apakah sedang kosong?
Rizki : (hanya mengangguk)
Setan I : Perempuan barusan perawan, jangan sampai lewat lagi. Dia mau mengganti pakaian. Cepat kesempatan terbaik ini
Rizki : (kembali menoleh ke arah Toilet)
Setan I : Cepat!
Setan II : (melihat perempuan yang sedang mengganti pakaian)
Setan I : Kamu sedang apa, kita ini menggoda dia agar berbuat dosa. Mengapa kamu malah diam disitu?
Setan II : Waw putihnya, mulus (menelan air ludah) masih perawan, masih merah
Setan I : Apanya yang merah?
Setan II : (diam saja, terus melihat ke dalam Toilet)
Setan I : Coba aku lihat, apa benar kamu bilang? (menyaksikan perempuan sedang mengganti pakaian, diapun terdiam dan terpesona)
Setan II : Bagaimana?
Setan I : Bidadari Surga
Setan II : Kita harusnya menggoda dia (menunjuk ke arah Rizki)
Setan I : Sulit, kita saja menikmati keindahan dan lukisan dunia ini
PEREMPUAN KELUAR DARI TOILET DENGAN PAKAIAN BERBEDA DARI SEBELUMNYA
Wanita I : Terima kasih ya
Rizki : (hanya tersenyum)
Setan I : (kepada Setan II) kita bikin saja dia tertidur, biar dia lalai dengan pekerjaannya dan merugi karena bakal banyak pengguna Toilet yang tidak membayar (meniup mata Rizki)
Setan II :(tertawa terbahak-bahak melihat Rizki tertidur pulas dan berlalu pergi)
SEMBARI BERTARUNG DENGAN GODAAN DAN PIKIRANNYA, PENJAGA MERASAKAN BOSAN LALU MENGANTUK, HANYA MENGAMATI SETIAP ORANG YANG LEWAT PADA AKHIRNYA TERTIDUR
Renung ku dalam buai malam
Tak Seindah dunia yang terlalu fana untuk di hisap
Relung ku yang terayun senja
Menunggu datangnya kamboja bertaburan dalam lelap ku diantara waktu
Itu ratap ku
ketika menanti kekosongan tiada jarak tak bertuan
Apri : (hanya melirik Rizki yang sedang tertidur lalu masuk ke toilet dan terlihat membawa berbagai peralatan kebersihan) Tidur dia, bukannya menjaga dengan baik (Sambil menyikat lantai) siapa yang jahil ini? Menulis nomor telepon di dinding! Ada lagi “Aku mencintai mu sepenuh hati, aku merindukan mu” Apa-apaan ini. Kalau rindu disampaikan ke orangnya bukan ditulis ke dinding Toilet. Mungkin rindu dengan kecoak kali ya?
(melihat Rizki) Kalau tidur bagaimana melihat siapa saja yang menggunakan Toilet, lewat semua nanti. Keluar langsung pergi saja tanpa membayar!
Rizki : Jangan coba-coba menggoda aku (dengan mata tetap terpejam)
Apri : Aku untuk apa menggoda kamu, seperti tidak ada kerjaan saja harus menggoda kamu
Rizki : Aku tidak akan tergoda dengan melihat bentuk, kemolekan dan keindahan tubuh mu.
Apri : Apa! Kau pikir aku bakal melepas pakaian di depan mata mu?
Rizki : Aku tidak akan mengintip
Apri : (bingung) matanya terpejam tapi berbicara, waduh ini mimpi di siang bolong
Rizki : Jangan menggoda aku untuk mengintip seorang perawan yang sedang mengganti pakaian. Pergi, pergi kau setan!
Apri : (terkejut dan ketakutan)
Rizki : (terbangun dari tidurnya) Kamu kenapa memperhatikan saya seperti itu?
Apri : Kamu kenapa teriak-teriak
Rizki : Maaf aku tertidur, aku mengigau?
Apri : Igauan mu itu, menimbulkan pertanyaan (menirukan Rizki) Jangan menggoda aku untuk mengintip seorang perawan yang sedang mengganti pakaian. Pergi, pergi kau setan!
Rizki : (terkejut) maaf, mungkin itu kebawa mimpi jadinya. Tadi ada perempuan cantik, dan otak kotor ku berbisik untuk mengintip.
Apri : Terus kamu lakukan
Rizki : Tidaklah, itu dosa
Apri : (menghela nafas) Syukurlah kamu menjaga Toilet dengan memegang Amanah dan kepercayaan
Rizki : iya iya.…..kamu teruskan saja tugas mu
Apri : (kembali membersihkan Toilet)
PENGGUNA TOILET BERDATANGAN, TERLIHAT MENGANTRI. SEMENTARA APRI MASIH MEMBERSIHKAN
Rizki : Cepat Apri, ada tiga orang mengantri
Apri : (bergegas keluar dari toilet) Silahkan. (berbicara kepada Rizki) saya mencari beberapa pembersih ya, ini udah mau habis
Rizki : Baik, jangan terlalu lama. Biar Toilet terus dalam kondisi bersih
Apri : kalau aku belum kembali, tolong diperhatikan kebersihannya
Rizki : ya baiklah
APRI PERGI MENINGGALKAN RIZKI, PENGGUNA SECARA BERGANTIAN KELUAR MASUK TOILET. ANTRIAN JUGA TERUS BERTAMBAH, TERLIHAT PENGEMIS, PENJUAL KORAN, PEMUDA DAN PEDAGANG KECIL.
SETAN MULAI MENJALANKAN AKSINYA MENGGODA PARA PENGGUNA TOILET
Setan I : Mari kita menggoda mereka yang sedang antri ke Toilet!
Setan II : Tidak menarik, apa yang mau kita lakukan, apa yang akan kita pengaruhi pada mereka
Setan I : Apa saja yang bisa menyebabkan mereka terjerumus pada perbuatan dosa
Setan II : Iya aku paham, tapi apa? Mereka cuma pengemis, penjual koran, pedagang kecil.
Setan I : Lihat pemuda itu, dia sepertinya sedang asik bermain menggunakan perangkat canggih
Setan II : Namanya telepon pintar, kamu saja tidak mengetahui teknologi
Setan I : Gunanya apa bagi kita?
Setan II : Sebagai setan juga harus cerdas, jadi bisa mempengaruhi manusia yang pintar
Setan I : Kamu malah menceramahi aku! Aku mau menggoda dia
Pemuda : (asik bermain di perangkat gawainya)
Setan I : terus, terus lawan. Kejar cepat kejar!
Pemuda : (kegirangan karena memenangkan permainan)
Setan II : Katanya mau menggoda, kenapa malah ikut-ikutan menyemangati dia bermain
Setan I : Kelihatannya menarik
Setan II : Gunanya apa bagi kita?
Setan I : Tadi aku yang berkata dan bertanya itu
Setan II : katanya mau menggoda, kok malah ikut………….
Setan I : Sudahlah
Pemuda : (masuk ke dalam Toilet tetapi lupa mengunci pintu)
Setan I : (menuju toilet) lihat dia tidak lagi bemain tapi dia sedang menonton
Setan II : Sinetron? Atau
Setan I : Lihat sendiri saja
SETAN TERTAWA, KEGIRANGAN DAN MERASA BERHASIL MENJERUMUSKAN PEMUDA ITU BERBUAT DOSA. KARENA LAMA, RIZKI MENYAPU SEKITARAN TOILET
Wanita I : (terburu-buru akan masuk Toilet)
Pemuda : Hei….(langsung menyelesaikan dan mengenakan celana) kamu sembarang saja, saya sedang di dalam kenapa langsung masuk!
Wanita I : Maaf saya sudah tidak tahan lagi
Pemuda : Makanya bertanya dengan penjaga (melihat ke arah Rizki) kamu bukannya menjaga dengan baik, malah disana
Rizki : Maaf sedang menyapu, saya lihat tidak ada antrian
Pemuda : Dia main masuk saja
Rizki : Berarti kuncinya rusak ya? (langsung melihat pintu) ternyata tidak rusak
Wanita I : Saat saya dorong pintu, tidak terkunci
Rizki : Kamu juga salah, kenapa pintu tidak dikunci?
Pemuda : Mungkin saya lupa
Wanita I : Kamu marah-marah, padahal kamu yang salah
Pemuda : Ehhhh…kamu
Wanita I : Berisik, aku udah tidak tahan lagi (menuju Toilet)
PEMUDA LANGSUNG PERGI, SETAN BERGEGAS MENGGODA RIZKI
Setan I : Perempuan cantik itu, jangan lewatkan lagi kesempatan
Rizki : (bergumam) Aku lanjut nyapu saja, dari pada berpikiran kotor
Setan I : Bukan berpikir kotor, tapi ini kesempatan
Setan II : (sambil melihat perempuan di Toilet) Ada tahi lalatnya
Setan I : Dimana?
Setan II : banyak tanya, udah goda saja dia sampai berhasil
Setan I : Cepatlah
Setan II : Yahh……dianya udah selesai (meninggalkan toilet dan rizki)
bisikan lirih dicawan hati mencekam;
ibarat meteor menghujani bumi,
ibarat magma membasahi pijakan derap tapak
aku harus terus mendekap teguh;
walau ditengah kebisuan sang hari,
walau meratap ditengah teriakan sang waktu
PEREMPUAN TERSEBUT KELUAR, LANTAS ADA SESEORANG LELAKI TERBURU-BURU MASUK TOILET. TERLIHAT MEMBAWA SESUATU YANG DISEMBUNYIKAN DALAM BAJU
RIZKI HANYA TERDIAM MELIHAT, TAK LAMA KEMUDIAN KEMBALI KELUAR DAN LANGSUNG PERGI
Rizki : Dia pikir aku patung disini, langsung pergi saja. Tidak baca tulisan, sudah jelas-jelas disini tertera. Tidak sopan, tidak ada etika, tidak menghargai orang lain, dasar pelit!
Apri : Kenapa kamu,?
Rizki : Barusan ada laki-laki, masuk lalu keluar tanpa membayar
Apri : Biarlah, kita udah biasa berjumpa yang seperti itu (menuju Toilet) Rizki! (berteriak)
Rizki : Ada apa, apa yang terjadi?
Apri : (menunjuk lantai) lihat, ada ceceran darah?
Rizki : Aku tidak mengetahui
Apri : Apa ada yang berbuat kejahatan tadi disini?
Rizki : Tidak ada, kalau ada yang dilukai mustahil tidak berteriak. Tidak ada yang menjadi korban kejahatan?
Apri : Lantas ini darah apa?
Rizki : (diam sambil berpikir) Aku ingat, yang tadi laki-laki barusan. Dia seperti membawa sesuatu yang dimasukkan kedalam bajunya. Bisa jadi itu adalah pisau yang terkena darah, mungkin dia melakukan kejahatan dengan cara melukai orang lain. Jahat!
Apri : Hussssssttt jangan sembarangan menuduh, berbahaya kalau ada yang mendengar. Padahal kita tidak mengetahui secara pasti
Rizki : Jadi bagaimana, kalau kita bersihkan. Terus ada polisi datang kesini mencari bukti, ceceran itu bisa jadi bukti
Apri : Iya kamu juga jadi saksi, mau kamu? Sementara kamu tidak melihat dengan pasti. Terus ini Toilet akan ada tulisan garis polisi, artinya kita tidak mendapat penghasilan selama proses penyelidikan.
Rizki : Aku bingung. Bisa juga dia malah korban dari kejahatan?
Apri : Ya sudah, aku bersihkan kamu teruskan menyapu. Lagian kita tidak mengetahui apapun
Rizki : (meneruskan menyapu)
Wanita II : (berlari masuk toilet langsung menyekap Apri dan menutup pintu)
Rizki : (saat akan mengejar ke Toilet)
DUA ORANG PRIA MENDEKATI RIZKI DAN BERTANYA
Pria I : Apa engkau melihat perempuan yang sedang berlari melewati
Rizki : Tidak ada
Pria I : jangan berbohong kamu!
Rizki : Saya hanya menyapu dari tadi, tidak melihat ada perempuan yang lewat
Pria II : (menggedor pintu Toilet)
Apri : (mengeluarkan kepalanya) Ada apa? Saya sedang buang air besar, mengganggu saja! (menutup pintu)
Pria II : (melihat kearah Pria I dan memberikan isyarat untuk pergi)
Rizki : (setelah menghilang) keluar, pria itu sudah pergi
Wanita II : Apa benar dia sudah pergi (mengeluarkan sedikit kepalanya)
Rizki : iya…..
Wanita II : (keluar Toilet disusul Apri) Terima kasih atas bantuannya, karena kalian aku selamat dari korban kejahatan (kepada Apri) maaf tadi terpaksa aku menutup mulut mu dengan sedikit keras
Apri : Aku memahami situasinya, segeralah pulang dan berhati-hati
Wanita II : Terima kasih (pergi)
Rizki : Enak ya?
Apri : Apanya?
Rizki : Di dalam sana berduaan dengan perempuan cantik
Apri : Jangan berpikir kotor kamu, lagian sesama perempuan
Rizki : iya, iya, Aku cuma bertanya (kembali menyapu)
Apri : (diam saja, meneruskan pekerjaannya)
DATANG SEPASANG KEKASIH YANG DUDUK DI KURSI TAK JAUH DARI TOILET, BERISTIRAHAT SETELAH MENGELILINGI TAMAN
Berilah cerita nafas ku
Aku takkan berbalik Mencari jalan yang terluka
Berilah kisah nadi ku
Aku merasakan rindu Membunuh hati ku yang mengering
Aku takut menyeka cerita dan kisah
Saat seruling tangis mu Menyiratkan irama kepedihan
Jaka : kita duduk dulu disini Jeni, lelah juga berkeliling
Jeni : boleh Jaka, mari kita duduk (setelah duduk) bagaimana taman disini?
Jaka : Lumayan untuk mengisi waktu akhir pekan, intinya saya bisa bersama kamu seharian (bersikap mesra dan romantis)
MELIHAT ADA JAKA DAN JENI YANG DUDUK DI KURSI TAK JAUH DARI TOILET, SETAN TIDAK MELEWATKAN KESEMPATAN UNTUK MENGGODA
Setan I : (kepada Setan II) Ada target baru
Setan II : Nah ini target bagus, mereka sepertinya sedang dimabuk asmara
Setan I : (bergegas mendekati dan mengamati pembicaraan Jaka dan Jeni)
Jeni : Kamu bisa saja
Jaka : Kenapa? kamu tidak suka?
Jeni : Aku sangat suka, karena selebihnya waktu kita habis di tempat kerja
Jaka : Kalau ada Romeo and Juliet dalam kisah William Shakespeare. Maka ada Jaka dan Jeni dalam kisah (berpikir) kisah siapa ya?
Jeni : jadi kisah siapa?
Jaka : Kisah kita (tertawa)
Jeni : (tertawa) walaupun kita baru berpacaran, aku merasa bagai bertahun-tahun
Jaka : Kita merasakan kenyamanan, kita merasa senang saat bersama dan dunia serasa milik berdua
Setan I : Mumpung lagi sepi, pergi bawa Jeni ke belakang Toilet
Setan II : Jangan sia-siakan kesempatan, itu penjaga dan pembersih Toilet sedang tidak memperhatikan kalian
Jaka : (melihat-lihat sekitaran)
Jeni : Ada apa Jaka?
Jaka : Ooooo…tidak apa (menatap Jeni)
Setan I : Teruskan, teruskan, teruskan
Jeni : (membalas pandangan jaka, dengan senyum dan tersipu malu)
Setan I : Dia juga menginginkan apa yang kamu pikirkan, teruskan
Jaka : (mendekatkan wajahnya ke Jeni)
Setan I : Lebih dekat lagi, lagi, lagi
Setan II : (kepada Jeni) pejamkan mata mu
Setan I : (kepada Jaka) lihat dia benar-benar menginginkannya
KETIKA WAJAH JAKA SUDAH SANGAT DEKAT DENGAN WAJAH JENI DAN AKAN MEMBERI CIUMAN, CUACA BERUBAH SEKETIKA TERDENGAR SUARA GEMURUH, PETIR, KILATAN, TIUPAN ANGIN
Apri : (Keluar dari Toilet) Rizki hari mau hujan, aku pulang dulu
Rizki : Iya hati-hati (meletakkan sapu dan mengambil payung, lalu duduk di kursi penjaga Toilet)
Jaka : (melihat-lihat ke langit) akan turun hujan, kita harus berteduh
Jeni : iya cepat, tapi dimana?
Setan I : (tertawa)
Setan II : (tertawa) inilah saatnya
Setan I : ke Toilet saja
Jaka : Itu ke Toilet
Jeni : Iya
HUJAN TURUN, SETAN MENGIKUTI JAKA DAN JENI MENUJU TOILET
Jaka : Permisi pak, saya numpang berteduh disitu (menunjuk ke Toilet)
Rizki : Kalian kalau berteduh boleh saja, tapi pintunya dibuka ya? Karena kalian laki-laki dan perempuan
Jaka : Iya, kami buka pintunya
Rizki : Silahkan, sebentar! (menunjuk Jeni) Saya merasa pernah melihat kamu
Jeni : Bapak salah lihat, saya baru pertama kali ke tempat ini (menuju Toilet)
Setan I : Kamu tiup mata penjaga itu, biar tertidur
Setan II : (mendekati Rizki yang sedang menggunakan payung, karena terasa sejuk, Riski tertidur)
Setan I : Kamu peluk, dia kedinginan
Jeni : (memeluk dari belakang jaka yang sedang berdiri di depan pintu Toilet)
Setan I : Penjaga udah tertidur, tutup pintunya
Jaka : (melihat penjaga tertidur, diapun menutup pintu Toilet)
Setan II : (melihat dari atas Toilet sambil tertawa)
Rizki : (terbangun karena hujan mereda) mana mereka berdua? Pintu Toilet terkunci (menggedor pintu) kalian berdua ada di dalam ya? Kalian berbuat dosa (berteriak) ada yang berbuat mesum disini, ada yang berzina disini!!
MENDENGAR SUARA TERIAKAN, WARGA BERDATANGAN DAN BERTANYA PERIHAL APA KEPADA RIZKI
Warga I : Ada apa?
Rizki : Ada yang berbuat mesum di dalam
Warga I : Keluar kalian, kalau tidak kami dobrak paksa
Warga II : Keluar!!! (diikuti teriakan warga lainnya yang ramai)
Apri : Apa yang terjadi Rizki?
Rizki : Sepasang kekasih berbuat mesuk di dalam
Apri : Kamu kemana? Kamu meninggalkan Toilet?
Rizki : Tidak, tadi katanya mereka mau berteduh saat turun hujan. Aku izinkan dengan syarat pintu terbuka, lalu aku tertidur. Nah saat terbangun mereka telah menutup pintu
Apri : Bangsat mereka! (memasuki kerumunan warga dan turut menggedor pintu) Kalian keluar!
TERIAKAN WARGA SEMAKIN RAMAI DAN SITUASI MULAI TAK TERKENDALI
Pria I : Tenang, tenang bapak-bapak, ibu-ibu sekalian. Kami berdua dari kepolisian, apa yang terjadi?
Warga I : Ada yang berbuat mesum di dalam
Pria I : Jangan main hakim sendiri, jangan anarkis karena bisa menyebabkan bapak ibu terjerat hukum
Rizki : Saya merasa pernah melihat Anda?
Pria I : Iya kami yang tadi kesini, menanyakan terkait seorang perempuan
Pria II : Semua mundur, silahkan ke pinggir
Pria I : (mendekati pintu Toilet) buka pintunya! Kalau tidak, kami akan bertindak lebih tegas
PINTU DIBUKA TAMPAK JENI KELUAR SAMBIL MENGANGKAT TANGAN, SEMENTARA ITU JAKA TERTELUNGKUP DENGAN KAKI TANGAN TERIKAT, MULUT DISUMPAL
Rizki : Wah………ganass sekali permainan mereka
Apri : Husssttt
Pria I : (sambil memegang tangan Jeni) Dia sudah lama menjadi target operasi kami, dia pelaku perampokan dibeberapa wilayah dengan cara menggoda lelaki bahkan tidak segan-segan melukai korbannya menggunakan senjata tajam.
Pria II : (membuka ikatan Jaka)
Rizki : (melihat Apri dan mengingat)
Warga II : Cantik-cantik tapi penjahat
WARGA MENDEKAT, WARGA TERLIHAT MULAI BERINGAS
Pria I : Ingat jangan main hakim sendiri, kembali ke rumah masing-masing. Jangan lagi berkerumun, semua bubar!
TANPA PEDULI DENGAN PERINGATAN POLISI, WARGA TETAP MENDEKAT DAN AMUKAN MASSA TAK TERHINDARKAN NAMUN POLISI BERHASIL MENGAMANKAN JENI LALU MENINGGALKAN WARGA
Pria I : Ini sudah tidak terkendali, Kita segera ke kantor bawa dia, melaporkan kepada komandan dan kembali lagi memantau situasi
Pria II : Siap (meninggalkan tempat peristiwa)
WARGA TERUS MELUAPKAN KEMARAHANNYA DAN TIDAK MENYADARI KALAU JENI TELAH DIBAWA PERGI OLEH POLISI
Rizki : Sakit !!!
Apri : menjauh, kalian salah orang
Rizki : Bukan saya!!
Apri : Bubar, kalian bisa membuat teman ku terbunuh!
MENDENGAR TERIAKAN ITU WARGA MENJAUH DAN TERKEJUT MELIHAT MUKA RIZKI TELAH DIPENUHI LEBAM
Ludahan ku unggap hanyalah serentetan peluru-peluru pacu
kelembutan datang dari hitam yang tidak pernah mengenal putih
kelembutan hadir dari batu yang tidak menyerah di tikam tetesan air, kelembutan terlahir dari sang insan yang terbuang
Rizki : (menahan sakit dan berteriak) Apa salah ku!!! Aku (akan) Mati; Diantara dua pancang nisan Mengais segenggam tanah kubur
Setan I : (tertawa bersama Setan II)
SETAN TERUS TERTAWA DIIRINGI SUARA GEMURUH, KILATAN DAN SATU DENTUMAN PETIR YANG KERAS
BLACK OUT
TAMAT