23 Desember 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

DAAL Hadirkan Tradisi Makan MERAWANG di Taman Budaya Jambi

4 min read

Ilustrasi karya seni/DAAL dalam Karya Merawang di Taman Budaya Jambi (Sabtu, 02/07/2022) Foto: Hendry Noesae

JAMBIDAILY SENI, BudayaDianArza Arts Laboratory (DAAL) hadirkan karya apresiasi berjudul “Merawang” di gedung Teater Arena, Taman Budaya Jambi (Sabtu, 02/07/2022).

Merawang adalah tradisi makan dan minum bersama, yang dikenal masyarakat dengan sebutan Makan Merawang merupakan salah satu tradisi di provinsi Jambi.

Berdasarkan referensi yang dibaca jambidaily.com, Tradisi Makan Merawang dikenal oleh masyarakat di Kabupaten Batanghari, Kabupaten Muarojambi, Kabupaten Merangin. Mungkin saja, tradisi ini juga dikenal oleh masyarakat dari kabupaten dan kota lain di dalam provinsi Jambi.

Tetapi tidak hanya di provinsi Jambi, tradisi makan bersama yang juga hampir ada di setiap daerah di Indonesia, dengan sebutan berbeda-beda. Biasanya tradisi ini terasa kehadirannya saat berkumpul di kebun, sawah, hari-hari besar seperti lebaran, pesta pernikahan, upacara adat atau acara keagamaan.

DAAL menghadirkan karya Merawang diatas panggung pertunjukan dalam usaha menggali dari sisi makna, pun nilai filosofis dari tradisi makan Merawang yang dieksplorasi dalam bentuk gerak tari

“Karya yang dibangun memakai pola lantai melengkung kemudian dikomposisikan dengan tipe studi gerak dramatik danceteater serta menggunakan mode penyajian simbolik representatif,” Jelas Putra Agung selaku Sutradara, kepada jambidaily.com (Sabtu, 02/07/2022).

Sebelumnya Eri Argawan Kepala Taman Budaya Jambi, menyebut pergelaran yang dihadirkan DAAL asal provinsi Lampung adalah paket Apresiasi dan telah melewati proses kurasi.

(Eri Argawan (Sabtu, 02/07/2022) Foto: Hendry Noesae)

“DAAL telah melewati proses kurasi pengajuan karya apresiasi kepada Taman Budaya Jambi. Dari penilaian para kurator melalui proposal dan konsep yang ditawarkan, karya ini diterima dalam paket apresiasi,” Ungkap Eri Argawan.

Paket Apresiasi yang dilaksanakan Taman Budaya Jambi, didukung penuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Dirjen Kebudayaan dalam bingkai Dana Alokasi Khusus (DAK).

Merawang yang dieksplorasi dalam bentuk gerak tari oleh DAAL memenuhi persyaratan tema “Sesuai kesepakan kami, bahwa tahun 2022 semua karya eksperimentasi, pengolahan dan Apresiasi yang akan difasilitasi Taman Budaya Jambi wajib bertema Upacara. Maka Merawang ialah salah satu tradisi yang kita miliki di provinsi Jambi,” Tambah Eri Argawan.

Dalam Jaringan (Daring) kamus besar bahasa Indonesia, Merawang berasal dari kata dasar rawang. Merawang memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga merawang dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.

Namun referensi berbeda merujuk pengertian dalam bahasa Indonesia, bahwa merawang – rawang – me.ra.wang | mengerjakan sesuatu secara tidak teratur; mengawur; merawak; merambang.

Lalu dari laman id.wiktionary.org dikutip jambidaily.com (Sabtu, 02/07/2022 Pukul: 22.30 wib) secara verba merawang (me- + rawang; pasif: ku/kau/dirawang, terawang). merawang juga berarti mengerjakan sesuatu secara tidak teratur; mengawur; merawak; merambang

Pada pergelaran Merawang ini, DAAL hadirkan Performer: Lora Gustia Ningsih, Tri Putra Mahardika, Wikan Febrian, Edoyoas, Liza Lazuarmi, Penata Cahaya: Asep Supriadi, Penata Busana: Oja Maulana, Assisten Koreografer: Mahardika, Koreografer: Dian Anggraini dan Sutradara: Putra Agung

DianArza Arts Laboratory (DAAL) merupakan kelompok seni yang fokus dengan aktifitas pengembangan seni dalam konsepsi danceteater dengan melakukan penggalian dan eksplorasi bentuk tradisi, sosial dan isu lingkungan. Rutin melaksanakan workshop, kajian serta secara kontinyu melakukan penampilan karya baik skala lokal, regional, nasional dan internasional.

(DAAL dalam Karya Merawang di Taman Budaya Jambi (Sabtu, 02/07/2022) Foto: Hendry Noesae)

Sejumlah karya maupun kolaborasi yang pernah dilakukan diantaranya:

  • Karya NYUKUT: POTRET PEREMPUAN DI REPONG DAMAR, pertunjukan di Hutan Damar – Pesisir Barat
  • Karya BETUNGGA ditampilkan pada Kercopan Art Festival – Jawa Timur
  • Karya VEIL, kolaborasi bersama Dance Teater Aya – Belanda
  • Karya RUMOR, ditampilkan dalam Wonderful Art – Bengkulu
  • Karya KEMANA HILANGNYA 4,5, ditampilkan dalam FASHION ART CAMP – Singapura
  • Karya PENCARIAN TUBUH, kolaborasi bersama Suprapto Suryo Dharmo
  • LAPAH IV, kolaborasi bersama Besar Widodo – Yogyakarta
  • Karya RITUS TUBUH, kolaborasi bersama Elly Luthan ditampilkan dalam Megalithic Milenium Art
  • Karya MARHALAH, dancefilm karya kolaborasi bersama Tony Brur
  • Karya CHATARSIS (1’45), ditampilkan dalam Indonesia Dance Festival, kolaborasi bersama An Me Ahn – Korea
  • Karya ILAIKA #3, kolaborasi bersama Rachman Sabur dan Payung Hitam Foundation, ditampilkan dalam Festival Teater tubuh Nusantara
  • Karya 40, kolaborasi bersama Ery Mefri ditampilkan dalam KABA Festival – Sumatera Barat
  • Karya ILAIKA #4, kolaborasi bersama Memet Chairul Slamet, ditampilkan dalam Hari Teater Dunia – Solo

(*/HN)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 + 1 =