Normalisasi Pasokan Komoditas Bergejolak Dorong Stabilitas Harga di Provinsi Jambi
4 min readJAMBIDAILY EKONOMI – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Provinsi Jambi mengalami deflasi sebesar 1,19% (mtm) pada Agustus 2022. Deflasi tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi Juli 2022 yang tercatat sebesar 1 ,27% (mtm). Secara tahunan, inflasi Provinsi Jambi pada Agustus 2022 tercatat sebesar 7,70% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 8,55% (yoy).
Lebih lanjut, sepanjang tahun 2022 Provinsi Jambi tercatat inflasi sebesar 5,69% (ytd). Berdasarkan komoditasnya, jenis barang dan jasa yang mendorong deflasi di antaranya cabai merah sebesar -23,44 (mtm), bawang merah sebesar -34,07% (mtm), daging ayam ras sebesar -13,65% (mtm), cabai rawit sebesar -34,08% (mtm), dan minyak goreng sebesar -2,09% (mtm).
Demikian yang disampaikan kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan provinsi Jambi dalam rilisnya, Selasa (6/9/2022) pagi.
Ditambahkan BI perwakilan Jambi, deflasi yang terjadi pada komoditas aneka cabai dan bawang merah didorong oleh normalisasi pasokan di tengah peningkatan jumlah produksi akibat penurunan intensitas curah hujan seiring La Nina yang menuju lemah-netral sehingga mendukung panen di beberapa wilayah sentra produksi pada akhir Juli dan Agustus 2022.
“Selain itu, normalisasi pasokan juga didukung oleh intensifikasi kegiatan pasar murah dan sidak pasar yang dilakukan pada bulan berjalan. Selanjutnya, deflasi Provinsi Jambi juga didorong oleh penurunan harga komoditas daging ayam ras seiring surplus pasokan day old Chick (DOC) yang terjadi pada bulan berjalan sehingga menopang ketersediaan pasokan,” tulis BI Jambi.
Sementara itu, peningkatan pasokan minyak goreng seiring implementasi program Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR) serta minyak goreng kemasan murah oleh Kementerian Perdagangan turut memberikan andil pada deflasi Agustus 2022. Sementara itu deflasi yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan harga pada sejumlah komoditas seiring dengan transisi pemenuhan stok menjelang panen di bulan September 2022.
Inflasi di antaranya terjadi pada komoditas bahan bakar rumah tangga, beras, angkutan udara, emas perhiasan, serta tarif listrik.
Adapun rincian perkembangan inflasi di Provinsi Jambi adalah sebagai berikut:
Kota Jambi
Bulanan: deflasi 1,16% (mtm)
Tahun Berjalan: inflasi 5,72% (ytd)
Tahunan: Inflasi 7,77% (yoy)
Cabai merah menjadi komoditas yang menjadi penyumbang deflasi tertinggi di Kota Jambi dengan andil sebesar -0,79%. Selain itu, komoditas lain seperti bawang merah (andil -0,28%), daging ayam ras (andil -0,22%), cabai rawit (andil -0,12%), serta telur ayam ras (andil -0,03%) turut mendorong deflasi Agustus 2022.
Di sisi lain, peningkatan harga bahan bakar rumah tangga menjadi salah satu komoditas penahan deflasi yang lebih dalam, dengan andil sebesar 0,16%. Selain itu, beras (andil 0,13%), angkutan udara (andil 0,07%), emas perhiasan (andil 0,02%), dan tarif listrik (andil 0,02%), turut menjadi komoditas utama penahan laju deflasi yang lebih dalam.
Kabupaten Bungo
Bulanan: deflasi 1,44% (mtm)
Tahun Berjalan: inflasi 5,40% (ytd)
Tahunan: inflasi 7,20% (yoy)
Cabai merah menjadi salah satu komoditas utama penyumbang deflasi dengan andil sebesar -0,92%. Selain itu, bawang merah (andil -0,42%), minyak goreng (andil -0,17%), cabai rawit (andil -0,15%), dan daging ayam ras (-0,06%) turut berkontribusi dalam menahan laju inflasi di Kabupaten Bungo.
Namun demikian, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga yang terjadi pada beras (andil 0,05%), bahan bakar rumah tangga (andil 0,04%), angkutan udara (andil 0,04%), ikan asin teri (andil 0,04%), dan kangkung (andil 0,03%).
Mempertimbangkan masuknya periode panen beberapa komoditas pada September 2022, serta implementasi program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), di tengah transmisi harga global ke domestik yang terus berlanjut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi memprakirakan pada September 2022 deflasi akan kembali terjadi meskipun terbatas dibandingkan realisasi bulan laporan.
Deflasi pada September 2022 didorong oleh prospek komoditas hortikultura di berbagai sentra produksi sejak akhir Juli 2022 serta masuknya musim panen beras pada bulan September 2022 di beberapa sentra produksi. Selain itu, kelompok transportasi juga diprakirakan memberikan andil pada deflasi September 2022 yang didorong oleh penurunan tarif angkutan udara seiring dengan tren penurunan harga minyak mentah global serta adanya kebijakan pemerintah menggratiskan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk jasa pendaratan, penempatan, dan penyimpanan pesawat udara di bandara.
“Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi akan terus memperkuat koordinasi dan sinergi dengan pemerintah daerah melalui TPID dan Tim Satgas Pangan untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi,” tulis BI Jambi.
Beberapa kegiatan kolaborasi Bank Indonesia dengan TPID dalam menjaga inflasi di wilayah Jambi di antaranya penyelenggaraan kegiatan High Level Meeting yang ditindaklanjuti dengan kegiatan pasar murah di Kota Jambi dan Kabupaten Bungo, penyaluran Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) 1.000 bibit cabai merah kepada Kelompok Wanita Tani, penyerahan dan penanaman 10.000 bibit cabai merah kepada Korem 042/Garuda Putih dalam rangka pre-event GNPIP, bantuan sarana dan prasarana demplot cabai merah seluas 1 (satu) hektar kepada SMK-PP Negeri Jambi, pencanangan gerakan satu juta cabai merah di seluruh Kabupaten Bungo.
Serta beberapa kegiatan lainnya sebagai upaya dan kolaborasi bersama dalam stabilisasi harga di Provinsi Jambi. (*)