23 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Kuau Gawe Gadis Pentas Apresiasi Tari ‘Bekarang’ di Taman Budaya Jambi

5 min read

(Bekarang di Taman Budaya Jambi (Minggu, 30/10/2022)/Foto: Liza Lazuarmi-JambidailyDOTcom)

JAMBIDAILY SENI, Budaya – Kuau Gawe Gadis Dance Community, mengangkat tradisi menangkap Ikan dari Kabupaten Muarojambi yaitu ‘Bekarang’ dalam gelaran pentas apresiasi tari di Gedung Teater Arena, Taman Budaya Jambi (Minggu, 30/10/2022).

Adapun penari yang terlibat ialah Gian Febriani, Firda Anggraini, Sindy Pratika, Lilin Seftia Wadia Ningsih, Yeni Silvia Zega, Lisya Anggi Sapitri dan Tiara. Komposer Ahmad Wanda S.Sn M.Sn, Koreografer mugi Ari Saputra S.Sn, Stage Manager Andi Reza Pahlawan S.Sn, dan Pimpro Elisa Padang S.Sn.

Ritual adalah istilah umum yang merajuk kepada rangkaian kegiatan berupa gerakan, nyanyian, doa, dan bacaan menggunakan perlengkapan, baik dilakukar secara sendirian maupun bersama-sama, dipimpin oleh seseorang. Penelitian mengidentifikasi tiga elemen ritual.

Pertama, perilaku yang dilakukan secara berurutan atau satu demi satu dan ditandai oleh formalitas dan pengulangan. Kedua, perilaku itu mengandung makna simbolis, dan ketiga, perilaku ritual in umumnya tidak memiliki kegunaan yang jelas.

Ritual terjadi cukup sering dalam kehidupan sehari-hari. Diyakini bahwa kita membentuk ritual berdasarkan nilai nila yang kita anut. Salah satu fungsi ritual yaitu membantu kita menjalankan nilai-nila dan mengurangi kecemasan. Seringkali ritual berkaitan dengan tradisi, yaitu sebuah bentuk perbuatan yang dilakukan berulang-ulang ini dilakukan secara terus menerus karena dinilai bermanfaat bagi sekelompok orang hingga sekelompok orang tersebut melestarikannya.

Berdasarkan penjabaran diatas, pengkarya melihat sebuah fenomena sosial yang merupakan kearifan lokal didesa senaung kecamatan jambi luar kota kabupaten muaro jambi yaitu tradisi bekarang ikan yang merupakan kegiatan rutin dilakukan oleh masyarakat desa senaung, yang ingin pengkarya angkat untuk menjadi sebuah pengolahan seni pertunjukan tari yang terinspirasi dari tradisi bekarang ikan dalam pertunjukan seni tari di Taman Budaya Jambi yang kali ini memiliki tema ritual atau upacara adat.

Dalam keterangan konsep yang diberikan Kuau Gawe Gadis Dance Community, Menurut Datuk Ripa’i yaitu sebagai ketua adat di muarojambi dan desa Senaung, asal mula bekarang dari nenek moyang zaman dahulu, bekarang ialah kegiatan menangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan seperti tangkul, serkap, lukah ataupun jalo di area lubuk larangan atau dano. Terdapat enam dano yang ada di desa senaung yaitu Dano teras, Dano Sialang, Dano Raman, Dano Kecik, Dano dusun, dan Dano Pauh.

“Sebelum kegiatan bekarang dilakukan para ninik mamak bersama ketua adat akan melakukan yang namanya mufakat, yaitu sebuah rapat atau pertemuan untuk membahas di dano mana bekarang akan dilakukan dan juga persiapan acara sebelum bekarang. Setelah mufakat warga desa akan bersama-sama bergotong royong untuk mempersiapkar prosesi bekarang. Sebelumnya akan dimulai ritual khusus oleh orang adat dan ninik mamak yaitu membaca doa, solawat dan juga bakar menyan atau sesajen,” Tulis Pengkarya, sebagaimana dikutip jambidaily.com.

(Bekarang di Taman Budaya Jambi (Minggu, 30/10/2022)/Foto: Wildan-JambidailyDOTcom)
(Bekarang di Taman Budaya Jambi (Minggu, 30/10/2022)/Foto: Liza Lazuarmi-JambidailyDOTcom)

Pembacaan doa ini dilakukan agar selama prosesi kegiatan bekarang dapat berjalan dengan lancar, mendapatkan cuaca yang cerah dan juga agar tidak keteguran mahluk halus penunggu dano tempat bekarang. Setelah itu masyarakat akan turun beramai-ramai untuk menangkap ikan. Setiap menangkap ikan ada bacaan doanya yaitu “allahummasollialasayyidinamuhammad”, kemudian terdapat ucapan seperti mantra yang diucapkan ketua adat yaitu:

Oi sialang belantaklah besi
Rantau bagelar lubuhlah benamo
iyolah lubuk dalam silubuk panjang
gena ikan berenang, rindang dalam lebung
penghujung pualam singgahlah sansai
melenggaang gersang erengi aek sunge
tangkul tejerabf ikanne jinak
sangkut sengarat dak menjauh
mencacah serampang tak keno jadi

Prosesi bekarang diakhiri dengan makan berawang, seluruh wargapun makan secara bersama-sama dan beramai ditepi dano tempat bekarang tersebut. Disanalah masyarakat saling mencicipi lauk yang sangat beragam yang dimasak langsung ditempat bekarang, dan pada acara ini biasanya juga disuguhkan hiburan seperti tari-tarian atau pun bernyanyi. Banyak juga masyarakat luar desa datang untuk menyaksikan acara ini sehingga menjadi sebuah tontonan rakyat, bahkan ada juga warga yang membeli ikan dari hasil tangkapan bekarang.

Bekarang memiliki nilai-nilai yang dapat diambil contoh, kita dapat erat dengan kekeluargaan dan saling tolong menolong serta menghargai tradisi yang sudah ada. Bekarang juga merupakan tradisi yang mengajarkan bagaimana cara menjaga ekosistem sawah atau danau dengan baik karena bekarang menggunakan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya, mengingat saat ini telah banyak penangkapan ikan dengan sentrum atau racun yang dapat merusak ekosistem air.

“Berdasarkan latar belakang diatas, pengkarya akan membuat sebuah karya tari kelompok berdurasi 30 menit yang terispirasi dari tradisi bekarang ikan di desa Senaung. Pengkarya terinspirasi dengan kehikmatan atau kesakralan masyarakat sebelum bekarang serta ekspresi personal dan kebersamaan masyarakat dalam bekarang ikan. Hal tersebutlah yang akan pengkarya transfer dan interpretasikan ke dalam gerak tubuh penari. Karya ini tidak memindahkan prosesi bekarang keatas panggung, namun lebih kepada interpretasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam bekarang,” Jelas Pengkarya.

(Bekarang di Taman Budaya Jambi (Minggu, 30/10/2022)/Foto: Liza Lazuarmi-JambidailyDOTcom)
(Bekarang di Taman Budaya Jambi (Minggu, 30/10/2022)/Foto: Liza Lazuarmi-JambidailyDOTcom)

Pentas ini diselenggarakan Pemerintah provinsi Jambi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Jambi UPTD Taman Budaya Jambi, didukung penuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Dirjen Kebudayaan dalam bingkai Dana Alokasi Khusus (DAK).

Konsep upacara dalam pameran ini menurut Kepala Taman Budaya Jambi, Eri Argawan Sesuai kesepakatan seniman, bahwa tahun 2022 semua karya eksperimentasi, pengolahan dan Apresiasi di Taman Budaya Jambi wajib bertema Upacara.

“Inilah program pengembangan seni tradisional, kegiatan pembinaan kesenian yang masyarakatnya pelaku lintas daerah kabupaten/kota pada sub kegiatan peningkatan kapasitas tata kelola lembaga kesenian tradisional dan sub kegiatan peningkatan pendidikan dan pelatihan SDM kesenian tradisional,” Tandas Eri Argawan. (*/HN)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

54 − = 52