T A M U
10 min readKarya Hendry Nursal
Pemeran:
Akbar : Usia 40 tahun, Berwibawa dan Pekerja Kantoran
Istri Akbar: Usia 35 tahun, Ibu Rumah Tangga dan Sosialita
Putra : Usia 22 tahun, Anak Lelaki Akbar
Putri: Usia 15 tahun, Anak Perempuan Akbar
Tetangga, Pak RT, Teman Putra dan Tamu
PERTENGKARAN AKBAR DAN ISTRI, RUANGAN TERLIHAT GELAP KARENA PADAMNYA LISTRIK HANYA BERCAHAYA SENTER DARI TELEPON GENGGAM. SUAMI ISTRI ITU SALING MENYALAHKAN ATAS KESIBUKAN MASING-MASING. SEHINGGA DUA BUAH HATI MEREKA TIDAK DIPERHATIKAN DENGAN BAIK, LEBIH BANYAK DI LUAR RUMAH
Akbar : Dimana anak-anak, kenapa belum pulang? Ini sudah jam 7 malam
Istri : Biasa sedang bersama teman-temannya, di aktivitas masing-masing
Akbar : Aku bertanya mereka dimana?
Istri : (Diam saja)
Akbar : Dimana?
Istri : Tadi sudah aku jawab
Akbar : Dimana?
Istri : Apanya yang dimana?
Akbar : Otak kamu, (semakin marah) kamu saja tidak mengetahui anak-anak dimana. Jangan dibiarkan begitu saja mereka. Kamu terlalu sibuk sendiri bersama teman-teman mu nongkrong, kesibukan di luar kewajiban kamu.
Istri : Kecilkan suara kamu, di dengar tetangga
Akbar : Mana mungkin terdengar
Istri : Tetangga depan, kamarnya di lantai dua, suara kita bisa terdengar jelas jika kamu bicaranya berteriak seperti itu
LISTRIK MENYALA TETAPI PERTENGKARAN MEREKA TIDAK MEREDA, TERLIHAT RUANG TAMU SEDERHANA
FADE IN
Istri : Lantas apa bedanya dengan kamu! Kamu sibuk saja kerja, kerja, kerja, acuh tak acuh tumbuh kembangnya anak-anak
Akbar : Aku kerja juga untuk kalian
Istri : 24 jam sehari, 7 hari sepekan? Tanpa ada kata jeda. Memangnya kamu robot? Mustahil tidak ada satu hari pun bisa bersama anak-anak. Kamu pergi kerja jam 8 pagi, pulang jam 11 malam lalu tidur hingga 7 pagi kemudian bangun pergi kerja.
Akbar : tidak, ini aku sudah pulang
Istri : ya karena kamu kebetulan lewat dan ketinggalan kabel charge telepon, lalu sedikit lama karena listriknya padam. Kamu akan pergi kerja lagi bukan?
Akbar : Lalu aku?
Istri : ya harus! bagaimana
Akbar : bagaimana apanya?
Istri : Otak kamu!
Akbar : Kamu…(Telepon berdering) Iya siap, baik bapak, saya akan kerjakan seperti yang bapak tugaskan tadi siang. Iya bapak, saya sedang di rumah tadi kebetulan lewat karena saya ketinggalan kabel charge telepon. Iya bapak, siap (kepada Istri dengan sura keras) Apa kata kamu tadi? Berani kamu kasar dengan suami
Tetangga : Hey…kalian bisa tidak suaranya jangan keras-keras
Akbar : (menuju ke jendela) Apa salahnya, ini rumah saya! Kami sedang berbicara juga di dalam rumah
Istri : (Melihat telepon pintar miliknya)
Tetangga : Iya saya paham, tapi suara kalian sampai kesini. Kalian tegaskan itu sama suara supaya jangan keluar
Akbar : Kamu…(telepon berdering) Iya benar saya Akbar
Tetangga : (menjawab telepon) hallo sayang
Akbar : Oh ya ya, apa kabar kamu?
Tetangga : Baik kok sayang, nanti malam kita jalan ya
Akbar : Saya sedang di rumah, mungkin satu jam lagi menuju kesana
Tetangga : Kita berjumpa di tempat biasa ya sayang
Istri : (tertawa melihat yang ada di telepon pintar miliknya)
Akbar : Nanti saya telepon kalau andaikan sampai lebih dulu. Oh bukan-bukan saya, itu istri saya
Tetangga : Biasalah sayang, itu suara tetangga. Suaranya besar mungkin suka makan Toa (tertawa)
Istri : (tertawa lebih besar dan terpingkal-pingkal)
Akbar : Eh kamu tidak melihat saya sedang menjawab telepon, suara tertawa kamu mengganggu
Tetangga : Suka-suka saya, saya sedang duduk di kamar saya, sedang berbicara di telepon bersama pacar saya. Kenapa kamu yang berisik!
Akbar : Saya sedang bicara dengan Istri saya (kembali ke telepon) maaf-maaf bapak, ini tetangga saya sedikit aneh
Tetangga : Bukan kamu sayang, ini tetangga ku super aneh
Akbar : Baik pak, terima kasih
Tetangga : Oke sayang
Akbar : (kepada tetangga) kamu jangan ikut campur urusan orang lain!
Tetangga : Kamu yang duluan mengganggu ketenangan saya (sembari menutup gorden)
Istri : (tertawa) makanya kecilkan itu suara
Akbar : Kamu juga ikut menyalahkan saya, saya…(telepon berdering) Iya baiklah, siap, baik-baik, oke tentu sesuai keinginan bapak, baik-baik…
AKBAR MASIH TERUS BERBICARA DI TELEPON. ISTRINYA MENYAMBUT KEDATANGAN PAK RT
Pak RT : Assalamualaikum, permisi
Istri : (mendengar ada yang mengucapkan salam) Waalaikumsalam, Eh pak RT. Mari pak masuk dulu
Pak RT : Maaf ibu, saya cuma sebentar saja ingin menyampaikan pesan ke Pak Akbar, pak Akbarnya ada?
Istri : Ada pak, sedang menjawab telepon. Masuk dulu pak RT
Pak RT : Saya tidak bisa lama, dan ini penting untuk Pak Akbar
Istri : Oh begitu, sebentar ya pak RT (menuju Akbar dan menyentuh pundaknya)
Akbar : (menoleh namun masih terus berbicara di telepon)
Istri : Ada pak RT (tanpa suara hanya gerak mulut)
Akbar : (dengan gerakan tangan, menyatakan sebentar)
Istri : (menunggu sesaat, lalu kembali menyentuh pundak Akbar) pak RT buru-buru, dan ada hal penting (tanpa suara hanya gerak mulut)
Akbar : (menjawab dengan ekspresi wajah)
Pak RT : (melihat jam tangan, terus pergi meninggalkan rumah Akbar)
Istri : (kesal karena pak RT menunggu terlalu lama, lalu memukul pundak Akbar)
Akbar : Kamu mengganggu saja (bersuara keras), Hallo pak, hallo (telepon terputus) gara-gara kamu, bisa berantakan program yang sedang aku ajukan
Istri : Pak RT ingin menyampaikan hal penting ke kamu, dia sudah menunggu lama
Akbar : (menuju pintu) mana Pak RT? Kamu menipu saya
Istri : Kamu terlalu lama, dia sudah pergi
Akbar : Bikin pusing saja
Istri : terserah! (sembari masuk ke kamar)
AKBAR KEMBALI MENELPON, TAK LAMA KEMUDIAN DATANG TEMAN PUTRA
Akbar : hallo bapak, maaf bapak. Tadi saya dikejutkan istri, kata-kata tadi bukan ditujukan pada bapak. Mohon maaf bapak, sampai dimana tadi pembicaraan kita pak?…oh begitu baik pak.
Teman : Permisi, selamat malam
Akbar : (menuju pintu) iya, maaf siapa ya?
Teman : Saya temannya Putra, apakah putranya ada pak?
Akbar : (telepon berdering) Iya saya Akbar, Oh ibu apa kabarnya, lama sekali kita tidak berkomunikasi. Iya ibu, saya saat ini sedang mengajukan proposal untuk mengerjakan satu proyek. Baik ibu, nanti kita atur waktu yang tepat. Siap terima kasih ibu (kepada teman putra) kamu mencari siapa tadi?
Teman : Putranya ada pak?
Akbar : (Telepon berdering) Hallo, maaf saya Akbar bukan Joni. Saya Akbar, saya tidak sedang bercanda, saya bukan Joni. Hallo…hallo (menggerutu) dasar tidak sopan, dia yang salah sambung, dia yang marah-marah (kepada teman putra) maaf kamu siapa tadi?
Teman : Saya temannya putra, saya…
Akbar : (telepon berdering) Iya saya Akbar, betul.
Teman : Saya temannya putra
Akbar : Ingin bicara dengan siapa?
Teman : Putranya ada pak?
Akbar : Oh dia sedang keluar, apakah ada pesan?
Teman : Saya pulang saja, nanti saya kembali lagi (meninggalkan Akbar)
Akbar : Baik, Nanti kalau sudah pulang saya sampaikan kepadanya, baik terima kasih (melihat-lihat) Nah, kemana anak tadi, dasar tidak sopan dengan orang tua, langsung pergi saja tanpa mengucapkan pamit.
AKBAR MENUJU RUANG TAMU DAN MEMANGGIL ISTRI
Akbar : Ibu, tolong bikin saya segelas kopi
Istri : Iya
Akbar : tolong bikin saya segelas kopi
Istri : (mengeluarkan kepalanya dari dalam) Iya, saya sudah menjawab tadi
Akbar : (tanpa menoleh ke Istri) Segelas kopi bu
Istri : (kesal, tanpa menjawab langsung masuk)
Akbar : (telepon berdering) Siap, iya bapak, sebentar lagi saya akan menuju kesana
Istri : (mengantarkan segelas kopi)
Akbar : (tidak melihat dan terus bicara di telpon) benar bapak, karena proposal itu menjadi kunci. Semoga perusahaan bapak menerima tawaran yang kami ajukan, iya bapak, baik terima kasih (langsung memanggil Istri) Ibu mana kopi saya, kamu ini katanya dengar saya panggil. Kopinya mana!
Istri : (tanpa menjawab masuk dan berdiri di dekat kopi yang telah diletakkannya di meja)
Akbar : Mana kopi, kan saya sudah bilang tolong buatkan saya segelas kopi
Istri : (hanya menunjuk ke arah kopi)
Akbar : oh sudah ya
Istri : (langsung masuk kembali)
Akbar : (telepon berdering) hallo (mati), (berdering lagi) ya hallo (mati), berdering lagi) hallo hallo (mati), (kesal langsung meletakkan saja telepon genggam lalu berdering dan dijawab tanpa melihat nama) Hei kamu mau main-main dengan saya, dari tadi dijawab. Bikin pusing saja, mengganggu saja! (melihat nama telepon) waduh, maaf bapak, mohon maaf dari tadi ada telepon saat dijawab lantas dimatikan. Saya pikir masih orang yang sama, maaf bapak (mati) duh gawat, bisa berantakan pengajuan saya
PUTRA PULANG, TANPA SALAM DAN MENGETUK PINTU LANGSUNG MASUK KE DALAM RUMAH DENGAN WAJAH SEDIKIT MURAM
Akbar : Darimana saja kamu, jam segini baru pulang?
Putra : Luar
Akbar : Iya kemana?
Putra : Sama teman-teman
Akbar : Duduk sini kamu, kamu itu ingat jam tidak, ini udah malam (telepon berdering) iya bapak, siap pak, siap akan saya laksanakan (ke putra) kamu boleh saja bermain di luar namun harus ada batasan, kalau waktunya…(telepon berdering) iya benar saya Akbar, oke saya akan teruskan pesannya (ke putra) kalau sudah waktunya…(telepon berdering) iya bagaimana? Okok, terima kasih
PUTRI PULANG, DENGAN SENYUM-SENYUM CERIA MEMASUKI RUMAH TANPA SALAM DAN MENGETUK PINTU
Akbar : Ini satu lagi, darimana kamu? Anak perempuan keluyuran saja
Putri : (langsung hilang cerianya seketika dan diam)
Akbar : Duduk sini kamu, kamu itu ingat jam tidak, ini udah malam (telepon berdering) iya bapak, siap pak, siap akan saya laksanakan
ISTRI KELUAR DARI KAMARNYA DAN MELIHAT DUA ANAKNYA SUDAH PULANG
Istri : Apakah kalian sudah pada makan?
Akbar : (ke putri) kamu boleh saja bermain di luar namun harus ada batasan, kalau waktunya…(telepon berdering) iya benar saya Akbar, oke saya akan teruskan pesannya
Istri : Mau ibu siapkan makan?
Akbar : (ke putri) kalau sudah waktunya…(telepon berdering) iya bagaimana? Okok, terima kasih (kepada putra dan putri) kalian paham!
Istri : Ditanya anak-anaknya sudah makan apa belum, jangan marah-marah saja tanpa menanyakan dengan baik-baik
Akbar : Kamu terlalu memanjakan mereka, mau jadi apa mereka besar nanti
Istri : (telepon berdering) Hallo ibu, iya ibu
Akbar : Saya ini sedang bicara
Istri : Siap, nanti kita kumpul di tempat biasa membahas rencana kita
Akbar : kamu malah menjawab telepon (telepon berdering) Iya bapak, baik pak, siap sesuai rencana kita pak
AKBAR DAN ISTRINYA SIBUK MENJAWAB TELEPON MASING-MASING, SEMENTARA PUTRA DAN PUTRI HANYA BENGONG MELIHAT KELAKUAN ORANG TUANYA. TAK LAMA TERDENGAR SALAM DI DEPAN PINTU
Teman : Permisi
Putra : (menuju pintu) ehh kamu
Teman : Ayo kita tempat biasa
Putra : Oke, ehh sebentar saya ajak putri ya
Teman : Oke
PUTRA MENGAJAK PUTRI PERGI BERSAMA TEMANNYA KELUAR RUMAH, SEMENTARA AKBAR DAN ISTRINYA TIDAK MENYADARI KALAU ANAK MEREKA KEMBALI PERGI BERMAIN.
Akbar : baik, terima kasih bapak (melihat ruangan tidak ada putra dan putri) Ibu kemana anak-anak
Istri : Iya ibu, terima kasih, Sampai jumpa disana ya besok
Akbar : Kemana anak-anak?
Istri : Tadi disini bersama kamu, kamu sibuk saja menjawab telepon
Akbar : Kamu juga menjawab telepon, sibuk dengan ibu-ibu sosialita
Istri : Kamu yang mulai!
Akbar : Kamu juga…(telepon berdering) iya bapak, siap pak….Iya saya sudah dekat pak, sudah hampir sampai ke lokasi pertemuan. Tolong pertimbangkan proposal saya
AKBAR MASIH DENGAN TELEPONNYA. ISTRINYA MENYAMBUT KEDATANGAN TAMU DENGAN TAMPILAN RAPI BAGAI PEJABAT PENTING ATAU PENGUSAHA KAYA RAYA
Tamu : Selamat malam, permisi
Istri : Iya, sebentar…Maaf mencari siapa ya pak?
Tamu : Saya mencari lokasi yang tepat untuk membangun Hotel atau Apartemen, apakah saya bisa berbicara bisnis dengan suami ibu?
Istri : Baik pak, silahkan masuk pak
Akbar : (Melihat ada yang datang langsung mematikan telepon) sebentar ada tamu, nanti saya telepon kembali pak.
Istri : pak ini ada tamu, katanya ingin berbicara bisnis
Akbar : Salam kenal pak, saya Akbar
Tamu : Saya langsung saja, saya sedang mencari lokasi untuk dibangun hotel atau apartemen. Saya lihat lokasi rumah bapak ini cocok…
Akbar : (telepon berdering) nanti saya telepon kembali
Tamu : Jadi saya ingin memberikan penawaran, mungkin saja…
Akbar : (telepon berdering namun dimatikan Akbar) Lanjutkan pak
Tamu : Mungkin saja bapak tertarik dan mau menjual rumah…
Akbar : (telepon berdering) maaf lanjutkan pak
Tamu : Jawab saja dulu pak teleponnya, mana tau itu sesuatu yang sangat penting
Akbar : Oh tidak pak, lanjutkan
Tamu : Saya akan membeli rumah bapak seharga…
Akbar : (telepon berdering)
Tamu : Rasanya saya tidak bisa berbisnis dengan Anda
Akbar : Maaf pak, saya tidak bermaksud
Tamu : Saya sudah utus pak RT kesini tapi anda malah tidak menemuinya, Anda juga menyepelekan anak saya ketika berkunjung kesini (menuju keluar rumah)
Akbar : Tapi pak?
Tamu : (berbalik kepada Akbar) Telepon yang masuk barusan, itu dari sekretaris saya, saya yang memintanya (berlalu pergi)
Akbar : (telepon berdering) Tamu? Iya ya, tadi barusan dari sini (kaget dan kebingungan) Apa? mengapa dibatalkan pak, proposal saya bukankah sudah memenuhi kriteria. pak, pak hallo, pak hallo…pak (kepada Istri) semua berantakan!
FADE OUT
LISTRIK KEMBALI PADAM, AKBAR DAN ISTRI BERGEGAS MENGHIDUPKAN SENTER DARI TELEPON GENGGAMNYA
Akbar : Mengapa listrik di rumah kita kembali padam, tetangga tidak? Dimana anak-anak, kenapa belum pulang
Istri : tadi sudah pulang, tapi kamu cuekin mereka. Ya pergi lagi dia bermain bersama temannya
Akbar : Aku bertanya mereka dimana?
Istri : (Diam saja)
Akbar : Dimana?
Istri : Tadi sudah aku jawab
Akbar : Dimana?
Istri : Apanya yang dimana?
Tetangga : Woy…………………………Berisik
T A M A T