Pergelaran Eksperimentasi Tari Oleh Ukar Dance Project Bertajuk ‘Badan Tumbuh’
5 min readJAMBIDAILY SENI, Budaya – Pergelaran Eksperimentasi Tari Oleh Ukar Dance Project Bertajuk ‘Badan Tumbuh’ koreografer Tri Putra Mahardhika H di Gedung Teater Arena, Taman Budaya Jambi (Senin, 14/11/2022).
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan kebudayaan, salah satunya adalah prosesi upacara adat. Hampir diseluruh daerah di Indonesia memiliki upacara adatnya masing-masing, dari upacara adat tentang kelahiran hingga upacara kematian. Jambi merupakan salah satu provinsi di pulau sumatera yang terdapat di Indonesia yang juga tak kalah kayanya akan kekayaan budaya tersebut.
Salah satu kekayaan budaya yang terdapat di provinsi Jambi adalah upacara perkawinan, tak hanya di kota atau pun kabupaten yang memiliki upacara perkawinan tersebut akan tetapi salah satu suku melayu tua yang ada di Jambi juga memiliki upacara perkawinan, yaitu Suku Anak Dalam. Suku Anak Dalam memiliki prosesi upacara perkawinan yang cukup menarik, akan tetapi sebelum upacara perkawinan dilaksanakan ada serangkaian upacara yang harus dilakukan untuk memenuhi syarat terlaksananya sebuah pernikahan di Suku Anak Dalam, dan salah satu syarat nya itu adalah prosesi niti antui.
Prosesi niti antui yang terdapat di Suku Anak Dalam merupakan prosesi terakhir dari serangkaian prosesi yang harus dilakukan agar upacara pernikahan dapat terlaksana. Upacara niti atui adalah sebuah upacara meniti sebuah batang pohon (batang antui) yang dilakukan oleh calon mempelai laki-laki, batang antui yang kulit nya dikupas akan mengeluarkan getah yang menyebabkan batang antui menjadi sangat licin.
Prosesi ini mengharuskan sang calon mempelai laki-laki menyeberangi batang antui dari sisi yang satu menuju ke sisi yang satunya, jika calon mempelai laki-laki berhasil menyeberangi batang antui maka dia dianggap layak untuk melangsungkan sebuah pernikahan, bagi Suku Anak Dalam prosesi ini merupakan gambaran ujian kehidupan kelak jika sudah menjalani hidup berumah tangga. Prosesi ini memiliki filosofi yang sangat kuat yaitu adanya nilai sebuah perjuangan, pengendalian diri dan kedewasaan.
Nilai filosofi yang terdapat dalam prosesi niti antui merupakan hal yang menjadi ketertarikan pengkarya untuk menciptakan sebuah karya seni khususnya seni tari dalam bentuk tari eksperimentasi. Nilai perjuangan, pngendalian diri, serta kedawasaan yang akan menjadi poin utama dalam eksplorasi garapan karya tari ini, nilai-nilai ini akan di kemas dalam bentuk yang baru.
Pentas ini diselenggarakan Pemerintah provinsi Jambi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Jambi UPTD Taman Budaya Jambi, didukung penuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Dirjen Kebudayaan dalam bingkai Dana Alokasi Khusus (DAK).
Konsep upacara dalam pergelaran ini menurut Kepala Taman Budaya Jambi, Eri Argawan Sesuai kesepakatan seniman, bahwa tahun 2022 semua karya eksperimentasi, pengolahan dan Apresiasi di Taman Budaya Jambi wajib bertema Upacara.
“Inilah program pengembangan seni tradisional, kegiatan pembinaan kesenian yang masyarakatnya pelaku lintas daerah kabupaten/kota pada sub kegiatan peningkatan kapasitas tata kelola lembaga kesenian tradisional dan sub kegiatan peningkatan pendidikan dan pelatihan SDM kesenian tradisional,” Tandas Eri Argawan.
Adapun Konsep Karya yang dihadirkan Ukar Dance Project
Suku Anak Dalam merupakan salah satu suku melayu tua atau proto melayu yang ada di Jambi, Suku Anak Dalam sebagian besar masih menganut sistem kepercayaan animisme, begitu banyak upacara-upacara yang terdapat di Suku Anak Dalam salah satunya adalah upacara pernikahan. Sebelum dilangsungkannya upacara pernikahan ada beberapa prosesi yang harus dilewati oleh calon mempelai laki-laki sebagai ujian atau syarat menuju sebuah pernikahan, salah satu syarat yang harus dilakukan adalah prosesi niti antui.
Prosesi niti antui ini merupakan syarat terakhir yang harus dilakukan, niti antui sendiri adalah sebuah prosesi meniti batang antui yang kulit batangnya telah dikupas sehingga batang antui menjadi sangat licin, apabila calon pengantin laki-laki berhasil melewati dan meniti batang antui hingga ke ujung maka pernikahan boleh dilangsungkan, namun apabila calon pengantin laki-laki gagal meniti batang antui hingga ke ujung maka upacara pernikahan tidak bisa terlaksana. Prosesi niti antui sendiri memiliki makna dan filosofi sebagai bentuk kesiapan dan kedewasaan seseorang dalam menjalani kehidupan, calon pengantin laki-laki akan dianggap siap dan dewasa ketika ia berhasil melewati prosesi niti antui ini.
Dari prosesi niti antui ini pengkarya sangat tertarik untuk mengambil esensi yang terkandung dalam niti antui dan dikaitkan kedalam pengalaman empiris pengkarya sendiri untuk di tuangkan kedalam bentuk karya seni, seseorang akan dikatakan dewasa apabila bisa menghadapi situasi dan kondisi tertentu serta bisa bisa menyelesaikan suatu permasalahan tanpa harus merugikan siapapun.
Dalam proses pendewasaan ini terdapat pengendalian diri, konsentrasi, fokus, serta ketenangan yang harus ditumbuhkan dalam diri, bisa mengatasi dan mengontrol ego sendiri adalah bagian dari pengendalian diri dan proses untuk mengenali diri kita senidiri. Dalam karya ini akan menggunakan bebrrapa media yang berfungsi untuk menyimbolkan proses pengendalian diri untuk mencapai sebuah pendewasaan, karena setiap orang akan menemukan proses pendewasaannya sendiri walaupun situasi yang dihadapi akan sama.
Media yang digunakan untuk karya ini diantaranya adalah piring, piring digunakan sebagai simbol ruang siosial dan piring dipilih karena di daerah Jambi khususnya daerah kabupaten Tebo terdapat sebuah tradisi yaitu tari piring tujuh ijak, lalu ada media balon yang menyimbolkan proses pengendalian diri dalam bentuk melawan rasa takut dalam diri sendiri, kemudian ada media batang kayu sebagai simbol pengendalian diri yang di adaptasi dari prosesi niti antui itu sendiri, dan ada media plasti wraping yang digunakan sebagai simbol pembungkus janin, dimana janin merupakan tempat pertama bagi kita sebagai makhluk hidup untuk memulai dan menjalani kehidupan.
Pergelaran Eksperimentasi Tari Oleh Ukar Dance Project Bertajuk ‘Badan Tumbuh’ didukung juga oleh Simpul MErah, Azed Dezign, Lazuar’d, Malam Puisi Jambi, Sanggar S dan NH Langit Kudatulu. (*/HN)