24 Desember 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

‘Suara Korban Suara Keadilan’ Beranda Perempuan Pameran Karya #Gerakbersama #TemaniAku

2 min read

JAMBIDAILY SENI – Beranda Perempuan merupakan lembaga yang konsen pada pemenuhan hak-hak perempuan dan aktif merespon persoalan kekerasan berbasis gender di Indonesia.

“Sejak bulan Oktober, Kami bergotong royong mendampingi sekitar 30 korban kekerasan berbasis gender untuk membuat karya berupa Fhoto, Tulisan, puisi dan gambar. Karya-karya ini merupakan medium yang efektif membantu korban kekerasan seksual menyalurkan rasa trauma dan harapan yang bisa menjadi pesan-pesan mengunggah bagi masyarakat,” Tulis Zubaida, Direktur Beranda Perempuan, sebagaimana dikutip jambidaily.com dalam Term of Reference PANGGUNG AMAL DAN PAMERAN KARYA PENYINTAS KEKERASAN SEKSUAL (Suara Korban, Suara Keadilan).

Beranda Perempuan mengadakan pameran karya-karya Korban Kekerasan seksual dan Pengumpulan Donasi untuk korban dan keluarganya di Taman Budaya Jambi, pada 15-16 Desember 2022.

Beranda Perempuan Indonesia didirikan para relawan yang memiliki komitmen dalam memperjuangkan keadilan gender dan hak-hak perempuan di Indonesia. Didirikan tahun 2010 sebagai respon atas meningkatnya berbagai bentuk pelanggaran berbasis gender di Jambi. Beranda Perempuan secara aktif mencegah dan menangani kekerasan terhadap perempuan, khususnya pelecehan seksual, perkawinan anak, dan eksploitasi ekonomi.

Sejak tahun 2015, Beranda Perempuan menerima Pengaduan dari 32 Korban Kekerasan dengan 6 Jenis ragam kasus. Kasus yang paling menonjol adalah kasus kekerasan seksual terhadap anak perempuan dalam bentuk pencabulan dan perkosaan.

Dari data formulir pengaduan yang masuk, rata- rata Korban tidak memiliki akses yang kompherensif terhadap layanan pemulihan dan akses hukum dari pemerintah dan negara. Situasi ini berakibat pada stagnisasi penyikapan atas kasus dan semakin memperdalam beban trauma yang dihadapi oleh korban.

Selain itu, Implementasi Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) belum mampu mendorong pembenahan sistem layanan, yang mendekatkan akses keadilan bagi korban, khususnya di daerah-daerah.

“Ditengah Keterbatasan sumber daya yang dimiliki Beranda Perempuan kami berusaha hadir bersama korban dengan fasilitasi layanan psikososial dan pendidikan penguatan sehingga korban dapat sintas dari kekerasan seksual,” Terang Zubaidah

Kegiatan ini dilakukan Sebagai upaya memecah kebungkaman para korban dan penyintas perempuan korban kekerasan seksual, Karya korban berupa tulisan, puisi akan dipamerkan bersama baju korban kekerasan seksual.

Terinspirasi dari instalasi baju korban perkosaan bertajuk “is it my fault” yang pernah di gelar di ibu kota Belgia. Baju korban dapat menjadi simbol korban untuk melawan budaya victim blaming bahwa perkosaan tidak terjadi karena pakaian korban tapi karena motif pelaku untuk menaklukan tubuh perempuan.

“Karena itu, Kolaborasi Beranda Perempuan dengan banyak pihak dalam kegiatan ini sangat penting untuk memperluas dukungan pemenuhan atas pemulihan hidup korban dan keluarganya,” Tandas Zubaidah.

Jangan lupa saksikan dan Lihat persiapan mereka disini @beranda_perempuan

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− 4 = 3