Bank Jambi Bersiap Menuju Bank Devisa
2 min readOleh : Dr. Noviardi Ferzi
JANBIDAILY EKONOMI – Bank Jambi bersiap menjadi bank devisa. Bank plat merah ini tertarik mendapat status sebagai bank devisa karena menyediakan pilihan yang lebih beragam bagi nasabah.
Status sebagai bank devisa akan membawa keuntungan bagi bank dan daerah. Salah satu alasannya banyak investor yang berminat menjalin kerja sama dengan Pemprov Jambi, tetapi tidak dinikmati oleh Bank Jambi.
Sehingga dorongan bank ini menjadi bank devisa karena kita berharap dari investasi di Jambi, Bank Jambi juga kecipratan keuntungan.
Investasi yang masuk di Jambi, meski tidak semuanya ada dengan mata uang asing sehingga untuk mendapatkan hasil dari investasi tersebut, Bank Jambi disarankan menjadi bank devisa.
Bank devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukan untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing.
Secara permodalan Bank Jambi sudah jauh memenuhi persyaratan kecukupan modal minimal bank devisa yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia (BI), yaitu Rp 150 miliar.
Sampai 2021 lalu saja modal inti Bank Jambi telah mencapai 1,7 triliun, bahkan sekarang setelah ditetapkannya Perda pernyertaan modal seiring status Perseroda yang disandangnya posisi modal Bank Jambi akan mencapai 3 triliun.
Namun untuk menjadi Bank Devisi bukan hanya modal, tapi juga menyangkut sumber daya manuasia, sehingga Bank Jambi perlu menyiapkan sumber daya manusia untuk menangani kegiatan operasi sebagai bank devisa.
Selain itu meski sudah mendapat persetujuan RUPS Bank Jambi harus melihat dulu potensi kegiatan devisa di wilayah sebelum memproses perizinan. Perlu analisa potensi pasar yang mendalam.
Infrastruktur untuk menjadi bank devisa sedang disiapkan. Di dalamnya mencakup persiapan teknologi, sumber daya manusia, hingga menjalin hubungan dengan bank-bank di luar negeri.
Karena bukan apa – apa, ada beberapa case bank daerah yang telah mengantongi izin operasi, namun tidak pernah melakukan kegiatan devisa, karena melakukan kegiatan devisa rentan akan resiko, salah satunya fluktuasi valuta asing (valas) bisa menimbulkan risiko bagi bank.
Namun terlepas dari resiko, status sebagai bank devisa penting untuk mendukung pengembangan ekspor bagi produk-produk kerajinan dan industri kreatif dari UMKM di Provinsi Jambi.
Upaya ini tentu perlu diikuti dengan nota kesepakatan antara Bank Jambi dan Badan Pengembangan Ekspor Nasional Departemen Perdagangan. Artinya, perlu banyak inovasi dalam memperkuat jejaring kerjasama untuk memperluas pasar.
Kedua pihak bisa bekerja sama mengadakan pelatihan ekspor untuk pelaku UMKM. Dengan menjadi bank devisa, bank Jambi akan lebih bisa mendorong pengembangan ekspor produk UMKM Jambi dengan menyediakan sumber pembiayaan.
Dengan menjadi bank devisa, pelaku ekspor maupun impor akan bisa mengakses dana dari bank Jambi, yang bisa meningkatkan perekonomian daerah. (*)
*) Pengamat