17 September 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Pertunjukan Hari Kedua Bully Bully Di Taman Budaya Jambi

2 min read

(BullyBully/Foto: Hendry Nursal-JambidailyDOTcom)

JAMBIDAILY SENI, Budaya – Hari kedua (Selasa, 10/01/2023)  pertunjukan teater bertajuk Bully Bully berlangsung di Taman Budaya Jambi semakin meriah dan ramai dikunjungi oleh penonton.

Teater musikal yang digagas oleh Maas Theater and Dance dari Belanda ini menampilkan pertunjukan yang cukup unik dan eksploratif karena menyampaikan pesan bullying dengan cara yang lucu dan menyenangkan meskipun minim dialog.

Area panggung terbagi dua sisi antara warna merah muda dan hijau. Dua pemain juga memakai kostum serba merah muda dan hijau. Di masing-masing sisi juga ada patung yang mereka agungkan.

Mereka adalah King Pink dan King Green. Meski tanpa dialog, aksi dari masing-masing pemain ini menunjukkan bahwa mereka saling bersaing, saling ingin menjadi yang terbaik, saling ingin menunjukkan siapa yang terhebat.

Sesekali mereka keluar panggung dan muncul lagi dengan tawaran persaingan yang baru. Dengan latar musik yang menarik aksi keduanya membuat penonton ikut bersorak. Terlebih ketika mereka berdebat dengan bahasa Jambi.

“Idak, Iyo, Idak, Iyo,” ucap pemain saling bersahutan.

BullyBully memberi penonton wawasan tentang benturan dua kekuatan dunia, hingga akhirnya,belajar untuk bertemu di tengah.

Politik di taman kanak-kanak dan kekanak-kanakan di antara orang dewasa yang serius dan berkuasa.

King Pink diperankan Sannemarijn Bokkers dan King Green diperankan Sue Ann Bell.
Sannemarijn Bokkers menjelaskan tentang pertunjukan Bully Bully ini tentang orang dewasa yang bisa berlaku kekanak-kanakan.

“Bullying tidak hanya dilakukan oleh anak-anak tetapi ketika kita dewasa juga terkadang berperilaku seperti anak-anak,” katanya.

Sue Ann menambahkan bahwa ini juga tentang menjadi orang yang lebih baik lagi dari orang lain.
“Sutradara ingin drama ini menunjukkan betapa bodohnya itu (persaingan) karena jika kita bekerja sama maka akan ada lebih banyak cinta dan kegembiraan,” katanya.

Jika biasanya pertunjukan teater mengharuskan penonton untuk tenang, kali ini justru melibatkan emosi penonton sehingga ikut bersorak selama pertunjukan.

“Memang itu yang kita inginkan dan itu sangat bagus,” ungkap Sue Ann. (*/HN)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 − 14 =