Bocah Pangu Diculik Alien di Alor dan Jejak UFO di Tanah RI
3 min readJAMBIDAILY PERISTIWA – Baru-baru ini viral sebuah video memperlihatkan benda misterius melintas di atas Gunung Merapi yang direkam CCTV Badan Geologi pada 24 Januari 2023.
Tak butuh waktu lama, video tersebut jadi perbincangan netizen di Twitter. Banyak yang menduga benda tersebut bukanlah pesawat atau drone, melainkan UFO. Spekulasi ini didasarkan bahwa benda itu berbentuk bulat, bercahaya, dan terus bergerak cepat yang semuanya merujuk pada ciri-ciri UFO.
UFO adalah singkatan dari Unidentified Flying Object yang berarti benda terbang tak dikenal.
Di Indonesia, UFO juga kerap disebut piring terbang atau Benda Terbang Aneh (BETA). Menurut Nur Agustinus & Gatot Tri dalam Satu Dekade Perjalanan Komunitas BETA-UFO Indonesia (2007), istilah BETA dipopulerkan pertama kali pada 1960 dalam buku Menyingkap Rahasia Piring Terbang karya Raden Jacob Salatun.
Salatun adalah pendiri LAPAN sekaligus perintis penyelidikan UFO di Indonesia. Dia melakukan penyelidikan karena setahun sebelumnya Indonesia pernah digegerkan oleh penampakan UFO dan makhluk asing (alien).
Cerita bermula pada Juli 1959 ketika masyarakat Alor, Nusa Tenggara Timur, melihat ada 6 alien yang datang di wilayahnya. Wujudnya berbeda dari manusia biasa: Tingginya hampir 2 meter dan berkulit merah. Seluruh alien tersebut bahkan dikabarkan menculik seorang anak kecil bernama Pangu.
“Pangu diculik dan dilepaskan kembali 24 jam kemudian dalam keadaan linglung,” tulis Nur Agustinus & Gatot Tri.
Kasus di Alor ini menjadi penampakan UFO dan alien pertama di Indonesia. Pihak kepolisian pun dibuat bingung oleh laporan masyarakat atas keberadaan makhluk misterius. Tidak ditemukan bukti atau jejak fisik dari keberadaan mereka. Alhasil kasus ini tertutup kabut tebal sampai sekarang.
Akibat keberadaan yang misterius itulah masyarakat Indonesia mulai mempercayai keberadaan makhluk luar angkasa. Terlebih, ilmu pengetahuan pun belum bisa mengungkap misteri lebih lanjut tentang alam semesta, termasuk keberadaan makhluk di luar Bumi. Dari sinilah, Salatun memulai penyelidikan khusus tentang UFO.
Mengutip majalah AKABRI (edisi 1967), Salatun menginvestigasi UFO dengan metode paranormal dan ilmiah selama 5 tahun. Dia menyimpulkan kalau piring terbang berasal dari tata surya lain.
Seperti hasil riset di luar negeri, banyak pula yang membantah pernyataannya. Bagi yang kontra biasanya mendasarkan argumennya pada fakta ilmiah kalau manusia tidak dapat hidup di luar Bumi karena tidak ada oksigen. Karena muncul perdebatan, teori konspirasi pun bermunculan.
Namun, setelah riset Salatun itu justru masyarakat Indonesia beberapa kali melihat penampakan UFO. Pada September 1964, misalkan, radar militer pernah mendeteksi keberadaan benda terbang tak dikenal yang bergerak cepat. Benda tersebut kemudian ditembaki oleh pesawat tempur Indonesia. Namun, saat peluru akan menghantam benda itu tiba-tiba hilang seketika.
Selain itu, dalam pewartaan Surabaya Post (31 Januari 1979), piring terbang dilaporkan melayang beberapa menit di Ciamis. Ada banyak penduduk yang juga mengonfirmasi hal serupa. Dikabarkan benda itu bergerak dengan kecepatan sedang dan mondar-mandir di langit Ciamis. Bahkan ada saksi menyebut kalau benda itu mendarat di persawahan.
Saat, dilakukan pengejaran benda itu menghilang dan ditempat pendaratan ada jejak hangus terbakar berbentuk bundar.
Sampai sekarang, keberadaan UFO dan alien masih misterius. Ilmu pengetahuan di abad ke-21 yang sudah maju belum bisa mengungkap keberadaan mereka. Sebab, keduanya tidak bisa dijelaskan oleh logika dan pengetahuan. Lantas lahirlah pertanyaan yang selalu diungkap saat membicaraan UFO: apakah benar-benar ada atau hanya konspirasi saja? (CNBC Indonesia)