22 Desember 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Bumi Dapat Sinyal dari Masa Lalu, Asalnya Ujung Antariksa

2 min read

Data inframerah dari Spitzer Space Telescope dan Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) di daerah yang dikenal sebagai daerah pembentuk bintang W3 dan W5 di dalam Galaksi Bima Sakti. (NASA/JPL-Caltech/University of Wisconsin via AP)

JAMBIDAILY TEKNOLOGI – Sinyal dari ujung antariksa berhasil ditangkap oleh teleskop radio di Bumi. Sinyal tersebut menangkap gambaran paling awal di sejarah alam semesta, yang diperkirakan berusia 13,8 miliar tahun.

Sinyal itu berasal dari cahaya dari atom hidrogen dari jarak yang jauh dan ditangkap Giant Metrewave Radio Telescope (GMRT) di India. Teleskop menangkap sinyal dari masa lalu, yaitu jarak antara saat cahaya dipancarkan dan terdeteksi di Bumi, mencapai 8,8 miliar tahun.

Jarak tersebut melebihi rekor sebelumnya yang ‘hanya’ mencapai 4,4 miliar tahun. Sementara itu, Science Alert menuliskan panjang gelombang cahaya dari atom hidrogen yang ditemukan baru-baru ini adalah 21 centimeter.

“Setiap galaksi memancarkan jenis sinyal radio yang unik,” kata kosmolog Arnab Chakraborty dari Universitas McGill Kanada, dikutip dari Science Alert, Jumat (27/1/2023).

“Sampai sekarang kita hanya bisa menangkap sinyal tertentu dari galaksi terdekat. Ini membatasi pengetahuan manusia hanya soal galaksi teredekat dengan Bumi”.

Tim peneliti menggunakan lensa gravitasi untuk melakukan pendeteksian sinyal. Ternyata berasal dari galaksi pembentuk bintang bernama SDSSJ0826+5630.

Sebagai informasi, gravitational lensing atau lensa gravitasi merupakan tempat cahaya yang diperbesar saat mengikuti ruang melengkung. Ruang itu mengelilingi objek besar antara teleskop dengan sumber aslinya.

Astrofisikawan Nirupam Roy menjelaskan dalam beberapa kasus, sinyal bisa dibelokkan akibat adanya objek yang lebih besar lagi. Salah satu contohnya adalah galaksi lain.

“Dalam kasus khusus ini, sinyalnya dibelokkan oleh kehadiran benda masif lain, galaksi lain, antara target dan pengamat.” jelasnya. “Ini adalah hasil dari pembesaran signal dalam faktor 30, sehingga teleskop bisa menangkapnya.”

Hasil dari studi ini memberikan astronom harapan untuk mengulang pengamatan serupa di masa depan, yaitu jarak dan “pandangan ke masa lalu” yang sebelumnya di luar batas.

Atom hidrogen dibentuk saat gas panas yang terionisasi dari galaksi terdekat “jatuh” menuju galaksi, dan mendingin. Akhirnya, berubah menjadi molekul hidrogen, kemudian berubah menjadi bintang.

Kemampuan untuk melihat ke masa lalu bisa memberikan informasi ke manusia tentang cara galaksi terbentuk dan “perilaku” antariksa pada saat kelahirannya.

Penemuan terbaru ini dinilai astronom bakal “membuka kemungkinan untuk menyelidiki evolusi kosmis gas dengan teleskop frekuensi rendah pada waktu dekat.” (CNBC Indonesia)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

50 − = 41