20 September 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Karya Seni Berusia Ribuan Tahun, Awalnya Berwarna Cerah

4 min read

Patung pasukan Terakota di makam kaisar pertama China (sumber foto: chinahighlights.com)

JAMBIDAILY PENDIDIKAN – Sejak ditemukan pada tahun 1974, komplek pemakaman kaisar China Kaisar Qin Shi Huang, sangat memukau dunia. Bagaimana tidak, ada ribuan, atau mungkin ratus ribuan patung tentara seukuran aslinya ditemukan di sekitaran makam kaisar. Makam yang sudah berusia lebih dari 2000 tahun ini tetap dibiarkan sebagaimana ketika ditemukan. Karena para arkeolog takut untuk membuka makam tersebut.

Pertama, karena ada kemungkinan artefak langka bernilai tinggi dan kemungkinan harta karun yang berada di makam tersebut. Karena itu, pembuat atau arsitek makam tersebut melengkapi areal makam raksasa tersebut dengan sejumlah jebakan. Mulai dari busur dan anak panah, racun merkuri, dan sebagainya disiapkan untuk orang-orang yang diduga nantinya ingin memasuki makam Kaisar Qin Shi Huang dan mengambil harta karun tersebut.

Namun bukan itu alasan utamanya. Kenapa para arkeolog takut untuk membuka makam tersebut adalah takut paparan udara dan sinar matahari akan “menambah kerusakan” dari mahakarya seni berusia ribuan tahun tersebut. Kenapa seperti itu?

Penuh Warna yang Cerah

Coba Anda lihat lagi patung pasukan terakota di bawah ini. Patung tanah liat ini terlihat tanpa warna, bukan?

Patung tentara terakota di makam kaisar pertama China (sumber foto: www.tripsavvy.com)

Namun faktanya, arkeolog justru menemukan jejak “warna” patung tersebut. Yah, ada jejak pigmen warna asli yang digunakan, namun karena sudah berusia ribuan tahun, warna tersebut menghilang bersama udara. Lihat bagian yang dilingkari merah berikut ini.

sisa cat warna di patung terakota warrior

Qin Shi huang yang merupakan kaisar pertama China memerintah dari tahun 221 hingga 210 SM. Kemungkinan, proyek pengerjaan makamnya ini memakan waktu ratusan tahun.

Hasilnya menjadikan suatu kompleks “militer” yang mengagumkan. Ribuan tentara dengan ukuran tubuh asli, juga kuda, dan senjata juga dibangun di tempat tersebut. Namun ada satu hal yang tidak banyak diketahui oleh orang terkait patung-patung tanah liat di makam ini.

Yah, berdasarkan sisa-sisa pigmen yang ditemukan, arkeolog meyakini bahwa dulunya setiap patung yang ada di kompleks makam tersebut dicat dengan warna yang sangat cerah. Beberapa proyek reproduksi dan pembuatan ulang patung tersebut dilakukan dengan memberi pewarnaan sesuai dengan aslinya. Hasilnya adalah seperti di foto bawah ini.

pembuatan ulang tentara terakota makam kaisar
Pembuatan ulang patung tentara terakota yang menjaga makam kaisar Qin Shi Huang. (Sumber: Wikimedia, foto oleh Charlie QQ)

Proses melestarikan seni mahakarya berusia ribuan tahun ini hanya bisa dilakukan dengan satu cara, yakni jangan biarkan patung ini terpapar terlalu banyak udara, utamanya oksigen. Paparan udara tersebut yang akan membuat pigmen asli ini akan terus memudar, menghilang, dan akhirnya merusaknya.

Warna yang Hilang di Temple of Dendur

Tentunya, hal ini banyak berlaku untuk sejumlah artefak lainnya yang sudah terpapar udara dan cahaya sejak lama. Misalnya, untuk relief di dinding Temple of Dendur ini. Tentunya, artefak sejarah sejak era Mesir kuno ini dianggap sudah berbentuk seperti ini sejak awal.

Temple of Dendur
Relief di Temple of Dendur (sumber foto: Wikipedia)

Nyatanya tidak. Ketika diteliti lagi, masih ditemukan sejumlah pigmen warna di relief tersebut. Intinya, disadari bahwa dulunya gambar ini juga diberi warna.

Kemudian, dengan teknologi, gambar tersebut “dilapisi” dengan proyektor di atas gambar aslinya. Lihat gambar di bawah ini untuk mengetahui bagaimana bentuk lukisan tersebut sebelum terpapar udara selama ribuan tahun.

Warna asli relief di Temple of Dendur
Warna asli relief di Temple of Dendur (sumber foto: Met Museum)

Sebagai catatan, Temple of Dendur dan Tentara Terakota penjaga makam Qin Shi Huang memiliki selisih umur 2 abad. Temple of Dendur yang dibangun di awal-awal Masehi lebih muda 200 tahun dari deretan patung Teraccota Warriors. Dan kedua artefak karya seni berusia ribuan tahun tersebut sama-sama kehilangan hal yang paling berharga dari dirinya: warna!

Dan kedua artefak karya seni berusia ribuan tahun tersebut sama-sama kehilangan hal yang paling berharga dari dirinya: warna!

Karena itu, para arkeolog juga memiliki hipotesis bahwa karya seni lainnya, atau artefak lainnya yang ada di belahan dunia lain, jangan-jangan juga memiliki masalah yang sama, yakni kehilangan warna. Atau, jangan-jangan candi-candi terkenal di Indonesia pun awalnya juga diberi cat warna-warna cerah?

(pojokseni.com)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

35 + = 45