Workshop Teater 2023 di TBJ, Wendy HS ‘Indonesia Performance Syndicate’ Berikan Strategi dan Jaga Spirit Tradisi
4 min readJAMBIDAILY SENI, Budaya – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi melalui UPT Taman Budaya Jambi (TBJ) gelar workshop seni pertunjukan dengan menghadirkan tiga genre seni yaitu Teater, Musik dan Tari pada 25-27 Mei 2023.
Dibidang teater Pemateri yang dihadirkan sebagai narasumber, yaitu Wendi HS, S.Sn, M.A; Drs Jafar; Prof. Dr. Mahdi Bahar, S.Kar, M.Hum; dan Didin Sirojudin, S.Sn.
Hari pertama (Kamis, 25/05/2023) Wendy HS seniman pertunjukan asal Sumatera Barat, yang dilahirkan di Simabur (Batusangkar) pada 5 September 1977. Tamat sekolah dari Institut Nasional Syafei (INS) Kayutanam tahun 1996, lalu melanjutkan kuliah sarjana strata satu di Jurusan Seni Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta hingga tamat tahun 2004. Tahun 2011 kembali melanjutkan kuliah pascasarjana di Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan lulus tahun 2014.
Bersama Indonesia Performance Syndicate yang didirikannya di Padangpanjang sejak 27 Maret 2016, Wendy HS mencipta karya-karya Pertunjukan yang menggunakan metode tubuh Total Body Performance, yang menggabungkan kekuatan tubuh sebagai ”acting” (lelakuan), ”dancing” (gegerakan) dan ”musicing” (bebunyian dan kata-kata).
Wendy HS banyak menggali kekuatan pertunjukan tradisional Minangkabau, terutama Randai, yang dikombinasikannya dengan teknik Butoh dan metode Tadashi Suzuki yang pernah dipelajarinya di Jepang.
Karya Wendy HS antara lain tampil dalam (https://sumbarsatu.com/berita/21039-pertunjukan-kolaborasi-jepangindonesia-di-padang-panjang) di Studio Teater ISI Padang Panjang dan [https://seleb.tempo.co/read/1285045/lima-seniman-butoh-dari-jepang-tampil-gratis-di-solo Solo Butoh] yang diselenggarakan oleh Studio Plesungan di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Kota Solo
Pada kesempatan ini, Wendy HS memberikan beberapa strategi dari pembahasan tentang Penciptaan Total Body Performance Method yang Bersumber Dari Budaya Tradisi, dia menekankan kemasan dalam sebuah pertunjukan
“Bentuklah networking atau membangun lingkaran dialog yang akan menjadi penguatan. Walau kita berdebat habis-habisan terkait karya yang akan dihadirkan, namun lingkaran dialog itu untuk penguatan,”
“Teater itu kerja multidisiplin dan kolektif. Misalkan ketika saya mempergelarkan karya, saya bersama dengan rekan musik dan tari. Riset dan referensi itu penting, saat ini tentunya kita dimudahkan dalam menggali hal tersebut,” Ujar Wendi HS.
Saat menjawab pertanyaan salah satu peserta tips, menghadirkan karya tradisi seperti contohnya Dul Muluk yang dikenal di Jambi.
Wendy HS menekankan pada kemasan dengan tidak meninggalkan spirit tradisi dari Dul Muluk dan melihat perkembangan zaman, sehingga akan terlihat adaptasinya.
Dihari kedua workshop seni pertunjukan di TBJ (Jum’at, 26/05/2023) sesi III Drs Jafar dipandu Hendry Nursal sebagai Moderator dan sesi IV Prof. Dr. Mahdi Bahar, S.Kar., M.Hum, dipandu Jeff Pasaribu sebagai moderator yang dihadirkan untuk 150 orang peserta dari tiga genre dan juga selain dari kota Jambi terdapat peserta Workshop dari Kabupaten Batanghari, Muarojambi, Tanjungjabung Barat, Tanjungjabung Timur, Merangin, dan kota Sungaipenuh.
Maestro seni rupa di Jambi ini membahas tentang Menjadikan Budaya Tradisi Jambi Sebagai Obyek Kekaryaan Pengolahan/ Eksperimentasi Seni.
“Setiap karya itu sudah seharusnya dilalui dengan proses riset, kita berupaya mendapatkan sumber, bahkan melihat langsung peristiwa dalam kaitan tradisi atau upacara agar tidak terjadinya kekeliruan atau misinformasi saat dipergelarkan. Jika itu tidak dilakukan dan menjadi kekeliruan tentunya berbahaya, maka sudah seharusnya riset,” Ungkap Drs Ja’far.
“Kalaupun kita hanya bisa melihat dari referensi bacaan, ataupun dokumentasi berupa audio visual masih ada strategi lain. Perlu diingat materi tradisi, materi upacara adat bukan dihadirkan utuh kalau sudah menjadi seni pertunjukan, materi itu menjadi inspirasi,” Tutur Drs Ja’far menjawab pertanyaan peserta.
Selain Drs Jafar, pada hari kedua Workshop seni pertunjukan, mendatangkan Prof. Dr. Mahdi Bahar, S.Kar, M.Hum
Sedangkan Prof. Dr. Mahdi Bahar, S.Kar., M.Hum membahas tentang Tradisi Jambi Sebagai Obyek Penciptaan Karya Musik.
“Kita tidak lagi berpikir sebatas kekayaan yang dimiliki oleh berbagai suku namun sudah harus berpikir dunia, bagaimana itu semua mendunia. Kalau kita bicara Jambi misalkan ada Ngayun Luci, Asek, Krinok, Senandung Jolo, memiliki ciri khas dan tentunya kekayaan bagi kita,” Urainya.
Disamping memberikan wawasan proses berkarya, Dia juga beberkan bentuk-bentuk musik sumber tradisional sebagai referensi, pola hingga contoh audio visual yang ditayangkan dari hasil penelitiannya.
Sementara itu, di hari ketiga (Sabtu, 27/05/2023) salah satu tokoh Teater di Jambi dan pendiri Teater Tonggak yaitu Didin Siroz, membahas tentang Tradisi Jambi Sebagai Obyek Penciptaan Karya Teater. Dengan dipandu selaku moderator Workshop Seni Teater, adalah Hendry Nursal seorang aktor/sutradara dan wartawan di Jambi.
Workshop seni pertunjukan Melalui pembiayaan yang bersumber dari dana APBD Provinsi Jambi dan DAK Non Fisik Bantuan Operasional Penyelenggaraan Taman Budaya bertujuan untuk mendorong terpenuhinya standar pelayanan taman budaya sebagai lembaga pelestari budaya dan media edukasi bagi masyarakat, serta untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.(*/HN)