22 Desember 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Berbagi Kisah Komaruddin Rachmat, Jalan Kaki Yogya – Bandung Kobarkan Kampanye Melawan Stroke (2-Habis)

5 min read

PADA hari kelima perjalanan dari Yogyakarta menuju Bandung, telapak kaki penyintas stroke Komaruddin Rachmat pecah. Sedianya pada hari kelima perjalanan ia sudah menempuh jarak 20 kilometer, namun kakinya terhenti di kilometer 14,2 atau Desa Purwodeso, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, Rabu (9/8) sore.

“Telapak kaki saya pecah, sehingga betis dan paha sangat berat untuk melangkah,” kata Komar sesaat setelah Tim Medis mengobati telapak kakinya.
“Sakit kaki ini, tidak akan menyurutkan niat saya untuk terus melangkah dan berjalan kaki menuju Bandung,” tegas Bang Komar dengan tatapan mata penuh optimis.

Lalu dia menambahkan, ”Informasi yang saya terima, hampir di setiap RT pasti ada warganya yang terkena stroke. Bisa dibilang Indonesia sudah darurat stroke, perlu ada keseriusan dari para stakeholder, pemerintah dan civil society, untuk membuat langkah-langkah signifikan mencegah terus bertambahnya jumlah penderita stroke di Indonesia,” ucap Komar sambal melakukan pemanasan menjejak-jejakkan kakinya ke tanah.

“Apa yang saya lakukan saat ini (long march dari Yogyakarta menuju Bandung sejauh 403 kilometer) bukan untuk mencari popularitas, tapi dorongan kuat untuk berkontribusi dan kampanye Kesehatan terkait stroke,” kata Komar
Aksi jalan kaki dari Yogyakarta menuju Bandung mulai dilakukan penyintas stroke ini pada Sabtu (5/2023). Start dari titik nol kilometer di depan Kantor Pos, Yogyakarta.

Di hari kesembilan dan ke-10 perjalanan kaki Komar terhenti dan tertahan di Banyumas.

“Sesuai saran dokter, kemarin dan hari ini saya belum bisa melanjutkan perjalanan. Harus istirahat setidaknya satu-dua hari untuk memulihkan telapak kaki. Alhamdulillah menurut dokter tidak ada peradangan, karena itu hanya diberikan salep dan obat penghilang rasa nyeri,” kata Komar yang tergolek lemas di Hotel Karanganyar Indah di Desa Karanganyar, Kabupaten Banyumas, Senin (14/8).

Setelah perawatan intensif dari tim dokter, kondisi telapak kaki Bang Komar berangsur pulih.

“Jari manis saya yang melembung. Alhamdulillah telah pecah dengan sendirinya, dan alhamdulillah tidak terasa apa-apa dan dampak tertentu. Terima kasih Pak Tugas Ratmono Ketua Umum Yastroki dan sahabat semua yang selalu memonitor perkembangan saya,” tambah Komar.

Setelah terhenti dan istirahat selama dua hari, Komar optimis besok (selasa) sudah dapat melanjutkan perjalanannya kembali. “Mudah-mudahan besok (hari Selasa) pagi, saya sudah memulai lagi perjalanan. Telapak kaki saya sudah mulai membaik tapi masih sakit bila dijejakkan,” aku Komar.

Masalah telapak kaki ini memang sepertinya tidak terantisipasi sebelumnya oleh Bang Komar maupun timnya. Penyintas stroke ini hanya fokus pada medical check up seperti tensi, jantung, dan lain-lain.

“Akibatnya banyak kesalahan terjadi dari mulai cara berjalan, waktu berjalan sampai tidak mengetahui harus menggunakan minyak komando (minyak kelapa dicampur bawang merah yang ditumbuk) untuk mencegah lecet, akibat ketidaktahuan itu maka terjadilah masalah di kaki, khususnya telapak kaki,” ucap Komar menjelaskan.

“Sungguh banyak hikmah dari perjalanan ini,” tutup Komar yang kemudian tertidur lelap.
Di hari ke-12, perjalanan kaki Komar sukses menembus sejauh 30 kilometer dari Desa Karanganyar, Kabupaten Banyumas dan tiba pukul 22.20 di Hotel Homira, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

“Alhamdulillah, setelah istirahat dua hari kemarin di Banyumas, hari ini saya berhasil menempuh perjalanan sejauh 30 kilometer dari Karanganyar hingga Majenang,” kata Komar sumringah di teras Hotel Homira, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (16/8).

Tetapi perjalanan di hari berikutnya (hari ke-13) penyintas Komaruddin Rachmat mengalami kecelakaan ringan, yaitu terserempet sepeda motor.
Perjalanan hari ke-13 atau tepat pada tanggal 17 Agustus 2023 hanya ditempuh sejauh tujuh kilometer saja.

“Saya terjatuh akibat terserempet sepeda motor, betis bagian kanan saya bengkak, bagian pergelangan tangan kanan saya juga memar dan sakit sekali,” ucap Komar lirih.

“Saya dibawa ke IGD rumah sakit terdekat, yaitu Rumah Sakit Raffa dan sudah pula di-rontgen. Alhamdulillah tidak ada yang cedera berat seperti patah tulang misalnya, saya telah pula disuntik obat penghilang rasa nyeri dan diberi obat harian, yaitu Mefinal dan vitamin tulang,” sambung Komar.

Karena bertepatan dengan hari kemerdekaan, Komar mengenakan pakaian tentara pejuang 1945, tak lupa diringi mobil ambulans yang terus memutar lagu-lagu perjuangan.
“Ke depan adalah peristiwa gaib, kita tidak tahu apa yang akan terjadi meski sedetik sekalipun,” tambah Bang Komar.
Hari ke-14, kondisi kaki Komar terlihat telah membaik, betis yang tadinya tidak bisa digerakkan sekarang mampu bergerak kembali.

“Pagi di hari Jumat ini (18/8), insya Allah saya siap untuk jalan kaki kembali, dan tujuan kami adalah Kota Banjar di mana teman kami, Mustafa (alumni FE Unpad Angkatan 1974), telah menunggu kami di rumahnya. Mudah-mudahan kami bisa mencapainya sore nanti,” ucap Komar.

Harapan Bang Komar hanya satu, bahwa misi aksi jalan kaki Yogya – Bandung yang dilakukan dengan usaha sungguh-sungguh ini akan membuahkan hasil dan dapat membangun inspirasi berbagai pihak.

“Dengan misi yang kami bawa ini pula, mudah-mudahan bisa menyadarkan semua pihak akan bahaya terjadinya tsunami stroke dikemudian hari. Karena itu perlu ada kesamaan pandang dan langkah berupa fundament pemikiran yang dilakukan secara bersama-sama, misal dengan dilakukannya deklarasi bersama dari seluruh elemen masyarakat yang memiliki kesadaran akan bahayanya stroke bagi mehidupan sosial seseorang, yang pada saatnya mungkin akan mencapai momentum sosial secara nasional,” katanya.

Hari ke-14 Komar memasuki perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat dengan jarak tempuh yang sudah dilaluinya sejauh 283 kilometer.

“Saya sekarang Alhamdulillah sudah tiba di Kota Banjar Jawa Barat dan menginap di rumah dinas Wakil Walikota Banjar atas inisiasi Ketua MD KAHMI (Korps Alumni HMI) Kota Banjar,” katanya.

“Tampaknya saya tidak bisa melanjutkan perjalanan, dokter menyarankan saya tidak melanjutkannya, karena kondisi telapak kaki saya sudah sedemikian parahnya,” tambah Komar pilu.

Di rumah dinas Wakil Walikota Banjar ini direncanakan Bang Komar akan dipertemukan oleh masyarakat Kota Banjar untuk silaturahmi sekaligus sosialisasi terkait stroke.

Satu upaya bersama agar seluruh anak bangsa mulai lebih peduli dengan penyakit stroke.

“Jangan biarkan diri kita terkena stroke, pasangan kita, anak kita, tetangga kita, teman sekantor kita, dan tidak menutup kemungkinan kita sendiri, yaitu bila kita gelap pengetahuan tentang masalah stroke ini,” ucap Komaruddin Rachmat, penyintas stroke yang tak henti kampanye terkait stroke. (Iman Handiman, Ketua Umum Forum Pemred Media Siber Indonesia)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9 + 1 =