16 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Pertamina EP Jambi Field Berkontribusi dalam Pencegahan Stunting

3 min read

JAMBIDAILY KESEHATAN- Pemberantasan stunting dan kurang gizi terus dilakukan semua stakeholder di Povinsi Jambi.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di wilayah Jambi sebesar 18,0 persen. Angka tersebut mengalami penurunan sebanyak 4,4 persen dimana pada tahun 2021 sebesar 22,4 persen. Angka prevalensi stunting secara nasional saat ini sebesar 21,6 persen.

Atas kondisi tersebut Pemerintah Provinsi Jambi dan stakeholder lainnya terus berpacu untuk menurunkan angka tersebut.

Seperti yang dilakukan Pertamina EP (PEP) Jambi Field yang merupakan bagian dari Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina.

PEP Jambi Field bau ini menggelar menggelar program Pencegahan Stunting dan Gizi Kurang di Kantor Desa Kota Karang, Kec. Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi.

Kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PEP Jambi Field ini diselenggarakan bekerja sama dengan tenaga kesehatan UPTD Puskesmas Muaro Kumpeh, Pemerintah Kecamatan Kumpeh Ulu, dan Kelompok Kader SEHAT AJA (Sehat Anak, Ibu dan Remaja).

Program diisi dengan kegiatan pengukuran dan penimbangan berat badan balita, pengukuran lingkar lengan dan berat badan ibu hamil, sekaligus penyerahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak stunting, ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK), dan remaja putri anemia.

Kegiatan ini dihadiri oleh Communication Relations & CID Officer Zona 1, Camat Kumpeh Ulu, Satgas Stunting Muaro Jambi, Perwakilan UPTD Puskesmas Muaro Kumpeh, Kapolsek Kumpeh Ulu, Danramil Kumpeh Ulu, Kepala Desa, Bidan Desa, serta TP PKK Kecamatan Kumpeh Ulu dan Kelompok Kader SEHATI AJA.

Percepatan penurunan kasus stunting dan gizi kurang merupakan salah satu program PEP Jambi Field sebagai bentuk dukungan kepada program pemerintah dalam rangka pencapaian implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs nomor 3, kehidupan sehat dan sejahtera.

Communication Relations & CID Officer Zona 1, Afrianto, menyampaikan bahwa permasalahan stunting sudah menjadi permasalahan nasional. “Semoga pemerintah dan perusahaan bisa bersama-sama berupaya menuntaskan masalah stunting ini, khususnya yang berada di Kecamatan Kumpeh Ulu,” ujar Afrianto.

Camat Kumpeh Ulu, Sobri, menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini memang tidak bisa kita limpahkan kepada 1 dinas saja. Jadi, pengerjaannya harus kroyokan dengan melibatkan semua dinas dan perusahaan. “Alhamdulillah, saat ini dunia usaha, khususnya PEP Jambi Field, turut andil dalam program penuntasan Stunting di Kecamatan Kumpeh Ulu. Sehingga sasarannya bisa semakin meluas bukan hanya anak stunting dan gizi kurang saja, tetapi juga menyasar ke dasar dari pencegahan stunting, yaitu dari remaja anemi dan ibu hamil KEK,” terang Sobri.

Kepala UPTD Puskesmas Muaro Kumpeh, Fadila, mengucapkan terima kasih kepada PEP Jambi Field atas bantuan dan kepedulian kepada masyarakat yang mengalami stunting maupun anemia untuk anak remaja putri. “Harapan kami bukan hanya berhenti di bantuan ini saja, tetapi mereka ini dapat diberi pengetahuan dan keterampilan sebagai salah satu modal untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka,” kata Fadila.

Sebanyak 77 PMT disiapkan untuk 20 anak stunting, 7 ibu hamil KEK, dan 50 remaja putri anemia yang akan ditinjau dan dievaluasi selama 6 bulan. Paket PMT tersebut berupa susu sesuai usia anak balita, telur, kacang hijau, vitamin, madu, susu untuk ibu hamil, dan vitamin penambah darah untuk remaja putri anemia.

Kegiatan PMT (12/09)  ini ditutup dengan sosialisasi terkait pencegahan stunting yang disampaikan langsung oleh Satgas Stunting Provinsi Jambi, wilayah kerja Kabupaten Muaro Jambi, Ulfa Mahfudz.

TENTANG PERTAMINA EP JAMBI

PT Pertamina EP Jambi Field merupakan perusahaan hulu migas yang melaksanakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di Wilayah Jambi. Jambi Field ditemukan oleh Nederlandsch Indische Aardolie Maatschappij (NIAM) pada tahun 1922 melalui pengeboran Sumur BJG-1 dengan hasil gas di lapangan Bajubang, yang disusul dengan penemuan minyak di lapangan Betung pada tahun 1922, kemudian disusul lagi dengan penemuan minyak di lapangan Kenali Asam pada tahun 1929, dilanjutkan dengan Lapangan Tempino pada tahun 1930 dan lapangan Setiti pada tahun 1936.

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

54 − = 50