Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun Solusi Atasi Perubahan Iklim
3 min readJAMBIDAILY BADUNG – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meluncurkan Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun pada pelaksanaan side events Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum, Senin (9/10/2023) di Bali.
Peluncuran dokumen tersebut merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan potensi karbon biru.
Demikian ditegaskan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada Archipelagic and Island States Blue Economy High-Level Dialogue, Senin (9/10/2023).
Trenggono menyampaikan bahwa sebagai pemilik 17 persen cadangan karbon biru dunia, Indonesia memiliki peluang besar memanfaatkan ekosistem karbon biru sebagai salah satu solusi mengatasi perubahan iklim.
“Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun ini juga akan berfungsi sebagai peta jalan bagi upaya Indonesia untuk melestarikan dan memulihkan habitat karbon biru, meningkatkan potensi penyimpanan karbon untuk kepentingan planet kita dan generasi mendatang,” ujar Menteri Trenggono. s
Ekosistem karbon biru memegang peran penting bagi masyarakat pesisir yang ruang hidup dan penghidupannya berpotensi terkena dampak climate-related coastal risks, seperti cuaca ekstrem, badai, erosi, banjir dan sebagainya. Tidak hanya itu, berbagai risiko tersebut pun dapat mengakibatkan dampak sosial-ekonomi, terancamnya keanekaragaman hayati serta berkurangnya layanan ekosistem yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia dan alam.
“Untuk mengatasi masalah-masalah perubahan iklim yang kompleks, kita membutuhkan komitmen dan solusi yang beragam. Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun akan menjadi bagian peningkatan target Kontribusi Nasional (NDC) Indonesia dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dan menjadi peta jalan untuk menentukan langkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh,” ujar Trenggono.
Dalam Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun, Indonesia akan fokus intervensi regulasi pemanfaatan ruang laut dan melakukan restorasi padang lamun. Hasilnya, diproyeksikan adanya penurunan emisi karbon secara signifikan pada 2030.
Selain itu, KKP turut mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam upaya perlindungan padang lamun, serta terlibat aktif dalan upaya pengumpulan data lamun.
“Untuk mendukung hal ini, tengah dikembangkan aplikasi yang mudah digunakan oleh masyarakat dan pembangunan the Blue Carbon Room, ruang terpusat untuk memantau aktivitas karbon biru di Indonesia,” ujar Trenggono.
Indonesia, menjadi rumah bagi sekitar 11,5 persen lamun dunia. Karenanya, pengembangan karbon biru di Indonesia perlu memperhitungkan ekosistem lamun sebagai bagian penting penyangga karbon biru.
Maka itu, ekosistem lamun pun akan menjadi solusi berbasis alam yang efisien untuk mitigasi perubahan iklim karena menyimpan cadangan karbon tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan luasan setara hutan darat.
Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun yang merupakan kerja sama KKP dan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, berisi hasil perhitungan pengurangan emisi dari ekosistem lamun yang bertujuan untuk melestarikan dan memulihkan habitat karbon biru serta meningkatkan potensi penyimpanan karbon.
Dalam berbagai kesempatan, KKP ditegaskan Trenggono, juga terus menekankan pentingnya menciptakan laut yang sehat, aman, tangguh, dan produktif bagi kesejahteraan bangsa melalui diplomasi maritim serta kerja sama dengan berbagai negara untuk mewujudkan strategi pembangunan ekonomi biru (blue economy) yang menitikberatkan pada pertimbangan ekologi. (Humas KKP/TR/Elvira Inda Sari)