Gelisah Akan Kondisi Sungai Batanghari, Balculfest Sajikan Pergelaran Teater “Sungai Itu Telah Mati” di TBJ
2 min readJAMBIDAILY SENI, Budaya – Batanghari Literary and Culture Festival (Balculfest) pentaskan pergelaran Teater berjudul “Sungai Itu Telah Mati” yang dilaksanakan 27-28 Oktober 2023 di Gedung Teater Arena, Taman Budaya Jambi (TBJ).
Sungai Itu Telah Mati berkisah sejak lama masyarakat Batanghari percaya bahwa tidak hanya manusia saja yang menikmati kekayaan Sungai Batanghari, tetapi juga ikan, tumbuhan, sampai makhluk gaib. Kepercayaan inilah yang masih melekat dalam keyakinan Nenek, setiap harinya Nenek selalu meratapi Sungai Batanghari yang sekarat menuju kematiannya.
Sungai itu tidak lagi bisa melahirkan peradaban, bahkan Nenek selalu mendengar suara sungai yang menangis. Sampai pada suatu ketika Nenek harus melaksanakan ritual melepaskan Panji-Panji sebagai bentuk rasa syukur atas kekayaan sungai yang melimpah.
Pementasan teater “Sungai Itu Telah Mati” karya dan sutradara Nafri Dwi Boy, dramaturg Sean Popo Hardi, diperankan oleh Selly Septiani, Indah Mauli Kusuma, Ersa Putri Andaresta, Marina Katriyani, Nur Anisa, Amelia Agustina, Sri Mulyani, Dinna Fitriani, dan Ria Ardiyanti.
Dalam sambutannya Sean Popo Hardi, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Taman Budaya Jambi, juga semua pihak yang turut mendukung pergelaran “Sungai Itu Telah Mati”
“Kami tentunya berterima kasih untuk dukungan taman budaya Jambi, sehingga diberikan menyajikan karya. Juga kepada semua pihak yang turut memberikan dukungan pada Balculfest di pergelaran Sungai Itu Telah Mati,” Ujar Sean Popo, Sabtu (28/10/2023) malam.
Eri Argawan, Selaku kepala Taman budaya Jambi turut mendukung pergelaran seni yang bertemakan lingkungan seperti Balculfest di pergelaran Sungai Itu Telah Mati
“Kami dari taman budaya Jambi, tentunya mendukung dengan cara menfasilitasi pergelaran Sungai Itu Telah Mati. Selain adanya unsur upacara adat sebagai tema utama setiap pergelaran di Taman Budaya Jambi tahun 2023, juga bicara lingkungan,” Ungkap Eri Argawan, dalam sambutannya sebelum pergelaran, Sabtu (28/10/2023) malam.
Dia juga berharap kedepan semakin banyak komunitas yang bicara lingkungan, sebagai cara mengingat akan pentingnya menjaga keberlangsungan alam melalui seni dan budaya.
“Kita berharap kedepan semakin banyak bicara lingkungan, walaupun bertema upacara adat namun dapat dikemas sehingga meninggalkan pesan sadar lingkungan, inilah bentuk kita mengingatkan agar menjaga alam melalui seni dan budaya,” Pesannya. (*/HN)