Workshop Seni Rupa Taman Budaya Jambi Tahun 2023, Bedah Karya Pameran dan Saling Bertukar Ilmu
3 min readJAMBIDAILY SENI, Budaya – Taman Budaya Jambi dalam rangkaian Pameran seni rupa yang berlangsung 1 s.d 5 November 2023 di Gedung Prosenium juga melaksanakan Workshop Seni Rupa, 2 s.d 3 November 2023 di ruang belajar.
“Workshop ini lebih pada diskusi, berbagi ilmu dan pengalaman sehingga kita kedepan bagaimana karya-karya yang telah ada dapat berbicara lebih jauh, bisa berpameran ke luar dari Jambi bahkan luar negeri,” Ujar Eri Argawan, Kepala Taman Budaya Jambi, dalam kata sambutannya saat membuka Workshop (Kamis, 2/11/2023).
Ada tiga narasumber yang didatangkan Taman Budaya Jambi, bagi 50 peserta workshop yaitu Jafar Rassuh, Edi Sukarno dan perupa asal Yogyakarta, Mayek Prayitno.
“Ada tiga narasumber, ada Pak Jafar, ada Pak Edi Sukarno dan mas Mayek Prayitno dengan segudang pengalaman dan tentunya harapan kita bisa mendapatkan banyak pengalaman seperti apa di luar sana dari mas Mayek Prayitno. Maka peserta workshop hari ini, manfaatkan sebaik-baiknya kesempatan dan gali sebanyak-banyaknya pengetahuan dari tiga narasumber,” Ungkap Eri Argawan, sekaligus membuka Workshop.
Taman Budaya merupakan lembaga pemerintahan yang bergerak di bidang pembinaan dan pengembangan seni dan budaya serta bertanggung jawab atas keberadaan dan perkembangan lokalitas kesenian setempat.
Hal ini menyangkut pewarisan terhadap keberadaan seni dari masa ke masa. Bentuk pembinaan dan pengembangan yang dilakukan oleh Taman Budaya berupa kegiatan laboratories seperti pengkajian, revitalisasi, pengolahan dan eksperimentasi seni.
Dengan tujuan untuk generasi muda sebagai bentuk upaya menanamkan kepedulian untuk menciptakan ruang pemikiran dan kecintaan terhadap kesenian lokal sehingga tercipta produktivitas seni dan budaya kreatif.
Kegiatan pameran seni rupa ini diharapkan dapat memberi ruang informasi dan apresiasi khusus bagi pelaku, pemerhati dan penikmat seni sehingga pada akhirnya bermuara pada lahirnya kandidat-kandidat perupa kreatif dan produktif yang tetap memegang teguh nilai-nilai lokalitas daerah.
Masing-masing narasumber pada workshop hari pertama (Kamis, 02/11/2023) diberikan kesempatan memberikan ruang sebagai pengantar awal, Jafar Rassuh mengingatkan kembali kepada perupa terkait tema yang diinginkan Taman Budaya Jambi yaitu Upacara Adat, lalu Edi Sukarno menyampaikan apresiasinya karena peserta yang hadir dari berbagai usia.
Mayek Prayitno, melakukan bedah karya perupa peserta pameran seni rupa Taman Budaya Jambi yang dilaksankan kali ini. Tidak hanya bicara teknis namun seperti apa karya yang menjadi incaran galeri, kolektor maupun penikmat seni rupa di Indonesia khususnya.
Sementara itu, untuk workshop hari kedua (Juma’at, 02/11/2023) peserta dan narasumber akan merumuskan rencana kedepan, baik itu perupa muda yang saat ini turut bertumbuh di Jambi, pangsa pasar maupun jejaring dalam menjaga Eksistensi serta peluang semakin membuminya perupa Jambi di mata warga Indonesia khususnya.
Telah Dibuka Gubernur, Taman Budaya Jambi Pamerkan 78 Karya Seni Rupa Dua dan Tiga Dimensi
Mayek Prayitno, Lahir tahun 1980 di Tuban, dan berdomisili di Yogyakarta. Dari berbagai referensi di jagat maya menerangkan Karya-karya Mayek Prayitno pada dasarnya menggambarkan reaksi psikologis manusia terhadap perombakan dan pembenahan dunia di sekitar kita yang serba cepat. Ilustrasi Prayitno mewakili dampak kemajuan teknologi terhadap pikiran dan kehidupan kita secara umum.
Belenggu masyarakat modern yang menciptakan hasrat tiada akhir dan memberikan provokasi untuk mencapai sesuatu yang melampaui kebutuhan atau kemampuan seseorang dapat menciptakan konflik individu dan sosial. Keadaan emosi ini digambarkan secara halus dalam karya-karya Prayitno. Lukisannya rumit dengan campuran berbagai elemen anatomi manusia, mesin, struktur perkotaan, komponen abstrak, dan lain-lain.
Dalam gaya ekspresionis sejati, orang, tempat, dan objek dalam karyanya terdistorsi dan dilebih-lebihkan. Dia mendapat inspirasi dari seniman internasional seperti Salvador Dali, Escher dan Andy Warhol. Ia juga mengikuti karya Heri Dono dan Agus Suwage dari Indonesia. (*/HN)