Mau “Bujuk” Warga, Orang PT SAS Malah Diusir
3 min readJAMBIDAILY KOTAJAMBI – PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) masih juga berupaya membujuk warga, untuk merealisasikan pembangunan stockpile di wilayah Aurkenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.
Upaya itu membuat warga semakin marah. Alhasil, dua orang suruhan PT SAS diusir warga, saat mencoba melakukan sosialisasi ke warga, di RT 04 Perumahan Aurduri, Kelurahan Aurkenali, Sabtu (4/11/2023) siang.
Puluhan warga yang mengetahui rencana sosialisasi itu mendatangi rumah Ketua RT 04 Aurkenali, Nana Suryana, tempat sosialisasi diadakan. Warga menghentikan kegiatan sosialisasi yang dihadiri beberapa warga tersebut.
Dua perwakilan PT SAS diminta warga keluar dari rumah Nana. Tanpa memberi kesempatan lagi untuk bicara, kedua orang itu langsung diusir segera pergi dari lingkungan Perumahan Aurduri.
“Sudah… tidak usah banyak omong lagi. Cepat tinggalkan tempat ini. Kami tidak butuh sosialisasi kalian. Kami tidak butuh stockpile. Apapun alasannya,” sergah sejumlah warga.
Tokoh masyarakat Perumahan Aurduri, Badaruddin, bisa menenangkan warga yang sudah lama memendam emosi pada PT SAS. Dia meminta klarifikasi langsung dari Nana.
“Kami tetap menolak stockpile yang akan dibangun PT SAS itu. Ini murni keinginan warga, karena kami sudah tahu dampaknya nanti. Apapun alasannya kami tetap menolak,” tegas mantan Ketua RT 03 Aurkenali itu.
Aksi pengusiran orang suruhan PT SAS ini sudah tercium warga sejak kemarin. Tanpa sepengetahuan warga RT 04, termasuk ketua RT-nya, warga sudah siap bergerak jika orang suruhan PT SAS memang jadi datang.
Pertemuan orang suruhan PT SAS dengan warga RT 04 di rumah Nana itu dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Warga yang sudah mengintai langsung turun mendatangi lokasi.
Warga membawa sejumlah poster berisi penolakan terhadap pembangunan stockpile di Aurkenali. Tolak stockpile di Aurkenali dan Mendalo darat. Jangan bunuh kami dengan debu batu bara. Begitu diantara isi poster-poster itu.
Ketua RT 04 Aurkenali, Nana, mengaku awalnya menolak pembangunan stockpile di wilayahnya. Beberapa waktu lalu dia dan bersama sejumlah RT diundang pihak PT SAS ke Restoran Saung Purnama.
Nana juga mengakui ikut menandatangani persetujuan dibangunnya stockpile itu. Dia iktu terpengaruh oleh bujuk rayu pihak PT SAS, agar menerima kehadiran stockpile tersebut.
Setelah diberi pengertian oleh warga tentang akibat dan dampak kehadiran stockpile itu, Nana akhirnya menyadari kekeliruannya. Dia menyatakan ikut bersama warga lainnya menolak stockpile.
“Ya, pengetahuan saya kan tidak banyak. Saya tidak tahu bagaimana dampak stockpile itu. Sekarang saya sudah paham,” katanya.
Pengusiran orang suruhan PT SAS juga diikuti oleh puluhan warga dari beberapa RT di Desa Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Lokasi stockpile itu berada di dekat pemukiman mereka.
“Kami warga Desa Mendalo Darat tegas-tegas menolak stockpile itu. Lokasinya sangat dekat tempat tinggal kami. Kami tidak mau menanggung akibatnya nanti,” tandas Cecep, warga RT 21 Desa Mendalo Darat.
Gelombang penolakan pembangunan stockpile di wilayah Aurkenali semakin kencang. Seluruh warga Perumahan Aurduri menolaknya. Kalaupun ada ketua RT yang setuju, itu bersifat pribadi, bukan mewakili warga.
Informasi yang didapat, saat ini hanya ada 2 ketua RT yang menyatakan setuju pada pembangunan stockpile itu. Sementara warga mereka menyatakan menolak.
“Hampir seluruh warga Perumahan Aurduri ini menolak stockpile itu. Kalaupun ada ketua RT yang setuju, itu pribadi yang bersangkutan saja. Warganya tetap menolak,” tambah Sarif, tokoh masyarakat lainnya.
Menurut mantan aktivis ini, penolakan terhadap stockpile di Aurkenali tidak bisa ditawar-tawar. Penolakan dilakukan untuk menyelamatkan warga, terutama anak-anak dari bahaya yang ditimbulkan batu bara. ***