Cerpen Yanto bule “Jimat Ki Jarot”
6 min readSukma pemilik Wajah sangar dengan wajah berjenggot, terlihat makin garang, apalagi tubuhnya gempal dan berkulit hitam,di kenal sebagai jawara di desanya.
Sifat ya sangat tempramental, dengan siapa saja tidak pernah takut, bahkan di desa tidak ada satu wargapun termasuk pak kades berani untuk menentang sikap Sukma.
Hari itu tiba tiba Sukma ,terdengar ribut dengan salah satu orang perusahaan yang akan menanam kebun sawit di desanya, Dan saat itu Sukma yang jawara berusaha untuk menakut nakuti orang orang perusahaan agar tidak jadi masuk dan menanam sawit di lahan milik warga desa.
Keheningan kampung subur sari,tiba tiba menjadi sedikit mencekam sebab banyak orang orang berseragam mencari Sukma di desa, di setiap sudut desa di jaga petugas dengan menggunakan baju seragam hitam, tentu saja situasi itu membuat banyak warga menjadi takut keluar rumah.
Sementara di satu sudut desa ada gubuk milik Ki Jarot, guru ngaji yang sangat di segani ,bukan hanya karena tingginya ilmu agama yang di miliki, tetapi karena Ki Jarot juga memiliki ilmu bela diri yang hebat,bahkan dulunya sebelum tinggal di desa subur sari Ki Jarot merupakan jawara di tanah Jawa.
Namun karena ingin mengabdikan ilmunya, Ki Jarot tinggal di sudut desa subur sari, dengan membuat gubuk dan bertani di sekitar gubuknya banyak anak anak desa belajar mengaji dengan Ki Jarot.
Usai mengajar ngaji , pintu gubuk Ki Jarot terdengar ada yang mengetuk, dan sepertinya orang yang datang sedikit tergopoh gopoh untuk bisa masuk kedalam gubuk Ki Jarot.
” Assalamualaikum Ki”
” Walaikum salam, siapa di luar” jawab Ki Jarot.
” Saya Sukma Ki” ujar Sukma.
Pintu gubuk di buka, dan terlihat wajah sanggar Sukma sangat berbeda, dan terkesan menjadi takut dan seperti ada beban di hatinya.
” Masuklah Sukma, tumben engkau datang ke sini” ucap Ki Jarot, sembari mengambil lampu teplok di dinding gubuknya untuk di letakan di lantai gubuk, agar sinar lampunya lebih terang.
” Iya Ki, saya ingin minta tolong pada aki jarot, sebab beberapa hari ini saya di kejar kejar orang perusahaan” ungkap Sukma dengan raut muka memelas.
” ada apa dengan dirimu Sukma, apa masalahmu lagi, bukankah dirimu di kenal pemberani dan sakti, sehingga tidak ada satu warga mu Berani kepadamu” kata Ki Jarot, sambil menghitung biji tasbih di tangannya.
Malam makin hening, Sukma sesekali menoleh ke arah pintu gubuk Ki Jarot, seperti takut jika dirinya tengah berada di gubuk Ki Jarot di ketahui oleh orang lain.
” begini Ki, beberapa hari terakhir ini saya baru membuat ke gaduhan di perusahaan perkebunan, ya namanya juga cara orang cari makan Ki,apalagi kebutuhan hidup makin banyak pekerjaan juga tidak ada lagi Ki” ucap Sukma.
” Kamu melakukan apa hingga orang perusahaan mencari dan menjaga di setiap desa kita, apakah kamu membacok orang atau melakukan perbuatan lain” ujar Ki Jarot.
” Bukan Ki, aku hanya membacok meja salah satu mandor, agar takut dan mereka kasih uang, tapi ternyata kejadian itu di laporkan kepada perusahaan, saya takut untuk menghadapi mereka Ki, bantulah saya Ki, minta jimat agar aku bisa kuat dan berani menghadapi mereka Ki, tolonglah” kata Sukma.
Ki Jarot mantan jawara, dan juga pendakwah di desa subur sari, berusaha berpikir keras, agar bisa membantu Sukma, yang di kenal sebagai jagoan desa t agar bisa bertobat.
Tiba tiba ide itu muncul di pikiran Ki Jarot, sambil senyum senyum kemudian di menjawab, agar Sukma tenang, dan akan di kasih jimat miliknya.
” Sukma, kamu tidak usah cemas, aku ada jimat sakti yang aku miliki dan selama ini aku pakai untuk menaklukkan semua musuhku dulu di Jawa sana” kata Ki Jarot.
Dengan hati senang Sukma, membayangkan jika dengan jimat milik Ki Jarot, yang di berikan maka siapapun orang hebat yang menghadapinya tidak akan mampu, makin percaya diri Sukma usai mendengar jawabkan Ki Jarot.
” Tunggulah sebentar, sebab jimat milik itu aku simpan bukan di sembarang tempat , tunggulah kamu di gubuk ini Sukma” minta Ki Jarot.
Lelaki tua ,yang juga guru ngaji ini lalu turun dari gubuknya, dan kebetulan di pekarangan gubuknya ada kandang kambing, dengan lampu minyak Ki Jarot, langsung mencari kotoran kambing miliknya yang sudah kering, dan keras, sambil tersenyum misteri Ki Jarot, mengambil satu kotoran kambing, kemudian di bawa ke dapur gubuknya,untuk mencari minyak sayur .
Kotoran kambing yang sudah keras, kemudian di olesi minyak sayur sehingga, kotoran kambing menjadi mengkilat , lalu Ki Jarot menyobek kain putih untuk membungkus kotoran kambing yang keras dengan satu benang.
Yakin akan usaha untuk menyadarkan Sukma, lelaki tua itu naik ke atas gubuknya, dan langsung duduk di depan Sukma.
” Ini jimat yang aku maksud tadi, jangan sesekali kami buka Sukma, tapi jika kamu yakin maka keberanianmu akan tinggi, dan siapapun yang di hadapimu pasti takut” jelas Ki Jarot.
” iya Ki, saya akan menuruti semua perintah mu, asal masalah yang saya hadapi bisa selesai ” kata Sukma makin percaya diri.
” Ingatlah Sukma, jika sudah selesai urusanmu segera kembalikan jimat itu, biar ku simpan lagi, tapi aku juga punya syarat selesai masalah ini kamu bertobatlah” pinta ki Jarot.
” Saya berjanji Ki, setelah masalah ini selesai aku akan tobat”
Malam makin larut, Kokok ayam terdengar menandakan pagi sudah tiba, Ki Jarot bergegas ke kali kecil di belakang gubuknya untuk mengambil wudhu, dan beribadah.
Dua hari berlalu usai Sukma mendatangi gubuk Ki Jarot guru ngaji, Rasa penasaran Ki Jarot dengan jimat kotoran kambing yang di bawa Sukma untuk menghadapi masalah di kantor perusahaan yang mencari carinya, dalam hati Ki Jarot, jika dengan cara mengelabui Sukma dengan jimat membawa pertobatan maka niat tulus hatinya di jawab Tuhan.
Tapi jika tidak membawa tobat Sukma, setidaknya Sukma tau bahwa di atas langit masih ada langit.
Baru saja selesai Ki Jarot solat isya, Tiba tiba pintu gubuk miliknya di ketuk dari luar, dan suara yang memanggil namanya tidaklah asing di telinganya.
” Ah.. ternyata kamu Sukma, aku kira siapa ” sapa Ki Jarot.
” Iya Ki, berkat jimat yang aku pinjamkan kepada saya, ternyata manjur, sebab orang orang yang selama beberapa hari mencari saya di setiap sudut desa, berbalik baik dan Langung mengajakku untuk bekerja jadi mandor di perusahaan Ki ” jelas Sukma dengan hati sumringah.
” Alhamdulillah jika sudah selesai masalahmu, jimat yang ku titipkan kembalikan biar aku simpan lagi ” sembari tangan Ki Jarot meminta kepada Sukma.
” Ini Ki, jika tidak ada jimat ini saya bisa bisa mati, tapi berkat jimat ini aku selamat dan malah bisa bekerja di perusahaan Ki , dan saya ingin belajar ngaji dan solat agar aku bisa jadi orang baik di desa ini Ki” kata Sukma.
Penuh rasa syukur Ki Jarot, mendengar Sukma jagoan desa bertobat, dengan senyum lebar Ki Jarot, kemudian membuka kain putih pembungkus kotoran kambing kemudian membuang di kandang kambing miliknya.
Lelaki dan guru ngaji melihat punggung Sukma makin jauh meninggalkan gubuknya, untuk bertobat.
Sanggar imaji, Pamenang 19 Nopember 2023