Guru BK Smansa Punya Cara Sendiri Untuk Antisipasi Kenakalan Remaja
2 min readJAMBIDAILY KOTA JAMBI – Dewasa ini kenakalan siswa di kalangan pelajar atau siswa di kota-kota besar di Indonesia cenderung meningkat baik sisi kuantitas maupun kualitasnya.
Bahkan masalah kenakalan siswa dewasa ini sudah merambah ke kota-kota kecil hingga pelosok pedesaan. Hal ini dapat diamati dari pemberitaan media cetak (surat kabar, majalah) dan media layar kaca (TV).
Jambidaily.com berkunjung kesalah satu sekolah favorit di Provinsi Jambi, yakni SMA Negeri 1 Kota Jambi yang bermarkas di Jln Urip Sumoharjo No. 15 Sungai Putri, Kec. Danau Sipin, Kota Jambi.
SMA Negeri 1 Kota Jambi memiliki trik, untuk mengatasi gejala awal kenakalan siswa, yakni melalui absen khusus yang dilakukan guru Bimbingan Konseling.
Menurut, Aprinto, S.Pd. Tenaga guru Honorer yang telah bertugas belasan tahun di SMA ini mengatakan, kenakalan siswa sekarang ini dimana saja hampir sama. Beda-beda tipislah sekolah satu dengan sekolah lain.
“Yang Paling penting, bagaimana trik sekolah mengantisipasi kenakalan siswa tersebut,” kata Aprianto.
Lanjutnya kalau di SMANSA tugas guru BK, pagi hari mulai belajar menggabsen setiap kelas. Kemudian jam pelajaran terakhir menggabsen lagi, dari sini akan kelihatan siswa yang pagi hari hadir dan pulang sekolah tidak ada lagi, pulang karena izin, sakit, atau melarikan diri.
“Absen ini, setiap hari dilaporkan kepada kepala sekolah. Kemudian kepala memberikan solusi apa yang harus diambil,” jelas Aprianto.
Shafiah, S.Pd. guru BK PNS paling senior di sekolah ini mengatakan, beberapa tahun terakhir ini, ia dan rekan-rekan guru BK bekerja ekstra keras dalam menghadapi kenakalan anak didik. Karena suasananya sudah berbeda dengan dulu.
“Siswa yang bermasalah langsung kita panggil, tidak bisa dibiarkan berlarut-larut akan berpengaruh sama siswa lain,” jelas bu Evi panggilan akrabnya.
Lanjutnya, jika tidak ada perubahan atas masalah kemaren kita akan memanggil orang tua murid atau walinya.
“Kita beritahukan sama orang tuanya, tingkah laku dan kehadiran anaknya,” kata Evi.
Tambahnya, guru BK tidak bekerja sendiri tetap berkoordinasi dengan Kepala sekolah, Wakil, wali kelas, dan guru mata pelajaran.
“Siswa yang sudah kelewat batas kita koordinasikan dengan wali kelas,” pungkas Evi.
Berliana, S.Pd. guru BK pindahan dari salah satu SMA swasta mengatakan, ia menyampaikan pengalamannya, hampir tiap hari berurusan dengan siswa yang bermasalah berbagai trik harus dilakukan agar anak tidak mengulangi lagi.
“HP harus aktif setelah pulang sekolah. Ada pengaduan dari orang tua murid, ada dari siswa, ada telepon dari kepolisian, karena siswa beurusan dengan kasus hukum,” ungkap Berliana.
Semoga apa yang dilakukan guru BK SMANSA akan berguna bagi kehidupannya di masa datang. SMANSA PASTI BISA. (SB)