13 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Bergulirnya Penolakan Warga Aur Kenali Terhadap Stockpile, PT SAS Memberikan Jawaban Berbagai Pertanyaan

4 min read

Ilustrasi kawasan industri perusahaan stockpile batubara di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung/Foto: Innalar.com

JAMBIDAILY PERISTIWA – PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) ditolak warga Aur Kenali, Telanaipura Kota Jambi atas rencana pembangunan stockpile Batubara.

Penolakan itu dibuktikan dengan berbagai aksi unjuk rasa, tak tanggung-tanggung warga menegaskan tidak bisa di tawar-tawar.

“Kami tetap menolak stockpile yang akan dibangun PT SAS itu. Ini murni keinginan warga, karena kami sudah tahu dampaknya nanti. Apapun alasannya kami tetap menolak,” tegas Badaruddin, mantan Ketua RT 03 Aurkenali itu, Sabtu (4/11/2023) siang.

“Hampir seluruh warga Perumahan Aurduri ini menolak stockpile itu. Kalaupun ada ketua RT yang setuju, itu pribadi yang bersangkutan saja. Warganya tetap menolak,” tambah Sarif, tokoh masyarakat lainnya.

Dilaporkan jambiprima.com mediagroup jambidaily.com (Selasa, 28/11/2023) Usai menghadiri rapat dengan Gubernur Jambi, Direktur PT Sinar Anugerah Sukses (SAS), Fuzan memberikan keterangan kepada awak media mengenai penolakan dari warga Aur Kenali, Telanaipura Kota Jambi dan Mendalo Darat, terkait dengan rencana pembangunan stockpile batubara dan pelabuhan.

“Bagian perizinan saat rapat tadi ada pak Doni menyebutkan, kami dari segi perizinan sudah lengkap, AMDAL dan segala macamnya sudah ada,” kata Fauzan, Senin (27/11/2023).

“Apanya yang ditolak? kan belum mulai, ada debu dan segala macam, kan belum mulai. Berarti ditolaknya seperti apa? Kita juga nggak ngerti, bingung jawabnya seperti apa. Karena mau ada polusi, mau ada dampak lain, masih tanah kosong, kan belum mulai,” Tambahnya.

Menurutnya, hal yang dikeluhkan warga terkait jarak sudah melewati kajian. Karena jarak perumahan dengan lokasi sejauh 1 Kilometer.

“Kemungkinan kedepan nanti akan ada polusi dan segala macam, jarak antara pemukiman dengan stockpile, mungkin ini yang menjadi kesalahpahaman antara warga dengan yang melakukan sosialisasi. Karena jarak perumahan dengan rencana lokasi (stockpile dan pelabuhan) itu jaraknya 1 Km. Bukan 1 atau 2 meter, tapi 1 Km,” tambahnya.

Sesuai dengan arahan gubernur kata Fauzan, nanti dari pemerintah provinsi, pemerintah kota Jambi dengan melibatkan kepolisian dan kejaksaan, akan dibentuk tim dan nanti akan masuk ke sana (Aur Kenali dan Mendalo Darat) untuk bersosialisasi.

“Prinsipnya PT SAS hanya menjalankan program percepatan Jalan khusus batubara untuk kepentingan pemerintah provinsi Jambi, dan masyarakat secara umum. Tapi ini kita baru mau jalan ada penolakan. Jadi kita yang bingung, kita mau sosialisasi tapi ditolak-tolak terus. Kita yang bingung gitu, kita mau bantu masyarakat umum supaya tidak ada kemacetan, tapi malah ditolak,” katanya.

Menurut dia, semua potensi dampak yang ditimbulkan dari aktivitas batubara itu nanti sudah ada kajiannya di dalam AMDAL.

Mau “Bujuk” Warga, Orang PT SAS Malah Diusir

Sementara itu, Lingga selaku Humas PT SAS, menerangkan bahwa PT SAS sudah memiliki dokumen AMDAL sejak tahun 2015. Hal ini merupakan langkah mitigasi untuk menjawab kekhawatiran warga.

“Jadi kita sudah punya mitigasinya, yang terdokumentasi didalam AMDAL,” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, Jalan khusus batubara yang dibangun oleh PT SAS tersebut dari Sarolangun ke Stockpile di Mendalo Darat dan Aur Kenali total 108 Km.

“Kita jalan khusus batubara ini tidak menggunakan jalan nasional sama sekali. Tentunya menjawab kebutuhan dari provinsi Jambi akan jalan khusus batubara. Itu ada yang berpapasan dengan jalan nasional, itu nanti akan kita bangun underpass atau terowongan. Total ada 4 underpass yang akan dibangun. Salah satu lokasinya itu di sekitar Citraraya City dan BWSS. Masuknya sebelum BWSS kalau kita lihat Permendagri 88, masih wilayah Muaro Jambi,” Urainya.

Sedangkan mengenai dugaan adanya penutupan anak sungai di belakang BWSS, Ligga mengatakan bahwa saat pengerjaan terjadi insiden alat berat terperosok, ketika akan dievakuasi datanglah tim terpadu dari pemerintah kota Jambi dan memasang police line.

“Diminta kita tidak melakukan aktivitas apapun, kecuali hanya proses evakuasi. Sebenarnya itu bukan ditutup dan kami sudah mengecek dengan pihak DLH, ada berita acaranya, dan memang kita tidak menutup sama sekali. Itu akibat dari alat berat kami yang terperosok,” katanya.

Ditanya mengenai Jalan khusus tersebut apakah nantinya akan melewati perumahan di kota Jambi, pihaknya mengatakan akan mengecek lagi. Mengingat kawasan tersebut saat ini sudah dipadati dengan perumahan.

“Apakah ada yang membelah kawasan perumahan nanti akan kami cek lagi. Tapi tadi dari pemaparan Pak Doni, di dalam AMDAL kami itu ada yang namanya jalur hijau. Tentunya nanti ada pembatas antara jalan dengan wilayah perumahan. Perusahaan berkomitmen untuk area jalan yang melewati kawasan perumahan atau dekat dengan kawasan perumahan akan dibuat dengan struktur aspal. Jadi langkah mitigasinya seperti itu,” pungkasnya. (*/Edit: HN)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

29 + = 30