Ada Pesan Dari Menteri Kesehatan Jika Anda Bepergian Libur Nataru, Penting dan Jangan Diabaikan
2 min readJAMBIDAILY KESEHATAN – Masyarakat yang akan melakukan perjalanan pada libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) diimbau tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Sebagaimana dilansir laman liputan6.com, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan imbauan tersebut terkait penularan COVID-19 yang kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
“Kalau mau mudik ke luar kota, terutama pakai angkutan umum yang padat, apalagi kalau kondisi lagi tidak enak badan, itu lebih baik kita pakai masker,” tutur Menkes Budi, Jumat (22/12).
Data Kementerian Kesehatan hingga Jumat (22/12/2023), terdapat penambahan kasus konfirmasi COVID-19 harian sebanyak 402 orang sehingga jumlah kasus aktif menjadi 2.154 orang, kasus sembuh sebanyak 1.003 orang, dan kasus kematian 6 orang.
Maka dari itu, selain menerapkan protokol kesehatan, Menkes Budi juga mengimbau agar masyarakat mendapatkan vaksinasi COVID-19, baik dosis primer maupun booster, sebelum melakukan perjalanan.
“Mumpung sekarang vaksinnya masih ada, cari saja di puskesmas-puskesmas, setidaknya itu bisa mengurangi keparahan dan mempercepat kesembuhan,” kata Menkes Budi.
Lebih lanjut, Menkes menekankan bahwa meski kasus konfirmasi COVID-19 harian cenderung meningkat, tetapi secara keseluruhan masih relatif aman. Kondisi ini, kata Menkes, diharapkan terus terkendali sehingga tidak terjadi lonjakan kasus yang terlalu tinggi.
“Saat ini, relatif aman, belum ada kenaikan yang cukup besar, yang kita lihat di negara tetangga kita terpantau relatif turun. Saya berharap mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama lagi, itu terjadi di kita,” ucap Menkes Budi.
Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk tidak panik berlebihan. Hal terpenting selalu disiplin prokes di mana pun berada dan segera melakukan tes antigen bila mengalami gejala yang mengarah pada COVID-19.
Kasus Varian JN.1 Meningkat tapi Terkendali
Sementara itu, kasus COVID-19 varian JN.1 pun terus meningkat di Indonesia. Hingga 19 Desember 2023, jumlahnya mencapai 41 kasus.
Temuan kasus tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) terhadap 77 sampel atau 43 persen dari 453 kasus konfirmasi COVID-19 sepanjang November sampai awal Desember 2023.
“Hasil sequence kita terhadap JN.1 ini naik, tadinya hanya 1 persen di awal November menjadi 19 persen di minggu ketiga November, kemudian di awal Desember ini sudah 43 persen,” kata Menkes.
Mayoritas Pasien Tidak Bergejala
Mayoritas pasien atau sekitar 39 persen yang terkonfirmasi tidak bergejala. Pada 14 persen pasien yang bergejala, mayoritas mengalami batuk, pilek, dan sakit tenggorokan.
Sementara, beberapa pasien menderita komorbid di antaranya penyakit jantung koroner (PJK), diabetes melitus (DM), hipertensi, gangguan pernapasan berat atau acute respiratory distress syndrome (ARDS), dan gangguan imunologi.(*/Edit:HN/Sumber:liputan6.com)