Perlu Perhatian Orang Tua dan Waspada, Inilah Tanda-Tanda Gangguan Pubertas pada Anak
3 min readJAMBIDAILY PENDIDIKAN – Sebagai orangtua, sudah seharusnya kita selalu mendampingi anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya, termasuk dalam fase pubertasnya. Dilansir dari Texas Childrens, pubertas merupakan sebuah proses yang dialami tubuh anak saat berkembang menjadi tubuh orang dewasa. Pubertas adalah tanda seorang anak telah memasuki masa remaja.
Pubertas dimulai ketika tubuh mulai menghasilkan jumlah hormon tambahan, menyebabkan perubahan fisik dan emosional. Dilansir dari National University Hospital, pubertas dimulai antara usia 8 dan 13 tahun pada perempuan dan 9 dan 15 tahun pada laki-laki. Pada akhir masa pubertasnya, anak remaja sudah matang secara seksual dan reproduksinya.
Pada fase pubertas, anak-anak bisa saja mengalami gangguan pubertas. Anak-anak dengan gangguan pubertas mungkin mengalami pubertas dini (pubertas prekoks) atau atau tertunda (pubertas tarda).
Anak-anak dengan pubertas dini akan matang dan berhenti tumbuh pada usia lebih dini dibandingkan dengan teman sebaya mereka dan dapat lebih pendek dari yang diharapkan ketika dewasa. Pubertas dini dapat menyebabkan masalah emosional dan sosial bagi anak-anak yang unggul dari teman-teman mereka. Pubertas dapat tertunda karena beberapa alasan. Paling sering, karena anak berkembang lebih lambat dan biasanya tidak memerlukan jenis pengobatan apa pun. Meskipun pubertas tertunda, anak-anak ini akan mengalami pubertas secara normal saat waktu tiba.
Penyebab Gangguan Pubertas
Dilansir dari National University Hospital, pubertas terjadi ketika bagian dari otak yang disebut hipotalamus melepaskan Hormon Pelepas Gonadotropin (GnRH). Hormon ini merangsang kelenjar pituitari (kelenjar kecil di dasar otak yang terletak di antara dua telinga) untuk melepaskan dua hormon lainnya: Hormon Luteinizing (LH) dan Hormon Stimulasi Folikel (FSH). LH dan FSH kemudian merangsang organ seks (gonad) untuk memproduksi steroid seks (estrogen pada perempuan dan testosteron pada laki-laki) yang menyebabkan perubahan fisik selama pubertas.
Pubertas Dini (Prekoks)
Pubertas dini lebih umum terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Pubertas dini dapat dikategorikan menjadi Pubertas Pusat Dini (CPP) dan Pubertas Perifer Dini (PPP). CPP terjadi ketika hipotalamus melepaskan GnRH yang mengaktifkan pubertas lebih awal. PPP disebabkan oleh produksi dini steroid seks (estrogen dan testosteron) dari organ lain seperti ovarium, testis, atau kelenjar adrenal.
Pubertas Tertunda
Pubertas tertunda lebih umum terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Biasanya disebabkan oleh pola pertumbuhan dan perkembangan dalam keluarga. Namun, masalah medis juga dapat menyebabkan penundaan onset pubertas. Beberapa orang dengan penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit ginjal mungkin mengalami pubertas pada usia yang lebih tua karena penyakit mereka dapat membuat lebih sulit bagi tubuh mereka untuk berkembang. Pengobatan yang tepat dan kontrol yang lebih baik dari banyak penyakit ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pubertas tertunda.
Tanda-Tanda Gangguan Pubertas
Dilansir dari Texas Children, berikut adalah tanda-tanda gangguan pubertas:
- Payudara tidak berkembang pada usia 13 tahun
- Rambut kemaluan tidak tumbuh pada usia 14 tahun
- Payudara tidak berkembang sejak 5 tahun dari menstruasi pertama
- Menstruasi belum dimulai pada usia 16 tahun
- Pertumbuhan payudara, menstruasi, rambut kemaluan, dan tanda-tanda pubertas lainnya terjadi sebelum usia 7 atau 8 tahun
- Perkembangan karakteristik laki-laki pada perempuan
- Payudara berkembang tanpa tanda-tanda pubertas lainnya
- Menstruasi dimulai tanpa tanda-tanda pubertas lainnya
- Munculnya rambut kemaluan tanpa tanda-tanda pubertas lainnya.
Itulah tanda-tanda gangguan pubertas yang dapat terjadi pada anak. Mengenali tanda-tanda gangguan pubertas pada anak adalah langkah penting dalam memberikan perawatan yang diperlukan dan memastikan bahwa perkembangan mereka berlangsung dengan sehat dan normal. Konsultasikan dengan profesional kesehatan jika memiliki kekhawatiran atau pertanyaan mengenai perkembangan pubertas anak pada anak. (*Edit:HN/Sumber: fimela.com)