Terus Pantau dan Kendalikan Inflasi di Kota Jambi, Pj Wali Kota Panggil Agen Cabai dan Bawang
4 min readJAMBIDAILY EKONOMI – Pj Walikota Jambi Sri Purwaningsih, S.H., M.A.P mengadakan pertemuan dengan agen cabe dan bawang se-Kota Jambi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Jambi.
Selain itu, stakeholder terkait lainnya juga turut diundang, untuk menstabilkan harga dalam penanganan inflasi di Kota Jambi. Bertempat di Ruang Rapat Bappeda Kota Jambi, Selasa Sore (16/1/2024).
Pertemuan ini melibatkan tujuh agen dari Pasar Talang Gulo dan satu agen dari Pasar Angso Duo, khususnya yang bergerak dalam bidang cabai.
“Seyogyanya pada hari ini kami memanggil 27 agen baik bawang maupun cabai akan tetapi yang hadir hanya 8 agen,” ujar Sri, sebagaimana dilaporkan jambiprima.com mediagroup jambidaily.com.
Sri Purwaningsih menyatakan bahwa pertemuan ini sangat penting, terutama mengingat beberapa bulan lagi akan memasuki bulan suci Ramadan. Menyadari bahwa cabai menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar baik di Kota Jambi maupun secara nasional, pertemuan ini diharapkan dapat membantu mengendalikan inflasi.
“Sehingga, untuk memastikan inflasi dapat terkendali,” ujar Pj Wali Kota.
Dia menjelaskan bahwa cabai, telur, bawang, dan daging ayam merupakan komoditas yang kerap jadi penyumbang inflasi, meskipun saat ini kondisinya terpantau stabil di Kota Jambi.
Meskipun pemerintah tidak memiliki kewenangan langsung dalam menentukan harga oleh agen atau penjual, Sri Purwaningsih mengingatkan para agen untuk memberikan informasi jika terjadi gejolak harga. Ini akan membantu pemerintah mengambil sikap, memastikan ketersediaan barang, mengendalikan harga, dan memastikan aksesibilitas ke Kota Jambi berjalan lancar.
Dalam pertemuan ini, Pj Wali Kota Jambi berharap para agen dapat memetakan pemasokan cabai di Kota Jambi. Langkah ini penting agar masyarakat tidak terlalu merasakan dampak gejolak harga. Pemerintah berharap agen dapat memetakan sub-agen di Kota Jambi untuk memastikan bantuan dan subsidi yang diberikan dapat tepat sasaran.
“Pastikan memetakan sub agennya hingga ke pengecer yang ada di Kota Jambi. Memang sulit, tapi tinggal kemauan kita untuk bergerak. Artinya ke depan jika terjadi gejolak harga, maka pemerintah bisa memberikan subsidi. Misalnya harga cabai itu seharusnya idealnya Rp25 ribu. Tapi di pasaran harganya Rp30 ribu. Maka selisih harga tadi itu yang akan disubsidi oleh pemerintah sehingga harganya sampai ke pembeli tetap Rp25 ribu,” kata Sri Purwaningsih.
Dia menegaskan bahwa APBD Kota Jambi tidak dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan di luar Kota Jambi.
“Ingat ini hanya berlaku untuk agen yang ada di kota Jambi saja tidak untuk yang di luar kota Jambi. Makanya kita minta pemetaannya dan riwayat (tracking) dari agen tersebut. Misalnya agen A selama ini dia jualnya ke mana saja, itu kan bisa dilacak, sehingga bisa tepat sasaran. Ini juga untuk menghindari adanya agen-agen dadakan, karena tahu ada subsidi dari pemerintah. Maka banyak orang menjadi agen cabai, nah ini yang kita hindari,” jelasnya.
Dengan pertemuan ini, Pemkot Jambi berharap mendapatkan informasi mengenai kuota cabai yang diterima para agen. Ini akan menjadi basis data bagi pemerintah dalam menyalurkan subsidi dan menyikapi gejolak harga yang mungkin terjadi.
Salah satu agen di Pasar Talang Gulo, Edward, menyampaikan bahwa 80 persen pelanggan di sana adalah sub-agen dari luar Kota Jambi. Dia berharap momen ini tidak dimanfaatkan oleh oknum-oknum untuk tujuan yang kurang baik.
“Jangan sampai, yang tadinya jualan sayur. Dengan ada subsidi, langsung lah dia jual cabai,” ungkap Edward.
Lidya, Analis dari Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi yang turut hadir pada pertemuan tersebut mengatakan bahwa, rencana subsidi yang diberikan tersebut pada komoditas cabai dan Bawang bisa sedikit membantu menekan angka inflasi, jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan harga.
“Menurut analisa kami memang di Jambi ini kebutuhan cabai itu cukup besar, karena masyarakatnya memang gemar mengkonsumsi makanan yang pedas. Istilahnya kalau makan tidak ada cabenya itu kurang mantap, sehingga menjaga pasokan tentu sangat penting,” jelasnya.
Selain pada upaya subsidi tersebut pihaknya juga menginginkan adanya terobosan dari pemerintah seperti upaya menanam sendiri dengan memanfaatkan lahan-lahan tidur.
Meskipun tidak juga mencukupi pasokan, akan tetapi bisa sedikit membantu dan mengedukasi masyarakat.
Sekda Kota Jambi A Ridwan mengatakan bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan harus segera mendapatkan data pemetaan dari agen sub agen hingga ke pengecer.
Kata Ridwan di kota Jambi ini ada 18 pasar. Sehingga itu harus dirunut dari pangkal hingga ujungnya, supaya rantai distribusinya jelas.
“Kebutuhan cabai di kota Jambi ini setiap harinya berkisar 12 ton, makanya kita ingin mendapatkan data yang pasti. Apakah sama nanti agen cabai dengan agen bawang, karena kalau kita lihat di pasar itu di mana ada cabai pasti juga jual bawang,” jelasnya. (*/Edit:HN)