Titian Pemajuan Kebudayaan Berkelanjutan
7 min read(Api Refleksi Workshop Seni di Taman Budaya Jambi)
Oleh: Ady Santoso (Dosen Program Studi Seni Drama Tari dan Musik Universitas Jambi)
“Memang Indonesia bukan suatu kanvas putih bersih. Tetapi ini tidak berarti bahwa mosaik yang sudah ada itu mosaik yang berhenti kita gosok-gosok. Mosaik itu adalah bahan dialog kita selanjutnya. Bahan perkembangan ke suatu bentuk-bentuk baru yang lebih sesuai dengan tantangan modernisasi.” -Umar Kayam-
Pandangan akan tantangan dari degub berkesenian yang terus didorong untuk menghadirkan suatu bentuk seni pertunjukan khususnya, yang berpijak dari kekayaan budaya. Menjadi landasan dasar pengembangan kedepannya dari pemajuan kebudayaan yang mana kemudian akan pentingnya hal tersebut selanjutnya tertuang di dalam Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. UU yang lahir dengan mempertimbangkan pentingnya akan memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjadikan Kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa depan dan peradaban bangsa demi terwujudnya tujuan nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertimbangkan akan keberagaman Kebudayaan daerah yang merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah dinamika perkembangan dunia, yang kemudian diperlukan langkah strategis berupa upaya Pemajuan Kebudayaan melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam Kebudayaan.
Kondisi saat ini, genderang serta gaung dari pelbagai kegiatan akan kesenian ramai-ramai diselenggaran dengan tujuan untuk turut serta dalam upaya pemajuan kebudayaan. Gaung yang gencar dilakukan, genderang yang ramai dan semarak baik di lingkup nasional, provinsi, hingga kota/kabupaten, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah hingga kelompok-kelompok masyarakat yang secara mandiri ikut berperan serta turut dalam memajukan kebudayaan, yang mana kemudian langkah demi langkah terus dilakukan oleh pelbagai komponen-komponen tersebut sebagai bagian dari upaya memajukan kebudayaan secara saksama. Langkah serentak yang menjadi daya dari nyala api semangat akan pemajuan kebudayaan. Daya api guna pemajuan kebudayaan sebagai bagian dari membangun bangsa yang mewujudkan jati diri bangsa. Dengan menyalanya api pemajuan kebudayaan tersebut, kemudian menjadi penuntun dan penerang bagi generasi yang akan datang agar tidak kehilangan arah dalam berkepribadian jati diri bangsa yang tercermin melalui kebudayaan.
Geliat hal tersebut pun tak luput diangkat dan ditarik untuk dijadikan sebagai dasar dari kegiatan aktifitas berkesenian yang dilaksanakan oleh pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya Jambi (TBJ) pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi dalam upaya pemajuan kebudayaan. Sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Jambi Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Taman Budaya Jambi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, tugas dari TBJ melaksanakan tugas teknis operasional pada dinas dalam bidang pengembangan seni budaya lokal dan regional di Provinsi Jambi, yang kemudian dalam melaksanakan tugas tersebut TBJ menyelenggarakan fungsi diantaranya: (a) pelaksanaan kegiatan labor berupa pengkajian, revitalisasi pengolahan dan eksperimentasi seni budaya; (b) pelatihan dan bimbingan seni budaya; (c) pelaksanaan pameran dan pergelaran seni budaya; (d) pelaksanaan festival, lomba dan sayembara seni budaya; (e) pelaksanaan ceramah, sarasehan, loka karya, workshop, diskusi, seminar dan temu karya. Fungsi tersebut adalah beberapa fungsi saja yang tertuang di dalam Pergub Jambi Nomor 25 Tahun 2018.
Adalah apa yang kemudian coba penulis tuangkan dalam catatan pandangan dari telah berlangsungnya kegiatan Workshop Seni Pertunjukan dan Sastra yang diselenggarakan oleh TBJ pada 13-14 Mei 2024 lalu, menjadi keberlanjutan panjang yang terus digaungkan dalam upaya turut serta TBJ dalam pemajuan kebudayaan. Bila kita menengok 2 tahun ke belakang, yakni tahun 2022 dan 2023 yang mana penulis baru mulai ikuti pelbagai kegiatan seni budaya yang berlangsung di TBJ. TBJ selalu mengkaitkan tema-tema kegiatannya dengan nilai-nilai budaya Jambi, seperti pada tahun 2022, TBJ mengangkat tema kegiatan seni yang berangkat dari “Upacara Tradisi Jambi”, dan pada tahun 2023 lalu TBJ mengangat tema dari setiap kegiatan seni yang diselenggarakannya yakni “Ritual Tradisi Jambi”. Pada tahun 2024 ini, TBJ mengetengahkan tema dari setiap kegiatan seni yang diselenggarakannya yakni “Objek Pemajuan Kebudayaan Jambi”. Rangkaian tema-tema yang diketengahkan pihak TBJ dalam kegiatan penyelenggaraan seni, adalah seperti yang penulis tuangkan, yakni keberlanjutan panjang yang terus digaungkan TBJ dalam pemajuan kebudayaan.
Keberlanjutan akan pemajuan kebudayaan di provinsi Jambi yang dijalankan oleh TBJ adalah bentuk aksi nyata dari upaya mempertahankan nyala api pemajuan kebudayaan yang berkelanjutan. Berkelanjutan yang penulis maksud disini adalah bentuk kesinambungan dari kegiatan workshop seni pertunjukan dan sastra yang telah berlalu, dimana dari kegiatan workshop sastra misalnya, materi yang diketengahkan adalah paparan mengenai 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) sebagai sumber penulisan naskah monolog, yang kemudian dilanjutkan dengan materi mengenai teknik penulisan ide gagasan, yang selanjutnya materi puncak dari workshop sastra adalah penerapan ide gagasan pada penulisan naskah monolog. Workshop sastra yang telah diselenggarakan menjadi rangkaian pembuka dari keberlanjutan setelahnya adalah lomba penulisan naskah monolog yang mengangkat tema Objek Pemajuan Kebudayaan Jambi sebagai sumber penulisan naskah monolog.
Namun tak hanya sampai pada tataran perlombaan penulisan naskah monolog yang bersumberkan dari Objek Pemajuan Kebudayaan Jambi. Keberlanjutan kemudian dari naskah-naskah yang nantinya terpilih memenangkan perlombaan penulisan naskah monolog, adalah menjadi naskah-naskah monolog pilihan pada festival teater remaja yang berbentuk pertunjukan monolog. Hal tersebut sebagaimana yang penulis kutip dari pernyataan yang disampaikan Kepala TBJ, Ery Argawan pada penutupan kegiatan workshop seni pertunjukan dan sastra, bahwa apa yang dilakukan TBJ saat ini adalah upaya dari untuk melahirkan generasi-generasi yang peduli akan kekayaan budaya Jambi yang selanjutnya di fasilitasi dalam bentuk worskshop seni pertunjukan dan sastra yang dilanjutkan dengan perlombaan naskah monolog dan pertunjukan monolog berdasarkan naskah pemenang lomba penulisan naskah monolog.
Tak lebih bila penulis kemudian menamakan bentuk-bentuk kegiatan yang telah diselenggarakan oleh TBJ sebagai Titian Pemajuan Kebudayaan Berkelanjutan. Titian yang merupakan jembatan penghubung, penyatu, perantara yang memiliki sifat mempertemukan. Temu hubung dari pelbagai mosaik-mosaik yang sebagaimana kutipan dari Umar Kayam tentang kekayaan mosaik budaya harus terus kita gosok-gosok, dan menjadi bahan perkembangan ke suatu bentuk-bentuk baru yang lebih sesuai dengan tantangan modernisasi. Mosaik budaya yang kaya di Jambi yang harus terus kita gosok-gosok guna menciptakan dan melahirkan karya-karya yang menjawab tantangan perkembangan jaman, yang mana dengan peran dari TBJ sebagai jembatan perantara dari bertemunya pelbagai komponen-komponen yang terus turut serta dalam upaya pemajuan budaya di Jambi. Berangkat dari refleksi tentang apa yang telah terjadi di TBJ pada penyelenggaraan workshop seni pertunjukan dan sastra, yang kemudian tersisa dari upaya menjawab segala bentuk tantangan ke depan dan mewujudkan kesatuan upaya bersama dari pelbagai komponen-komponen yang turut serta dalam upaya pemajuan kebudayaan, dengan tetap menempatkan TBJ sebagai jembatan penghubung, penyatu, perantara, dan tempat bertemu dari pelbagai komponen, adalah bagaimana selanjutnya merumuskan peta jalan (roadmap) strategi upaya pemajuan kebudayaan di provinsi Jambi dengan TBJ sebagai titian tumpu dari api pemajuan kebudayaan Jambi.
Titian tumpu yang kemudian merumuskan roadmap strategi upaya pemajuan kebudayaan di provinsi Jambi dalam 5-10 tahun ke depan, sebagai upaya dalam turut serta menciptakan generasi-generasi yang peduli akan kekayaan kebudayaan di Jambi, menciptakan generasi-generasi yang turut serta dalam upaya pemajuan kebudayaan di Jambi, menciptakan generasi-generasi yang berdikari akan jati diri berkebudayaan Jambi. Roadmap yang kemudian berisikan tentang bagaimana kekayaan kebudayaan di Jambi dirumuskan agar dapat mewarnai peradaban kebudayaan dunia dan menjadikannya sebagai investasi untuk membangun generasi masa depan Jambi. Roadmap yang kehadirannya nanti menjadi api pembanguan kebudayaan Jambi, yang dengan terangnya menjadi penuntun dan penerang generasi mendatang. Generasi yang mewujudkan cita-cita Jambi dalam pelestarian Budaya Melayu Jambi dengan lebur dan luhur akan gagasan, kreatifitas dan inovasi, perilaku berbudi serta kaya akan karya. Generasi yang menjadi bagian dari mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia guna menciptakan masyarakat berkepribadian dalam kebudayaan, berdikari secara ekonomi, dan berdaulat secara politik.