26 Desember 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Makna yang Terkandung Dalam Logo ‘Festival Keris Siginjai’ Karya Ari Wibowo

3 min read

JAMBIDAILY SENI – Rangkaian kenduri swarnabhumi 2024 untuk di kota Jambi Bernama Festival Keris Siginjai, yang akan berlangsung 1-3 Agustus 2024 di Halaman Graha Siginjai, Kotabaru, kota Jambi.

Rencananya Festival Keris Siginjai menghadirkan beberapa materi kegiatan yaitu: Festival Keris Siginjai dengan agenda utama yaitu Wisata Sejarah ke Candi Solok Sipin Jambi, Lomba Desain Motif Batik Solok Sipin Jambi, Pameran Hasil Lomba Desain Motif Batik Solok Sipin Jambi, Fashion Show Batik Jambi Rancangan Desainer Muda Kota Jambi, “Happening Art Keris Siginjai”, Festival tugu keris, Tradisi Makan Baidang, Pameran dan Bazar UMKM, Prosesi Penutupan: “Telusur Jejak Leluhur”.

Festival Keris Siginjai melibatkan baik seniman secara personal maupun komunitas, bahkan juga pelajar berbagai tingkatan.

“Kami untuk pelaksana melibatkan beberapa komunitas, juga seniman secara personal. Dalam dua pergelaran juga melibatkan pelajar dari Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi. Maka ada 3 generasi yaitu Generasi Milenial, Generasi Z dan Generasi Post Gen Z atau Alpha,” Terang Hendry Nursal, Direktur Festival Keris Siginjai (Minggu, 09/06/2024).

Disamping itu, telah diperkenalkan logo festival keris siginjai saat Hendry Nursal memaparkan materi kegiatan dalam Workshop Kenduri Swarnabhumi, pada 4-5 Juni 2024 yang lalu.

“Logo itu karya Ari Wibowo, kami menitipkan pesan terhadap makna yang terkandung didalamnya untuk kita semua,” Tutur Hendry Nursal.

Dari penjelasannya, terdapat beberapa penggabungan elemen yaitu Tugu Keris Siginjai, Angso Duo, Makan Besamo, Motif Batik Durian Pecah, Sungai Batanghari, Keris, Taman Kongkow dan Ikan Bujuk.

“Tugu keris Siginjai, sebuah tugu atau monumen yang merupakan ikon dari Kota Jambi. Bentuknya menyerupai keris siginjai yakni keris kerajaan Jambi, terletak tepat di depan kantor Wali kota Jambi. Lalu Angso Duo, dari berbagai sumber dikisahkan Orang Kayo Hitam, putra dari Puteri Selaro Pinang Masak dengan Ahmad Barus II/Paduko Berhalo) menyusuri sungai mengikuti sepasang itik besak (Angso Duo) atas saran mertuanya Tumenggung Merah Mato Raja Air Hitam Pauh. Orang Kayo Hitam menyusuri aliran Sungai Batanghari bersama istrinya Putri Mayang Mengurai menggunakan perahu Kanjang Lako. Mereka diminta untuk mencari tempat untuk mendirikan kerajaan baru. Maka dimana Angso Duo itu berhenti, disitulah tanah pilih yang akan didirikan kerajaan,” Paparnya.

Lebih lanjut, ia menuturkan untuk Makan Besamo sebagai pesan dalam menjaga silaturahmi, kekeluargaan dan keeratan serta keharmonisan. Tidak ada perbedaan disana, semua sama walaupun berbeda strata ekonomi, sosial dan budaya.

Motif Batik Durian Pecah yaitu Motif batik yang satu ini menggambarkan dua bagian buah durian yang saling bertautan pada pangkal batangnya. Bagian buah durian pertama mengartikan fondasi iman dan kesalehan. Sementara durian kedua menandakan penguasaan sains dan teknologi.

Sungai Batanghari ialah sungai terpanjang di pulau Sumatera,Sungai ini panjangnya sekitar 800 km. Mata airnya berasal dari Gunung Rasan (2585 m), dan yang menjadi hulu dari Batang Hari ini adalah sampai kepada Danau Di atas, yang sekarang masuk kepada wilayah Kabupaten Solok, provinsi Sumatera Barat, dan mengalir ke selatan sampai ke daerah Sungai Pagu, sebelum berbelok ke arah timur. Aliran dari sungai ini melalui beberapa daerah yang ada di provinsi Sumatera Barat dan provinsi Jambi.

Kemudian Keris, Keris tersebut bernama “KERIS SIGINJAI” dan merupakan lambang kebesaran serta kepahlawanan Raja dan Sultan Jambi dahulu, karena barang siapa yang memiliki keris tersebut dialah yang diakui sebagai penguasa atau berkuasa untuk memerintah Kerajaan Jambi.

“Taman Kongkow menandakan dan pesan untuk menjaga lingkungan kita supaya terus Asri, sedangkan Ikan Bujuk itu pesan kami Ketika bicara sungai. Sungai yang bersih tentulah akan banyak ikannya, banyak ditemui di Sungai-sungai kawasan pantai timur Sumatra tengah dan selatan. Hidup terutama di sungai-sungai di hutan dan rawa gambut, menyukai aliran air yang cukup deras. Namun juga ditemukan di danau, waduk dan kolam. Cenderung krepuskular atau nokturnal, ikan ini kerap dijumpai di bagian perairan yang banyak bervegetasi,” Pungkas Hendry Nursal. (*/)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

44 + = 47