Ungkapan Haru Warakawuri: “Rumah Ini Adalah Anugerah dari Allah Melalui TNI”
2 min readJambi – Di sudut kecil Desa Bukit Mas, Bahar Tengah, Kabupaten Muarojambi, hati seorang wanita tua bernama Ibu Latifah (61) penuh dengan rasa syukur dan haru. Sebagai seorang Warakawuri yang telah kehilangan suaminya hampir dua tahun lalu, Ibu Latifah hidup seorang diri dalam rumah sederhana yang tak lagi layak huni.
Namun, hari ini, ia merasakan harapan baru setelah menerima bantuan rehabilitasi rumah dari Program TMMD ke-121 yang digagas oleh TNI Angkatan Darat.
“Dari dulu saya hanya bisa berharap, semoga ada yang membantu memperbaiki rumah ini. Tapi, saya tak pernah menyangka kalau bantuan ini benar-benar datang. Rumah ini adalah anugerah dari Allah melalui TNI,” ungkapnya dengan suara bergetar.
Ibu Latifah bercerita bagaimana rumahnya dulu selalu bocor saat hujan, membuatnya sering kali harus berjaga sepanjang malam, mengamankan barang-barangnya agar tidak basah.
Ia tak pernah berhenti mengucap syukur, terlebih kepada Pangdam II/Sriwijaya, Danrem 042/Gapu, dan Dandim 0415/Jambi yang telah memberikan perhatian dan bantuan yang tak ternilai.
“Saya sangat bersyukur. Bantuan ini lebih dari yang saya bayangkan. Terima kasih banyak kepada TNI, saya merasa sangat diperhatikan dan dihargai,” tambahnya dengan mata berkaca-kaca.
Saat ini Selasa (13/8), pengerjaan rehabilitasi rumah Ibu Latifah telah mencapai 30 persen, dan setiap hari, ia menyaksikan dengan penuh rasa syukur para prajurit yang bekerja keras memperbaiki tempat tinggalnya.
“Setiap hari saya melihat mereka bekerja, saya merasa tidak sendirian lagi. Mereka sangat peduli, dan saya akan selalu mengenang kebaikan ini,” tuturnya.
Bagi Ibu Latifah, rumah ini bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol harapan dan keberlanjutan hidupnya.
“Rumah ini akan menjadi tempat saya menghabiskan sisa hidup saya dengan tenang. Ini adalah berkah terbesar yang saya terima setelah suami saya meninggal,” katanya penuh haru.
Ibu dari tiga anak ini juga berharap bahwa perhatian seperti ini bisa dirasakan oleh Warakawuri lain yang mungkin sedang mengalami kesulitan.
“Saya berharap, di luar sana, Warakawuri lain juga mendapatkan perhatian dan bantuan seperti saya. Ini sangat berarti bagi kami yang ditinggalkan,” tutupnya.
Kisah Ibu Latifah adalah cerminan dari bagaimana bantuan yang tepat waktu dan tulus bisa mengubah hidup seseorang. Di usia yang tak lagi muda, ia akhirnya dapat merasakan ketenangan dan kebahagiaan berkat uluran tangan dari mereka yang peduli. **