Transformasi Hidroponik Kebun Melanik Farm: Pertamina Upayakan Langkah Strategis Menghadapi Krisis Panen
3 min readJAMBIDAILY EKONOMI – Sektor pertanian merupakan salah satu usaha yang dalam pelaksanaannya sering dihadapkan kemungkinan risiko tinggi gagal panen. Hal tersebut turut dirasakan oleh pelaku usaha hidroponik kelompok masyarakat Kelurahan Talang Jambe dalam Program Melanik Farm, yang dibentuk sebagai salah satu penyokong kebutuhan sayuran hidroponik khususnya selada hijau di lingkungan masyarakat RW 01 Kelurahan Talang Jambe.
Melihat banyaknya jumlah penduduk Kelurahan Talang Jambe yang terdampak PHK akibat pandemi Covid-19, membuat Nundong, salah satu warga Kelurahan Talang Jambe, berinisiatif mengajak masyarakat untuk membentuk kelompok Kebun Melanik Farm guna membantu menambah jumlah pemenuhan pasokan sayuran di wilayah Kelurahan Talang Jambe.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan keterampilan kelompok Kebun Melanik Farm, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, berinisiatif memberikan bantuan berupa pembangunan greenhouse berukuran 15x 20m, dengan jumlah total 14.700 hole yang terbagi ke dalam 25 instalasi hidroponik, sarana dan fasilitas pendukung lainnya, serta pembekalan terkait pengelolaan hidroponik.
Kelompok Melanik Farm mempunyai jadwal panen sayuran hidroponik setiap 1 minggu sekali, untuk kemudian dijual ke masyarakat sekitar, Hotel Novotel, dan industri kuliner seperi Rumah makan Yuwie Grill Palembang, Yuki Farm, Resto Caines, Js. Farm, Nasir Farm, dan pasar-pasar tradisional.
Seperti permasalahan perkebunan yang terjadi pada umumnya, sudah hampir 3 bulan Kebun Melanik Farm mengalami gagal panen dan belum diketahui penyebab pastinya. Pertamina merespon dengan memberikan pelatihan lanjutan sekaligus menggali akar permasalahan dari gagal panen yang dialami oleh masyarakat. Pelatihan ini menggandeng pakar hidroponik dari Sumatera Barat, Lembaga Hidroponik Andalas.
Nundong, sebagai Ketua Kelompok Kebun Melanik Farm mengungkapkan apresiasi kepada Pertamina atas bantuan yang diberikan dari awal hingga pemecahan permasalahan yang terjadi untuk perkebunan hidroponik Melanik Farm.
“Kami berterima kasih kepada Pertamina, karena masih mau membantu kami khususnya pada masa gagal panen seperti ini. Kami tidak ditinggalkan ataupun disalahkan sama sekali, melainkan justru semakin dibantu untuk memecahkan permasaalahan gagal panen ini agar kami dapat berproduksi kembali dan bisa menghasilkan pendapatan untuk kelompok,” ungkap Nundong.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan menegaskan inisiatif yang dilakukan Pertamina pada program hidroponik Kebun Melanik Farm merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), bersifat Community Empowerment yang berdampak bagi kesejahteraan berkelanjutan.
“Pertamina terus berupaya mengentaskan kemiskinan dengan memberdayakan kelompok masyarakat Kebun Melanik Farm yang terdampak PHK, menjadi strategi yang menjanjikan dalam peningkatan ekonomi masyarakat khususnya di Kelurahan Talang Jambe. Program ini sejalan dengan capaian Sustainable Development Goals (SDGs) Tujuan Nomor 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi dan Tujuan Nomor 15 Ekosistem Daratan,” tegas Nikho. (*/)