Langkah Strategis Pertamina dalam Mitigasi Perubahan Iklim melalui Program Agro Sejahtera
3 min readJAMBIDAILY EKONOMI – Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Sultan Thaha, terus menunjukkan komitmen dalam Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) melalui Program Agro Sejahtera. Program ini merupakan bagian dari inisiatif Basamo Elok Jambi yang telah berjalan sejak 2022 dan mencakup empat sub-program: Budidaya Ikan Air Tawar dan Aneka Olahan Ikan, Pengolahan Sampah Organik, Lansia Sebaya, dan Agro Sejahtera.
Program Agro Sejahtera fokus pada pengelolaan sampah organik dengan budidaya maggot dan pemanfaatan lahan kosong melalui Urban Farming. Maggot dipilih sebagai solusi pengolahan sampah rumah tangga karena siklus hidupnya singkat, yaitu 3 hingga 4 minggu. Setelah siklus hidup maggot berakhir, bekas maggot (kasgot) diolah menjadi pupuk organik berkualitas tinggi.
Berdasarkan hasil uji laboratorium Sucofindo melalui ID Survey pada 12 September 2024, pupuk kasgot terbukti mengandung nutrisi penting bagi tanah, antara lain: nitrogen total 2,02%, fosfor (P₂O₅) 0,11%, kalium (K₂O) 1,95%, kadar air 16,57%, C-organik 36,59%, dan magnesium (MgO) 0,46%. Kandungan C-organik yang tinggi berperan signifikan dalam memperbaiki kesuburan tanah secara fisik, kimia, dan biologis, serta mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Lurah Bakung Jaya, Purwanoto, menyampaikan apresiasinya atas dukungan dan pendampingan yang diberikan Pertamina melalui Program Agro Sejahtera. Program ini melibatkan 10 anggota aktif dari Kelurahan Bakung Jaya yang menjalankan kegiatan Urban Farming dengan memanfaatkan polibag sebagai media tanam. Beragam tanaman seperti cabai rawit, cabai merah, seledri, terong, anggur, stroberi, serta sayuran dan tanaman obat keluarga (toga) berhasil dibudidayakan.
“Kami sangat mengapresiasi peran Pertamina dalam menginisiasi Program Agro Sejahtera. Program ini telah memberikan manfaat konkret bagi masyarakat, mulai dari optimalisasi lahan kosong melalui Urban Farming hingga inovasi dalam pengolahan kasgot menjadi pupuk organik berkualitas. Dampak positifnya tidak hanya meningkatkan kesejahteraan warga tetapi juga berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan,” ujar Purwanoto.
Pertamina mengalokasikan dana sekitar Rp17,8 juta pada 2024 untuk mendukung Urban Farming dan pengembangan pupuk kasgot. Program ini meningkatkan keterampilan masyarakat, menciptakan peluang ekonomi, mengurangi sampah rumah tangga, memperkuat ketahanan pangan lokal, dan mendorong kesadaran lingkungan melalui pertanian kota berkelanjutan.
Tjahyo Nikho Indrawan, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, menyatakan program ini juga sejalan dengan Program Kampung Iklim (ProKlim) yang berfokus pada adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui pemanfaatan lahan pekarangan, serta mencerminkan komitmen perusahaan dalam mendukung pemberdayaan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
“Program Agro Sejahtera secara langsung mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Tujuan 11 Kota dan Komunitas Berkelanjutan, serta Tujuan 13 Penanganan Perubahan Iklim. Program ini mempromosikan praktik Urban Farming yang ramah lingkungan dan berperan dalam pengurangan sampah organik, sekaligus mendukung adaptasi terhadap perubahan iklim. Inovasi pemanfaatan sisa maggot sebagai pupuk organik diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pangan lokal dan mendorong terciptanya pertanian perkotaan yang berkelanjutan,” tutup Nikho.