JAMBIDAILY.COM – Kasus korupsi tambang batu bara di Bengkulu yang baru-baru ini menyeret dua tersangka baru, termasuk Kepala Cabang PT Sucofindo Bengkulu dan Direktur PT Ratu Samban Mining (RSM).
Dari kasus tersebut, ekonomi Jambi Dr Noviardi Ferzi menganalisis dan menduga modus operandi dan praktik serupa dapat terjadi di Jambi.
Hal ini diungkapkan oleh Dr. Noviardi Ferzi, seorang pengamat ekonomi dari Jambi, yang mendesak Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk memberikan atensi khusus terhadap potensi kemiripan kasus ini di wilayah Jambi.
Dr. Noviardi Ferzi menyoroti modus manipulasi hasil uji laboratorium kualitas batu bara yang dilakukan oleh PT Sucofindo dalam kasus Bengkulu.
Menurutnya, praktik serupa bisa saja terjadi di Jambi, mengingat kesamaan karakteristik industri pertambangan dan potensi celah pengawasan.
“Modus pemalsuan data kualitas batu bara untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan dan mengakali penerimaan negara adalah kejahatan serius yang bisa terjadi di mana saja, termasuk di Jambi,” ujar Dr. Noviardi Ferzi, kepada jambidaily.com, Kamis 31 Juli 2025.
“Jika memang ada indikasi serupa di Jambi, ini bisa menjadi preseden buruk bagi penerimaan negara dari sektor pertambangan dan juga dampak lingkungan.”
Dalam kasus Bengkulu, penyidik menduga bahwa data hasil pengujian sengaja “dipoles” agar kualitas batu bara tampak lebih tinggi dari kenyataan, yang kemudian berujung pada kerugian negara hingga Rp500 miliar. Kasus ini juga mencakup kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan ilegal.
Melihat kemiripan modus dan potensi kerugian negara yang besar, Dr. Noviardi Ferzi menekankan pentingnya peran Kejagung untuk mengusut tuntas.
“Kejagung harus memberikan atensi khusus terhadap kasus ini dan tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan penyelidikan ke daerah lain, termasuk Jambi. Transparansi dan akuntabilitas dalam sektor pertambangan harus ditegakkan untuk mencegah praktik korupsi merajalela,” tegasnya.
Dia berharap, aparat penegak hukum dapat memberi perhatian terhadap potensi kejahatan serupa di Jambi, demi menyelamatkan keuangan negara dan menjaga kelestarian lingkungan. ***
editor : Hery Rawas













