JAMBIDAILY.COM – Rencana Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi untuk mengusulkan duplikasi Jembatan Batanghari 1 atau Jembatan Aur Duri mendapat tanggapan kritis dari praktisi infrastruktur dan tata kota, Ir. Martayadi Tajuddin, MM.
Dia menilai usulan tersebut terlalu pragmatis dan tidak menjawab tantangan jangka panjang Provinsi Jambi.Sebagai pakar konstruksi Jambi, menurutnya, Jembatan Batanghari 1 yang sudah berusia lebih dari 36 tahun memang membutuhkan penanganan segera karena sudah berada dalam kategori Nilai Kondisi (NK) 3, yang artinya mengalami kerusakan signifikan.
Namun, solusi berupa duplikasi atau pembangunan jembatan kembar di sisi jembatan lama dianggap hanya menyentuh aspek fungsional jangka pendek.
“Duplikasi itu pendekatannya efisiensi jangka pendek. Tapi kita melewatkan peluang besar untuk membangun jembatan baru yang visioner, yang tidak hanya menjawab kebutuhan lalu lintas, tapi juga memberi ruang bagi pertumbuhan transportasi sungai, estetika kota, dan identitas daerah,” ujarnya, kepada jambidaily.com, Rabu 20 Agustus 2025.
Martayadi menekankan bahwa aspek lalu lintas sungai harus menjadi pertimbangan utama dalam pembangunan jembatan baru.
Saat ini, Sungai Batanghari menjadi jalur penting bagi kapal tongkang, perahu kargo, dan moda transportasi air lainnya yang terus meningkat intensitasnya seiring tumbuhnya aktivitas industri dan logistik dari hulu ke hilir.
“Jembatan baru harus dibangun dengan bentang dan ketinggian yang lebih baik agar tidak mengganggu lalu lintas kapal yang melintas. Ini bukan hanya soal kendaraan di atas jembatan, tapi juga konektivitas air di bawahnya,”ungkap Dosen Prodi Arsitektur di Universitas Adiwangsa Jambi ini.
Ia menambahkan, jika desain jembatan baru mempertimbangkan aspek teknis dan visual secara matang, maka infrastruktur ini bisa menjadi landmark baru Kota Jambi sebagaimana Jembatan Ampera di Palembang atau Jembatan Youtefa di Papua.
“Gubernur Jambi harus mengambil inisiatif. Ini bukan proyek biasa, ini peluang membangun legacy kepemimpinan yang monumental. Jembatan baru ini bisa jadi warisan sejarah yang akan dikenang oleh masyarakat Jambi sepanjang masa,” pungkasnya.
Sebelumnya, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi akan mengusulkan pembangunan penggandaan atau duplikasi 3 jembatan di Provinsi Jambi ke Kementerian PU.
Hal ini dilakukan karena tiga jembatan tersebut dalam Nilai Kondisi (NK) 3 yang artinya sudah dalam kondisi rusak dan harus segera mendapatkan penanganan.
Kepala BPJN Jambi Dedy Hariadi mengatakan mengenai tiga jembatan tersebut pihaknya akan mengajukan anggran ke Kementerian PU.
“Kita ajukan untuk dilakukan duplikasi tahun depan ya,” ujarnya, dilansir lihatjambi.com, 19 Agustus 2025. ***













